Langsung ke konten utama

INSPIRATOR dan MOTIVATOR MANUSIA

 Kebodohan dan Kecerdasan 
Kutipan dari C. J. Cherryh ini menyoroti perbedaan mendasar antara kebodohan dan kecerdasan dalam bertindak. Orang bodoh tidak memiliki standar logika yang jelas, sehingga mereka bisa melakukan apa saja—baik karena ketidaktahuan, impulsivitas, atau ketidakpedulian terhadap konsekuensi. Inilah yang membuat mereka sulit diprediksi dan berbahaya.

Sebaliknya, orang yang benar-benar pintar bertindak berdasarkan logika dan pertimbangan yang matang. Mereka mungkin tidak selalu membuat keputusan yang sempurna, tetapi ada pola rasional dalam tindakan mereka. Mereka tidak bertindak sembarangan, karena mereka memahami konsekuensi dari setiap pilihan yang dibuat.

Pesan dari kutipan ini adalah pentingnya berpikir sebelum bertindak. Kebodohan bukan hanya soal kurangnya pengetahuan, tetapi juga kurangnya kehati-hatian dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, belajar berpikir kritis dan memahami akibat dari tindakan kita adalah cara terbaik untuk menghindari jatuh dalam jebakan kebodohan.

Copas
Logika Filsafat.

*****

Tidak ada Peristiwa yang Datang Cecara Kebetulan.
"Apapun yang terjadi padamu telah dipersiapkan oleh alam, dan disesuaikan dengan kekuatan jiwamu."

Aristoteles menyampaikan bahwa tidak ada peristiwa yang datang secara kebetulan. Segala hal yang kita alami—baik kebahagiaan, penderitaan, kesuksesan, maupun kegagalan—adalah bagian dari proses alami yang membentuk dan menguatkan kita. Alam tidak memberi ujian yg melebihi kapasitas kita, melainkan menghadirkan tantangan yg sejalan dengan kemampuan kita untuk bertumbuh.

Ketika seseorang menghadapi kesulitan, sering kali muncul pertanyaan: "Mengapa ini terjadi padaku?" Aristoteles mengajarkan kita untuk melihat kehidupan dengan cara yg berbeda. Ia menyampaikan bahwa setiap pengalaman, baik maupun buruk, bukanlah rintangan yang harus ditolak, melainkan jalan yang harus dijalani. Bukan beban yang melemahkan, tetapi latihan yang memperkuat.

Kita seperti baja yang ditempa oleh api; semakin besar tekanannya, semakin kuat kita terbentuk. Hidup tidak memberikan cobaan yang tidak bisa kita hadapi—ia hanya mengungkap potensi yang mungkin belum kita sadari.

Ia mengajak kita untuk menerima setiap peristiwa dengan keberanian dan keyakinan. Sebab, jika hidup mempertemukan kita dengan ujian, itu berarti jiwa kita telah dipersiapkan untuk mengatasinya. 

Filsafat Aristoteles

Kemampuan Berbicara
Kutipan Aristoteles ini dalam salah satu bukunya berjudul "Retorika" tentu saja menggugah banyak pikiran. 

Apakah benar kemampuan berbicara itu lebih penting daripada kekayaan materi?

Bayangkan, dalam berbagai situasi, seorang yang mampu berbicara dengan baik bisa mempengaruhi banyak orang—apakah itu dalam meraih kesuksesan, membangun hubungan, atau bahkan memimpin suatu perubahan. 

Namun, apakah kemampuan ini juga berlaku dalam semua konteks kehidupan? 

Mungkinkah seseorang dengan kekayaan materi bisa lebih berpengaruh daripada orang yang pandai berbicara?

Menurut kamu, apakah kemampuan berbicara yang baik lebih mendatangkan manfaat dibandingkan dengan memiliki banyak harta? 

Bagaimana pengalaman kamu dalam menggunakan kemampuan berbicara untuk mencapai tujuan pribadi atau profesional? 

Salam Kato.

****

Apa Esensi Kajian Filsafat Strukturalisme?
Pengertian dan History Singkat Strukturalisme 

Strukturalisme berkembang di Eropa tepatnya di Perancis pada awal 1900-an, dimana menitikberatkan pembahasannya di bidang linguistik struktural dari Ferdinand de Saussure (1857-1913 M), hingga kemudian berkembang di sekolah linguistik Praha, Moskow, dan Kopenhagen.

Dimana strukturalisme adalah aliran filsafat yang berusaha memahami masalah-masalah yang muncul dalam sejarah filsafat. Metodologi struktural digunakan untuk membahas manusia, sejarah, budaya, dan hubungan antara budaya dan alam.

Untuk mempelajari lebih jauh tentang ststrukturalisme. Maka ada baiknya kita mendalami gagasan Ferdinand de Saussure yang oleh banyak orang dianggap sebagai bapak strukturalisme, meskipun ia bukan yang pertama. Namun banyak hal yang menunjuk Saussure sebagai bapak strukturalisme.

