Jumat, 05 Desember 2025

Pengundang Grup Regane LUCKY DUBE ke Jayapura, Gorby Sanggy Peday, dipanggil Polda Papua.

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Ketika Polda Papua memanggil Gorby Sanggy Peday  menandakan Ekspresi Ruang publik orang Papua dibatasi dan di bumkam oleh Negara Republik Indonesia.

Groby dipanggil Polda Papua Maka negara melalui aparatur kepolisian seakan memperlihatkan wajah respons sekaligus apresiasi terhadap momen berkibarnya Bintang Fajar pada konser live Lucky Dube Band malam itu.

Sebuah panggung musik yang tanpa direncanakan berubah menjadi ruang ekspresi identitas, sejarah, dan perasaan rakyat kecil di Papua Barat.

Momen tersebut menyimpan makna emosional yang dalam, bukan hanya bagi masyarakat dan rakyat kecil di Papua Barat, tetapi juga bagi keluarga besar Lucky Dube Band di Negara Asalnya.
 Alm. Lucky Dube sendiri pernah meninggalkan jejak kisah yang tak terlupakan: ia dijadwalkan tampil di Papua bertahun-tahun silam, namun tak sempat memenuhi janjinya karena berpulang terlebih dahulu.

Luka kecil itu hidup dalam ingatan rakyat Papua maupun personel Lucky Dube Band yang mengetahui rencana tersebut terbukti hari ini, menyemangati masyarakat Papua di Tanah Papua Melalui kerja kerasnya baju Telanjang dada dan Compang-camping Gorby Sanggy Peday .

Karena itu, tanggal 03 Desember 2025 menjadi titik perjumpaan kembali—waktu ketika kerinduan yang terpendam bertahun-tahun akhirnya menemukan ruangnya, sebagai penjawab rencana Lucky Dube. 

Rakyat Papua dan keluarga Lucky Dube Band saling menyapa dalam suasana penuh penghormatan, musik, simbol sejarah, dan emosi yang sulit dibendung selama ini. 

Malam itu bukan sekadar konser; ia menjadi ruang penyatuan memori, harga diri, dan dialog batin yang lahir melalui musik antara rakyat Papua dan keluarga Lucky Dube yang selama ini memberi inspirasi lintas generasi muda maupun generasi tua.

Berkibarnya Bintang Fajar pada momen konser tersebut menjadi ekspresi kultural dan emosional, sebuah cara rakyat Papua menyampaikan cerita dan hubungan historis mereka kepada saudara-saudara se-rumpun Melanesia.

 Simbol itu bukan hal baru bagi masyarakat di Papua, melainkan bagian dari perjalanan panjang identitas mereka. Karena itulah, penting agar pihak kepolisian tidak serta-merta menyudutkan panitia, melainkan memahami konteks sosial dan kultural yang melatarbelakanginya di Negara-negara Tetangga Republik Indonesia.

"𝗟𝗨𝗖𝗞𝗬 𝗗𝗨𝗕𝗘" 🇿🇦🇿🇦🇿🇦🇿🇦🇿🇦
𝘗𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘓𝘶𝘤𝘬𝘺 𝘋𝘶𝘣𝘦 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯:
1964-2007 𝘓𝘶𝘤𝘬𝘺 𝘋𝘶𝘣𝘦 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘨𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 dan  bersama anak Lucy Dube  Teka Dube dibesarkan 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘮𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪. 
𝘔𝘰𝘮𝘦𝘯 03 𝘋𝘦𝘴𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳 2025 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘬 𝘳𝘦𝘨𝘨𝘢𝘦 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘵𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘨𝘳𝘶𝘱 𝘣𝘢𝘯𝘥 𝘓𝘶𝘤𝘬𝘺 𝘋𝘶𝘣𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘣𝘶𝘳 𝘮𝘢𝘴𝘺𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘱𝘶𝘢 barat di Tanah Papua . 

Mengapa Gorby Sanggy Peday Kerja Keras untuk Menghadirkan Grup Regae RUCKY DUNE di Tanah Papua....?

Harapan dari rakyat kecil  di Tanah Papua, Konser Musisi, Seni Tari, Seni Musik, Seni Lukis terpendam dalam dada Rakyat kecil di Tanah Papua selama ini, mulai dari lahirnya UU no 21 Otonomi khusus Papua hingga hari ini terpendam adalah penjajahan Bangsa dan Moral, bukan merupakan menjawab kerinduan mereka dan membangkitkan Moral, itulah alasannya, Mengapa Grup Regane LUCKY DUBE dihadirkan di Tanah Papua...?

Pejabat Papua mereka mata menyala dengan artis kesyangan Mitha dan lain-Lainnya mereka bayar Ratusan juta bahkan milyar rupiah setelah hadirnya , musik tidak menyatu dengan rakyat Papua, itulah menjajah Moral bangsa Papua.

Sebagai menjawab kerinduan tua-tua terdahulu di Tanah Papua, Gorby Sanggy Peday kerja untuk menghadirkan Grup Regae RUCKY DUNE dengan kerja kerasnya sendiri, Mengapa Saya menghadirkan mereka ke tanah Papua...?.
Saya menghadirkan mereka ke tanah Papua saya bekerja selam Enam Bulan lebih lamanya.  sebagai menjawab kerinduan mereka yang terpendam adalah hutan yang harus dijawab hari ini. Itulah sebagai jawaban, Mengapa Grup Regane LUCKY DUBE dihadirkan di Tanah Papua...?

