Langsung ke konten utama

STOP JUAL TANAH DI PAPUA

Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua Holandia, Melangkah Tanpa Alas Kaki- Tanah Papua adalah jantung kehidupan masyarakat adat, simbol identitas, dan warisan leluhur yang tak tergantikan. Lebih dari sekadar hamparan lahan, tanah ini adalah penghubung antara manusia, budaya, dan alam. Namun, hari ini, tanah Papua berada dalam ancaman besar akibat maraknya penjualan kepada pihak luar yang tidak memahami nilai tanah ini bagi masyarakat adat.

*1. Makna Tanah Papua*
Bagi masyarakat Papua, tanah adalah simbol kehidupan. Ia adalah tempat tinggal, sumber pangan, dan ruang untuk menjalankan tradisi adat yang telah diwariskan oleh leluhur. Di setiap sudut tanah ini, ada nilai spiritual, sosial, dan budaya yang menjadikannya tak ternilai.

Selain itu, tanah Papua adalah pusat kekayaan alam yang menopang kehidupan lokal. Hutan yang lebat, sumber air yang melimpah, serta keanekaragaman hayati yang kaya merupakan bagian dari tanah ini. Hilangnya tanah berarti hilangnya jati diri dan sumber kehidupan.

*2. Bahaya Penjualan Tanah*
Penjualan tanah Papua kepada pihak luar membawa banyak dampak negatif, baik bagi masyarakat maupun lingkungan:

*_Hilangnya Hak Generasi Mendatang_*: Tanah yang dijual tak dapat digantikan, meninggalkan generasi muda tanpa akses terhadap warisan leluhur.

*_Eksploitasi yang Merusak_*: Setelah dijual, tanah sering dieksploitasi tanpa mempertimbangkan keseimbangan ekosistem, menyebabkan kerusakan lingkungan yang permanen.

*_Lunturnya Identitas Budaya_*: Tanah adalah ruang bagi budaya dan tradisi. Jika tanah berpindah tangan, budaya lokal kehilangan tempat untuk berkembang.

*_Ketimpangan Ekonomi_*: Penjualan tanah tidak membawa kesejahteraan. Sebaliknya, masyarakat Papua sering kali tetap hidup dalam kemiskinan sementara keuntungan dinikmati oleh pihak luar.

*3. Pentingnya Menjaga Tanah Papua*
Menjaga tanah Papua adalah langkah untuk melindungi warisan leluhur dan menciptakan masa depan yang mandiri.

*_Ekonomi Berkelanjutan_*: Tanah dapat dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, atau pariwisata be.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

"Satu Pucuk Melawan Seribu" Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tidak ada harapan, tidak ada kekuatan Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan satu pucuk senjataku Seribu pucuk senjata, menghadapku dengan garang Tapi aku tidak takut, aku tidak gentar Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan membuktikan, bahwa satu pucuk senjata bisa menang Musuhku banyak, tapi aku tidak sendirian Aku memiliki keadilan, aku memiliki kebenaran Aku akan melawan, dengan semangat dan kepercayaan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku. TanahAirTercinta WestPapua 🍁🍁🍁 Anak yg Boleh Mencintainya. Anak ku. Ayah sangat merindukan mu. Tetapi Apa yang ayah lakukan hari ini suatu ketika anak besar akan mengerti penindasan atas negeri mu. Anak ku. Ay...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

GEREJA BUKAN TEMPAT TERPROVOKASI,GEREJA MENGAJARKAN PERDAMAIAN DUNIA

Artikel, Viktor Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Gereja jangan lupa memberi pesan Firman Tuhan tentang pembebasan, keadilan, dan perjuangan kepada umat Tuhan yang sedang terjajah itulah kerja yang benar demi umat di seluruh dunia kata Viktor Yeimo korban rasis satu ini dalam artikelnya. Kurangi khotbah yang menekankan pada ketabahan dan kepasrahan tanpa memberi dorongan untuk bertindak, karena itu akan membuat umat menjadi pasif dan apatis terhadap kondisi penindasan yang mereka alami. Firman Tuhan harus menginspirasi dan memotivasi umat untuk bangkit dan berjuang melawan penindasan. Gereja seringkali kurang mengakomodasi teologi pembebasan yang relevan dalam konteks umat yang terjajah. Teologi pembebasan menekankan pada pentingnya perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan sebagai bagian dari iman Kristen. Gereja perlu mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam setiap khotbah dan pengajaran agar umat merasa didukung d...