Ferdinand de Saussure adalah orang yang pertama kali secara sistematis mengusulkan metode analisis bahasa yang juga dapat digunakan untuk menganalisis tanda atau sistem tanda dalam kehidupan masyarakat, dengan menggunakan analisis struktural.

Dan orang pertama yang mengemukakan bahwa linguistik adalah ilmu yang mandiri karena materi yang dipelajari, yakni bahasa yang bersifat otonom atau bahasa adalah sistem simbol yang paling lengkap dibandingkan lainnya. 

Pendekatan-pendekatan dari para Tokoh Strukturalisme

Faktanya, strukturalisme adalah pendekatan analitis yang dikembangkan oleh banyak ahli semiotika berdasarkan model bahasa de Suassure. Menurut de Suassure, para strukturalis bertujuan untuk menggambarkan keseluruhan organisasi sistem simbolik sebagai "bahasa".

Lanjutkan apa yang dilakukan Levi-Strauss dan mitos, aturan hubungan, dan pemujaan totem. Lacan menggunakan alam bawah sadar, Barthes dan Gremis menggunakan "tata bahasa" dalam narasinya. Karakter-karakter ini ada untuk mencari "struktur tersembunyi" yang terletak di bawah "permukaan yang terlihat" dari fenomena.

Ini menandakan transformasi semiotika sosial kontemporer di bawah konsentrasi studi strukturalis yang menemukan hubungan internal bagian-bagian di antara yang terkandungterkandung dalam suatu sistem. Terutama dengan mengeksplorasi penggunaan simbol dalam situasi tertentu.

Apalagi, pada akhirnya akan datang suatu hari ketika teori semiotik modern digabungkan dengan pendekatan Marxis yang diwarnai dengan disiplin ideologis. Juga dalam teori, strukturalisme menyatakan bahwa semua organisasi manusia secara luas ditentukan oleh struktur sosial atau psikologis yang memiliki logika independen yang menarik karena berkaitan dengan niat, keinginan, dan tujuan manusia.

Terutama dari sudut pandang Sigmund Freud, penelitian strukturnya berorientasi pada jiwa (mind), dan dari sudut pandang Karl Marx, strukturnya adalah ilmu ekonomi. Terakhir, di mata Ferdinand de Saussure, seorang linguis yang menganggap bahasa sebagai struktur. Semua ini menunjukkan bahwa struktur mendahului agen manusia atau agen manusia individu dan menentukan perilaku manusia dalam segala situasi.

Tujuan awal dan Tujuan Akhir Strukturalisme

Melanjutkan uraian terkait kelahiran dan fungsi metode strukturalisme, maka menurut 
(Sutrisno & Putranto, 2005). Strukturalisme tidak lain ialah bertujuan untuk mencari secara dangkal struktur terdalam dari berbagai realitas secara ilmiah 

Dan berkaitan dengan tujuan akhir, maka dapat diasumsikan bahwa tujuan strukturalisme adalah untuk mencari secara ilmiah (objektif, ketat, jarak jauh) struktur terdalam dari realitas yang tampaknya kacau dan dapat diubah. Secara mendalam, kita dapat menyederhanakan tujuan ini menjadi:

Menurut strukturalisme, ketidakteraturan itu hanya dangkal, tetapi ada mekanisme yang kurang lebih konstan di baliknya. Di mana mekanismenya tidak hanya konstan, tetapi terpola, terpola dan terorganisir, ada blok-blok elemen yang dirangkai untuk menjelaskan apa yang ada di permukaan.

Oleh karena itu, peneliti menganggapnya objektif, yaitu dapat menjauhkan diri dari kebenaran dalam penelitiannya. Metode yang digunakan juga bergantung pada sifat bahasanya, yang digunakan hanya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang tepat untuk menyampaikan informasi. Misalnya, dalam bahasa selalu ada unsur-unsur mikroskopis yang menandainya, salah satunya adalah bunyi atau cara pengucapannya.

Dengan demikian, strukturalisme dianggap melampaui humanisme karena cenderung merendahkan, mengabaikan, atau bahkan mengingkari peran subjektivitas yang dipegang teguh oleh eksistensialisme. Lebih daripada itu strukturalisme lahir sebagai metode membaca makna-makna yang tersembunyi pada objek-objek lain selain bahasa. 

Filsafat & Kebijaksanaan Hidup

******

Kita untuk Merenung Prang Sejati
Kutipan Eleanor Roosevelt ini mengajak kita untuk merenungkan peran sejati seorang pemimpin dalam mendorong perubahan.

Seorang pemimpin yang hebat tidak hanya mengarahkan atau memaksakan perubahan, tetapi juga memberi inspirasi dan motivasi kepada orang-orang di sekitar mereka untuk menjadi bagian dari perubahan tersebut. 

Perubahan yang didorong oleh pemimpin yang menginspirasi akan terasa lebih autentik dan berkelanjutan karena melibatkan partisipasi dan komitmen dari banyak pihak.

Pernahkah kamu melihat pemimpin yang berhasil menginspirasi perubahan besar, bukan hanya dengan perintah atau kebijakan, tetapi dengan cara mereka memotivasi orang lain untuk ikut serta? 

Apa yang membedakan pemimpin seperti ini dengan pemimpin yang hanya fokus pada hasil akhir?

Apakah menurut kamu penting bagi seorang pemimpin untuk tidak hanya menciptakan perubahan, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk berperan dalam perubahan itu? 

Bagaimana cara seorang pemimpin dapat menginspirasi perubahan dalam konteks kehidupan sehari-hari?

Salam Kato 

*****
Langkah awal munculnya idealisme
Aliran Filsafat Idealisme beserta Kesimpulannya

Kata idealisme digunakan yang pertama kali oleh Leibniz pada awal abad ke-18, dengan tujuan menerapkan istilah tersebut pada rangkaian pemikiran Plato (idea) dan sebagai alat khusus untuk membandingkan dengan pemikiran materialisme Epicurus.

Dari itu, kemudian orang mengetahui bahwa idealisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami melalui hubungan dengan jiwa dan roh. Kata idealisme sendiri diambil dari kata idea, yaitu sesuatu yang ada dalam jiwa. Dengan landasanargumen epistemologisnya yang mandiri. Oleh karena itu, para teis yang mengajarkan bahwa materi bergantung pada ruh tidak disebut idealis karena tidak menggunakan argumen epistemologis yang digunakan idealisme.

Idealisme juga diartikan sebagai suatu ajaran, ideologi atau mazhab pemikiran yang berpandangan bahwa realitas ini terdiri dari ruh (roh) atau jiwa, akal dan pikiran dll. Proses ini merupakan proses yang sangat penting dalam sejarah pemikiran manusia. 

Sebab pada awalnya, dalam dunia filsafat Barat, kita hanya menemukannya dalam bentuk ajaran murni Plato bahwa dunia idea adalah realitas yang sebenarnya. Adapun dunia nyata yang menempati ruang ini hanyalah bayangan dari konsepsi realitas idea itu sendiri. 

Menurut Aristoteles dalam ajarannya, bahwa roh dengan esensi, menggambarkan alam pikiran sebagai energi (entelechie) yang ada pada objek dan memberikan pengaruhnya dari objek tersebut. Bahkan dapat dikatakan bahwa selama berabad-abad, idealisme tidak pernah hilang sama sekali. Bahkan di Abad Pertengahan, satu-satunya sudut pandang yang disetujui oleh semua aliran pemikiran adalah dasar dari idealisme ini.

Tepat pada abad ke-18 menuju ke-19, pemikirann idealisme mencapai puncaknya, ketika Jerman masih memiliki pengaruh penting di Eropa. Dimana selama Pencerahan, para filsuf yang mengakui kedua aliran pemikiran, seperti Descartes dan Spinoza, mengakui prinsip spiritual dan material, dan juga mengakui bahwa faktor spiritual lebih penting daripada faktor material. Lebih jauh lagi, semua kelompok agama dapat digolongkan sebagai penganut idealisme paling setia yang pernah ada, meskipun pembenaran filosofisnya kurang mendalam. 

Nah berikut para tokoh idealisme dan Pemikiran idealismenya

Plato (477-347)
Konsep ilmiah Plato terbagi dalam dua kategori, sensual dan mental. Kualitas indrawi ini tidak permanen, artinya berubah dan hanya bersifat sementara. Dan menghasilkan nilai-nilai yang tidak berubah dan psikologi kebijaksanaan. Sedangkan keberadaan kebenaran sesungguhnya ada pada dunia idea yang sebagian kecilnya tampak daripada realita yang kita indera. 

Liebnitz (1685-1753 M)
Leibniz adalah orang pertama yang menggunakan istilah idealisme pada akhir abad ke-17, yang merupakan aliran filsafat yang memandang semangat dan gagasan sebagai kunci sifat realitas. Dari abad ke-17 hingga awal abad ke-20, istilah ini banyak digunakan untuk menjelaskan filsafat. Idealisme menawarkan doktrin bahwa hakikat dunia material hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind) dan ruh (spirit). Kata tersebut diambil dari “idea”.

G. Berkeley (1685-1753)
Sering disebut bapak spiritualisme, George Berkeley mengusulkan salah satu bentuknya yang paling murni di awal abad ke-18. Dia berargumen bahwa pengetahuan kita harus didasarkan pada persepsi kita, dan sebenarnya tidak ada objek "nyata" di balik persepsi seseorang yang dapat diketahui, karena pada dasarnya yang dianggap "nyata" sebenarnya adalah persepsi itu sendiri. Dia menjelaskan mengapa masing-masing dari kita tampaknya memiliki banyak jenis persepsi yang sama untuk suatu objek, melihat Tuhan sebagai alasan dari semua persepsi kita. Gagasan Berkeley ini seringkali disebut idealisme subyektif atau idealisme dogmatis.

J.Fichte (1762-1814 M)
Johann Gottlieb Fichte membantah konsep noumenon Kant dengan alasan bahwa segala bentuk pengenalan eksternal sama saja dengan mengenali hal-hal material yang nyata. Sebaliknya, Fichte mengklaim bahwa kesadaran menciptakan landasannya sendiri, dan tidak memiliki landasan di dunia nyata. Dia adalah orang pertama yang mengusulkan teori pengetahuan di mana sama sekali tidak ada sesuatu pun di luar pemikiran itu sendiri.

F. Schelling (1755-1854 M)
Friedrich Schelling juga membangun di atas karya Berkeley, Kant, dan bersama Hegel mengembangkan idealisme teleologis dan konsep “absolut”, yang kemudian dikembangkan Hegel lebih lanjut menjadi idealisme absolut.

GWF Hegel (1770-1831 M)
GWF Hegel adalah salah satu idealis Jerman yang percaya bahwa doktrin apa pun yang menyatakan bahwa kualitas terbatas benar-benar nyata adalah salah karena kualitas terbatas bergantung pada kualitas terbatas lainnya untuk menentukannya.
Sering disebut sebagai Idealisme Mutlak, gagasan Hegel didasarkan pada keyakinan Plato bahwa penentuan nasib sendiri melalui penggunaan akal adalah untuk mencapai jenis realitas yang lebih tinggi daripada objek fisik.

Immanuel Kant (1724-1881 M)
Immanuel Kant lahir di Königsberg pada tahun 1724. Dia percaya bahwa pengalaman ditentukan oleh indera, yaitu dalam bentuk metafisika dan psikologi. Kant juga menentang aliran metafisika. Dia juga menunjukkan bahwa indera dan akal bekerja sama untuk menghasilkan jenis pengetahuan tertentu. Pada dasarnya, Immanuel Kant yang memulai posisi empiris Berkeley, tetapi dia berpendapat bahwa gagasan membentuk persepsi kita tentang dunia sebagai ruang-waktu. Menurut Kant, pikiran bukanlah selembar kertas kosong, tetapi dilengkapi dengan kategori untuk mengatur kesan indrawi kita, meskipun kita secara fisik tidak dapat diakses oleh Dzat yang memancarkan atau menghasilkan fenomena yang kita rasakan.

Arthur Schopenhauer (1788-1860 M)
Arthur Schopenhauer pada dasarnya dibangun di atas pembagian Kant tentang alam semesta menjadi fenomena dan noumena, menunjukkan bahwa realitas noumenal adalah tunggal, sedangkan pengalaman fenomenal melibatkan keragaman, dan secara efektif menyatakan bahwa segala sesuatu pada akhirnya adalah tindakan kehendak.

David Hume (1711-1776 M)
David Hume percaya bahwa pikiran adalah yang utama dan materi adalah yang kedua. Jadi dia mengutamakan ide karena materi diciptakan oleh ide.

Al-Ghazali (1058-1111 M)
Padahal, Ghazali memahami empirisme dalam pendidikan lebih baik karena dia tidak percaya pada pengetahuan yang diperoleh dengan akal dan pengetahuan yang dihasilkan oleh panca indera. Tapi dia bersikeras pada idealisme, menggunakan agama sebagai dasar pandangannya.

Kesimpulan singkat Idealisme

Aliran filsafat idealisme adalah aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Dimana Pertemuan antara jiwa dan cita-cita akhirnya melahirkan angan-angan yang sebenarnya kenyataan sesungguhnya, itulah dunia idea. 

Pada akhirnya dapat kita tarik benang merahnya dengan mengelompokkan gagasan utama idealisme sebagai berikut:

(1) Keyakinan akan keberadaan Tuhan adalah gagasan tertinggi dari peristiwa kosmik

(2) Dunia adalah keseluruhan, kesatuan logika dan bersifat spritual

(3) Realitas sejati ialah sesuatu yang bersifat spiritual

(4) Idealisme berpendapat bahwa manusia menilai roh atau jiwa lebih berharga dan lebih tinggi bagi kehidupan manusia daripada materi

(5) Idealisme beranggapan bahwa pengetahuan timbul dan lahir dari peristiwa-peristiwa dalam jiwa manusia

(6) Idealisme meyakini bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang berkepribadian luhur, standar kehidupan spiritual ideal yang lebih tinggi, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.

awinswriting, Ruang Filsafat

*****

Hidup Bukan Puji Memuji 
Kutipan dari Russell Crowe ini menekankan pentingnya fokus pada kualitas kerja dan tidak terpengaruh oleh pujian atau kritik orang lain. Ia mengajarkan bahwa motivasi sejati harus datang dari dalam diri, bukan dari validasi eksternal.

Pujian memang bisa menyenangkan, tetapi jika terlalu bergantung padanya, seseorang bisa kehilangan arah ketika pujian itu hilang. Sebaliknya, kritik bisa menjadi umpan balik yang berguna, tetapi jika terlalu ditakuti, justru bisa menghambat kreativitas dan perkembangan diri. Yang terpenting adalah tetap berusaha bekerja sebaik mungkin, tanpa terombang-ambing oleh pendapat orang lain.

Pesan ini mengajak kita untuk fokus pada proses dan kualitas kerja, bukan pada bagaimana orang lain menilainya. Dengan prinsip ini, kita bisa bekerja dengan lebih tenang, lebih percaya diri, dan lebih otentik, tanpa harus selalu mencari pengakuan atau takut gagal.


******

Cinta Dan Penerimaan
Kutipan dari Jennifer Lopez ini menekankan bahwa cinta dan penerimaan terhadap diri sendiri adalah langkah pertama untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Jika seseorang tidak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, ia akan lebih sulit menemukan kebahagiaan dalam hubungan, karena masih membawa ketidakpastian atau kekosongan dalam dirinya.

Mencintai diri sendiri bukan berarti egois, tetapi menghargai diri, menerima kelebihan dan kekurangan, serta tidak bergantung pada validasi orang lain untuk merasa berharga. Saat seseorang telah merasa utuh dengan dirinya sendiri, ia akan lebih mudah membangun hubungan yang harmonis, tanpa ketergantungan emosional yang berlebihan.

Pesan ini mengajak kita untuk memulai kebahagiaan dari dalam diri sendiri. Sebab ketika kita sudah merasa baik-baik saja dengan diri sendiri, kita akan lebih siap untuk mencintai dan menerima orang lain dengan lebih tulus dan tanpa beban emosional yang tidak perlu.

******
Oliver Goldsmith 
Oliver Goldsmith (1728–1774) adalah seorang penulis, penyair, dan dramawan Irlandia yang terkenal karena karyanya yang penuh dengan humor, kebijaksanaan, dan kritik sosial.

******
Orang bijak belajar dari semua orang, sedangkan orang bodoh merasa sudah mengetahui segalanya.
 Aristoteles menegaskan bahwa kecerdasan sejati bukan hanya soal pengetahuan, tapi juga tentang sikap terbuka untuk terus belajar. Orang yang benar-benar bijak tahu bahwa dunia ini luas, kompleks, dan tak ada satu pun manusia yang tahu segalanya. Maka, ia belajar bukan hanya dari buku atau guru, tapi juga dari anak kecil, dari lawan bicara, bahkan dari musuh dan kesalahan.

     Sebaliknya, orang yang merasa sudah tahu segalanya sebenarnya sedang mematikan pertumbuhan dirinya sendiri. Ia menutup pintu pembelajaran, menolak masukan, dan akhirnya berjalan dalam lingkaran keangkuhan. Inilah bentuk kebodohan paling halus: ketika seseorang merasa dirinya sudah cukup tahu, padahal ia bahkan belum mulai memahami.

     Aristoteles mengajak kita untuk selalu rendah hati. Karena semakin kita tahu, semakin kita sadar betapa banyak yang belum kita ketahui. Dan hanya hati yang terbuka yang bisa terus dipenuhi cahaya ilmu dan kebijaksanaan. Yups jalan menuju kebijaksanaan 👉 Teropong Filsafat dengan pencerahan filosofis.

Filsafat Aristoteles

******

"Hidup akan lebih damai jika kamu berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain."
Aristoteles menegaskan bahwa akar dari banyak penderitaan manusia bukan terletak pada kekurangan nyata, tetapi pada perbandingan. Ketika kita mulai mengukur hidup kita dengan standar orang lain—harta mereka, pencapaian mereka, atau kehidupan mereka yang tampak indah di permukaan—kita perlahan kehilangan rasa syukur, arah, dan harga diri.

Padahal setiap manusia berjalan di jalan yg berbeda, dengan waktu yg berbeda, dan beban yang berbeda. Membandingkan diri dengan orang lain sama seperti menilai sebuah lukisan dari frame-nya saja, tanpa memahami makna dan proses di baliknya.

Aristoteles menekankan bahwa dengan berhenti membandingkan, kita mulai melihat hidup sebagaimana adanya: unik, personal, dan penuh kemungkinan. Kita mulai menghargai perjalanan kita sendiri, sekecil apa pun kemajuannya. Dan dari situ, lahirlah kedamaian—bukan karena kita telah sampai, tetapi karena kita berjalan dengan kesadaran dan keutuhan diri.
Ia mengajak kita untuk memusatkan perhatian ke dalam, bukan ke luar. Karena damai bukanlah soal menjadi lebih dari orang lain, tapi menjadi versi terbaik dari diri sendiri dengan sepenuh hati.

Teropongfilsafat

****

Karakter anda dapat di ukur dengan Cara anda diperlakukan
Kutipan dari Mother Teresa ini menyoroti hakikat sejati dari karakter dan moral seseorang. Ia menegaskan bahwa ukuran sejati kebaikan bukan dilihat dari bagaimana seseorang bersikap kepada mereka yang berpengaruh atau bisa memberi imbalan, tapi justru kepada mereka yang tak memiliki kekuasaan, harta, atau posisi—yang tak bisa “membalas” apa pun.

Ketika kita memperlakukan orang yang tak bisa memberi kita keuntungan dengan rasa hormat, kasih, dan kepedulian, di situlah nilai sejati hati kita tampak. Sebaliknya, jika kita hanya bersikap baik karena ada manfaat pribadi, maka itu bukanlah karakter, melainkan perhitungan. Karakter sejati lahir dari ketulusan, bukan kepentingan.

Pesan ini mengajak kita untuk memiliki empati yang adil dan tulus, memperlakukan setiap orang—siapa pun itu—dengan penuh kemanusiaan. Karena dalam tindakan terhadap yang lemah dan tak berdaya, jiwa dan martabat kita benar-benar diuji.



Lebih Baik 1000 Orang Bersalah

Prinsip ini dikenal sebagai Blackstone’s Ratio, yang menegaskan bahwa dalam penegakan hukum, keadilan harus lebih diutamakan daripada sekadar menghukum. Dalam praktiknya, kesalahan dalam sistem peradilan bisa berakibat fatal, seperti vonis mati terhadap orang yang tidak bersalah.

Sebagai mahasiswa hukum atau praktisi hukum, Anda harus memahami bagaimana prinsip ini diterapkan dalam sistem hukum modern. Jangan sampai hukum hanya menjadi alat untuk menghukum, tanpa mempertimbangkan kebenaran dan keadilan.
HukumDanKeadilan 

*******

Seakin Banyak IKita Meiai
Kutipan “Semakin banyak kita menilai, semakin sedikit yang kita suka” dari Honoré de Balzac menggambarkan paradoks dalam kecenderungan manusia untuk terus menilai dan menghakimi. Ketika seseorang terlalu sering menilai — entah itu orang lain, situasi, atau bahkan dirinya sendiri — maka ia cenderung lebih fokus pada kekurangan, ketidaksempurnaan, dan perbedaan. Alhasil, ruang untuk menikmati, menghargai, dan menerima menjadi semakin sempit.

Balzac seolah memperingatkan bahwa kebutuhan untuk menilai bisa menjadi jebakan yang membuat kita sulit menemukan hal-hal yang kita sukai. Kita sibuk membandingkan, mencari celah, atau menetapkan standar yang terus meningkat, sehingga apa pun yang kita temui terasa kurang memuaskan. Di sisi lain, jika kita mampu menerima tanpa terus menilai, kita membuka ruang untuk menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan.

Kutipan ini mengajak kita untuk lebih banyak memahami daripada menilai, karena dengan demikian kita bisa menemukan lebih banyak hal yang patut disyukuri dan dinikmati dalam hidup. Kadang, kebahagiaan dan ketenangan bukan datang dari memiliki segalanya, tetapi dari berhenti menilai segalanya.

*********

Lupa Masa Lalu
Kutipan “Lupakan masa lalu. Masa lalu tidak ada, kecuali dalam ingatan Anda. Lupakan saja. Dan berhentilah mengkhawatirkan bagaimana Anda akan melewati hari esok. Hidup terus berjalan di sini, saat ini – perhatikan itu dan semuanya akan baik-baik saja” dari Neale Donald Walsch mengandung ajakan untuk hidup dalam kesadaran penuh — hadir sepenuhnya di saat ini. Masa lalu, seberapapun kuat pengaruhnya, hanya hidup dalam pikiran. Ia tidak lagi nyata, kecuali jika kita terus memanggilnya kembali dalam ingatan dan membiarkannya membentuk hari ini.

Begitu pula dengan masa depan — penuh ketidakpastian, sering kali membuat kita cemas. Tapi, seperti masa lalu, masa depan belum ada. Mengkhawatirkan hal yang belum terjadi hanya mencuri ketenangan kita sekarang. Walsch menekankan bahwa satu-satunya waktu yang benar-benar ada dan nyata adalah saat ini. Di sinilah hidup berlangsung, di sinilah kita bisa bertindak, merasa, dan memilih.

Dengan menyadari dan hadir di momen sekarang, kita menemukan ketenangan, kejelasan, dan kekuatan. Segala sesuatu yang baik, perubahan, dan kedamaian bermula di sini — di saat ini. Ketika kita berhenti terjebak pada masa lalu dan berhenti dikuasai kekhawatiran akan masa depan, barulah hidup terasa ringan, dan semuanya akan baik-baik saja.


*****
Kritik dilarang Tanpa Alasan
Puisi Widji Thukul ini adalah seruan perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Ia menggambarkan situasi di mana kebebasan berpendapat dibungkam, kritik dianggap ancaman, dan aspirasi rakyat diabaikan. Dalam kondisi seperti itu, tidak ada pilihan lain selain melawan. Kata “lawan” di sini bukan sekadar ajakan fisik, tetapi juga simbol perlawanan intelektual, sosial, dan politik terhadap otoritarianisme. Widji Thukul menegaskan bahwa ketika hak-hak dasar manusia dirampas, diam bukanlah pilihan.

*****
Biar Rakyat Tidak Berani Mengeluh
Kutipan dari Wiji Thukul ini adalah peringatan keras tentang tanda-tanda bahaya dalam kehidupan berdemokrasi. Ketika rakyat tidak lagi berani mengeluh, itu bukan berarti keadaan baik-baik saja, melainkan menunjukkan bahwa rasa takut telah menguasai, bahwa ruang kebebasan telah menyempit. Dalam kondisi seperti itu, kekuasaan cenderung menindas, dan suara rakyat dibungkam—sebuah pertanda bahwa sesuatu yang gawat tengah terjadi dalam tatanan sosial dan politik.

Lebih jauh, ketika omongan p Hhhhenguasa tidak boleh dibantah, artinya penguasa telah menganggap dirinya pemilik kebenaran mutlak, padahal dalam masyarakat yang sehat, kekuasaan harus selalu bisa dikritik dan diawasi. Larangan untuk membantah adalah upaya memonopoli kebenaran, dan dari situlah kebenaran yang sejati justru terancam, karena tidak ada lagi ruang untuk diskusi, koreksi, dan perbaikan.

Pesan dari kutipan ini adalah bahwa kebebasan bersuara dan berpendapat adalah nyawa dari kebenaran dan keadilan. Bila rakyat bungkam karena takut, dan penguasa bebas dari kritik, maka kezaliman dengan mudah tumbuh. Wiji Thukul mengajak kita untuk terus bersuara, karena diam di tengah ketidakadilan adalah tanda bahwa kebebasan telah mati.

*****
Apa Gunanya Ilmu Tinggi 
Kutipan tajam dari Wiji Thukul ini menggugah kesadaran tentang tanggung jawab moral dari ilmu dan pengetahuan. Ia mempertanyakan makna dari memiliki ilmu tinggi atau wawasan luas jika hanya digunakan untuk menipu, memanipulasi, atau mengeksploitasi orang lain. Ilmu seharusnya membebaskan, mencerdaskan, dan memperjuangkan kebenaran—bukan menjadi alat untuk mengibuli demi kepentingan pribadi atau kekuasaan.

Begitu pula, membaca banyak buku tak ada gunanya jika hasilnya hanya disimpan dalam diam, tanpa berani menyuarakan kebenaran atau menentang ketidakadilan. Pengetahuan yang tidak disuarakan, tidak dibagikan, atau tidak dijadikan dasar untuk tindakan, menjadi sia-sia. Bahkan, diam dalam ketidakadilan adalah bentuk pengkhianatan terhadap ilmu yang sejatinya mengajarkan nilai, moral, dan keberanian untuk bersikap.

Pesan dari kutipan ini jelas: ilmu bukan sekadar untuk prestise, tapi untuk aksi. Membaca buku dan berpengetahuan harus diiringi dengan keberanian berbicara, membela yang lemah, dan menentang kebohongan. Ilmu yang diam adalah ilmu yang lumpuh, dan orang berilmu yang bungkam telah kehilangan fungsinya sebagai agen perubahan.

****

Merawat Bonsai
Banyak pemula takut gagal dalam merawat bonsai. Padahal, bonsai adalah tentang membangun hubungan antara manusia dan alam. Dengan kesabaran, perhatian, dan cinta, setiap orang bisa menciptakan bonsai yang indah. Tidak ada kesalahan dalam seni bonsai, hanya proses belajar yang membuat kita semakin memahami keindahan alam.  

*****

Kita belajar bukan di sekolah, tetapi dari dalam kehidupan❞
Seneca
"Seneca" adalah nama seorang filsuf Romawi kuno, Lucius Annaeus Seneca.

Kutipan ini mengandung makna filosofis yang mendalam, yaitu:

Pembelajaran Sejati dari Pengalaman:

Kutipan ini menekankan bahwa pengalaman hidup adalah guru terbaik. Pendidikan formal di sekolah memberikan dasar pengetahuan, tetapi kebijaksanaan dan pemahaman sejati diperoleh melalui interaksi dengan dunia nyata.

Kehidupan memberikan pelajaran yang tidak dapat ditemukan di buku teks, seperti ketahanan, empati, dan kemampuan beradaptasi.

Pentingnya Pengalaman Hidup:

Seneca ingin menyampaikan bahwa teori yang di pelajari di dalam kelas, akan lebih matang dan lebih kuat jika di sertai dengan pengalaman hidup.

Pengalaman hidup adalah sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan manusia.

Filsafat Stoikisme:

Seneca adalah seorang filsuf Stoik, yang menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam dan menerima apa yang tidak dapat diubah.

Kutipan ini mencerminkan pandangan Stoik bahwa kesulitan dan tantangan hidup adalah bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan.

Dalam konteks yang lebih luas:

Kutipan ini relevan dengan konsep pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), yang menekankan pentingnya terus belajar dan berkembang sepanjang hidup.

Ini juga mengingatkan kita untuk menghargai setiap pengalaman, baik positif maupun negatif, sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh.

*****

Perbedaan Cara Pandang
Kutipan Denis Waitley ini menyoroti perbedaan cara pandang antara pecundang dan pemenang terhadap waktu dan pengalaman hidup. Pecundang cenderung terjebak di masa lalu—menyesali, meratapi, atau membiarkan kegagalan lama membayangi langkah mereka. Mereka hidup dalam bayang-bayang penyesalan, tanpa kemauan untuk bergerak maju, seolah masa lalu menentukan segalanya.

Sebaliknya, pemenang memandang masa lalu sebagai guru, bukan penjara. Mereka mengambil pelajaran dari pengalaman—baik buruk maupun baik—lalu fokus menikmati dan memaksimalkan masa kini sebagai bekal untuk masa depan. Mereka tidak membiarkan diri terikat oleh kegagalan atau nostalgia, melainkan membangun sesuatu yang lebih baik berdasarkan apa yang telah mereka pelajari.

Pesan dari kutipan ini jelas: masa lalu memang penting, tetapi tidak boleh menjadi beban. Jadikan pengalaman sebagai fondasi untuk tumbuh, nikmati setiap detik masa kini, dan arahkan langkah dengan visi ke depan. Pemenang sejati adalah mereka yang tidak tenggelam dalam masa lalu, tapi mampu menjadikannya batu loncatan menuju masa depan yang lebih baik.

*****


Sibuk
Jika dirimu sibuk dengan dunia mu
Aku pun akan menyibukkan diri dengan pekerjaan ku
Jika dirimu mengabaikan ku
Aku pun akan tau apa yg harus aku lakukan...
Karena prinsip ku sekarang
Aku akan memperlakukan seseorang sebagai mana orang tersebut memperlakukan diriku

*****

FAKTA YANG HARUS ANDA KETAHUI: PIKIRAN BAWAH SADAR MENGENDALIKAN KITA 95%! 🌀
semua kebiasaan, keputusan, dan reaksi Anda—sebagian besar terjadi di bawah kendali pikiran bawah sadar. Bagaimana jika Anda bisa memahami cara kerjanya dan mengendalikannya untuk keuntungan Anda sendiri?

✨ Dengan HIPNOSIS, Anda bisa!
Penelitian menunjukkan bahwa hipnosis adalah cara ilmiah untuk mengakses dan memengaruhi pikiran bawah sadar, membantu Anda.

🎯 Ikuti Kelas Fundamental Hipnosis bersama Indonesian Hypnosis Centre (IHC)dikota Anda.
💡 Pelajari dasar-dasar hipnosis yang telah terbukti secara ilmiah
💡 Langsung praktik mengakses kekuatan pikiran bawah sadar Anda
💡 Cocok untuk pemula yang ingin mempelajari skill luar biasa ini!

🎟️ Jangan Tunda Lagi! Kuota terbatas, daftar sekarang klik link dibawah atau wa ke 085395999000

*****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

"Satu Pucuk Melawan Seribu" Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tidak ada harapan, tidak ada kekuatan Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan satu pucuk senjataku Seribu pucuk senjata, menghadapku dengan garang Tapi aku tidak takut, aku tidak gentar Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan membuktikan, bahwa satu pucuk senjata bisa menang Musuhku banyak, tapi aku tidak sendirian Aku memiliki keadilan, aku memiliki kebenaran Aku akan melawan, dengan semangat dan kepercayaan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku. TanahAirTercinta WestPapua 🍁🍁🍁 Anak yg Boleh Mencintainya. Anak ku. Ayah sangat merindukan mu. Tetapi Apa yang ayah lakukan hari ini suatu ketika anak besar akan mengerti penindasan atas negeri mu. Anak ku. Ay...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

GEREJA BUKAN TEMPAT TERPROVOKASI,GEREJA MENGAJARKAN PERDAMAIAN DUNIA

Artikel, Viktor Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Gereja jangan lupa memberi pesan Firman Tuhan tentang pembebasan, keadilan, dan perjuangan kepada umat Tuhan yang sedang terjajah itulah kerja yang benar demi umat di seluruh dunia kata Viktor Yeimo korban rasis satu ini dalam artikelnya. Kurangi khotbah yang menekankan pada ketabahan dan kepasrahan tanpa memberi dorongan untuk bertindak, karena itu akan membuat umat menjadi pasif dan apatis terhadap kondisi penindasan yang mereka alami. Firman Tuhan harus menginspirasi dan memotivasi umat untuk bangkit dan berjuang melawan penindasan. Gereja seringkali kurang mengakomodasi teologi pembebasan yang relevan dalam konteks umat yang terjajah. Teologi pembebasan menekankan pada pentingnya perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan sebagai bagian dari iman Kristen. Gereja perlu mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam setiap khotbah dan pengajaran agar umat merasa didukung d...