Laki-laki yang pakainya Compang-camping telanjang Dada satu ini, kadang jalan kaki kosong, dan gaya sederhana adalah penjawab perindu yang pernah terpendam di atas tanah PAPUA . Mengapa pakakeyan Compang-camping telanjang Dada  tidak bisa dihadirkan, itu juga menjawab Mengapa Grup Regane LUCKY DUBE dihadirkan di Tanah Papua...?

Artis Gorby Sanggy Peday dan penyanyi saatu ini adalah penyanyi yang berlevel Internasional karena lagu-lagunya sudah menyatu dengan rakyat kecilnya , namun karena yang iya nyanyikan adalah lagu-lagu rakyat kecil di anggap sebagai sampah  dan dipandang pemberontak Negara, itujuga  mengapa alasan saya kerja Enam Bulan lebih untuk dihadirkan Grup Regane Level internasional , " Grup Regane 𝗟𝗨𝗖𝗞𝗬 𝗗𝗨𝗕𝗘" 🇿🇦 kata dia, ( yegema).

Pos. Admin 

Rabu, 03 Desember 2025

Paus Leo Mendesak dan Rasa Hormatan Martabat Bagi Imigran di Tengah Tindakan Keras AS.

KOTA VATIKAN:
Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangka Tanpa Alas Kaki- Paus Leo XIV telah mengeluarkan seruan publik yang kuat kepada Presiden AS Donald Trump, menyerukan kepada pemerintah untuk & Tenanglah menghadapi imigran dan untuk memastikan mereka diperlakukan dengan hormat  dan bermartabat, bahkan ketika berhadapan dengan status tidak berdokumen. 

Pernyataan Paus, yang dibuat sebagai jawaban atas pertanyaan di luar kediamannya, mengecam cara beberapa migran dilaporkan “dibundel dan dianiaya” selama operasi penegakan imigrasi. Ia juga secara khusus menyoroti penderitaan orang-orang yang telah tinggal di Amerika Serikat dalam jangka waktu yang lama. 

“Jika ada orang yang berada di Amerika secara ilegal, ada cara untuk mengatasinya. Ada pengadilan, ada sistem peradilan,” kata Paus Leo. “Tetapi ketika orang-orang menjalani kehidupan yang baik, dan banyak dari mereka selama 10, 15, 20 tahun, memperlakukan mereka dengan cara yang sangat tidak sopan, setidaknya – dan sayangnya ada beberapa kekerasan – saya pikir itu TIDAK BOLEH.”

Paus menekankan keyakinan mendasar bahwa “cara kita memperlakukan orang asing dan orang asing sangatlah penting,” dan menegaskan bahwa semua individu, terlepas dari status hukum mereka, memiliki martabat yang melekat. 

Dia mengklarifikasi bahwa pesannya bukanlah dukungan terhadap “perbatasan terbuka”, mengakui bahwa setiap negara mempunyai hak untuk mengontrol titik masuknya dan menentukan kebijakannya. Namun, dia menegaskan penegakan hukum tersebut harus manusiawi. 

Pemimpin Vatikan baru-baru ini meningkatkan kritiknya terhadap AS. pendekatan imigrasi, yang sebelumnya menyebut perlakuan pemerintah terhadap imigran “tidak manusiawi” dan “sangat tidak sopan.” Pernyataan terbarunya muncul ketika pemerintahan Trump melanjutkan upaya penegakan hukum dan deportasinya yang agresif. 

Seruan tersebut sejalan dengan pernyataan baru-baru ini dari Konferensi Waligereja AS, yang juga mengutuk “fitnah” terhadap para migran dan ketakutan yang meluas akibat penggerebekan dan deportasi massal.


Pos.admin

Lucky Dube Musisi Reggae Dari Afrika Selatan

Pewaris Lucky Dube meramaikan di Jayapura sebagai Simbol Kehormatan para pendahulu. 
Biografi singkat Lucky Dube.
===============================
Lucky Dube adalah seorang musisi reggae Afrika Selatan yang lahir pada 3 Agustus 1964 di Ermelo, Afrika Selatan. Ia dikenal sebagai salah satu musisi reggae paling berpengaruh di Afrika dan dunia. Lucky Dube meninggal pada 18 Oktober 2007 setelah dibunuh di Johannesburg, Afrika Selatan.

Lucky Dube memulai karir musiknya pada tahun 1981 dengan grup musik reggae bernama The Roots. Ia kemudian menjadi musisi solo dan merilis album pertamanya, "Riyaad", pada tahun 1984. Ia kemudian merilis beberapa album sukses, termasuk "Prisoner" (1985), "Captured Live" (1986), dan "Together as One" (1988).
Lucky Dube dikenal karena lagu-lagu yang menggabungkan reggae dengan elemen musik Afrika dan pesan-pesan sosial dan politik. Ia menjadi salah satu suara terkemuka dalam perjuangan anti-apartheid di Afrika Selatan dan musiknya menjadi simbol harapan dan kebebasan bagi banyak orang.Putra sulung Lucky Dube, TK Dube, akan membawa bandnya, Lucky Dube Band, ke Papua! Mereka akan tampil di Lapangan Karang PTC Entrop, Jayapura pada 29 November 2025. 

Namun di UNDURKAN Konser Lucky Dube Band di Papua telah ditunda ke tanggal 3 Desember 2025 di Lapangan PTC Karang Sentrum, Jayapura. Penundaan ini disebabkan oleh kendala visa transit yang dialami artis utama di salah satu negara dalam perjalanan menuju Indonesia. Panitia konser mengimbau kepada para pemegang tiket untuk menyimpan tiket mereka dengan baik karena akan tetap berlaku untuk konser pada tanggal baru tersebut.

Konser ini merupakan perayaan persatuan, cinta, dan hubungan budaya antara Afrika dan Melanesia, dengan penampilan penuh energi dari lagu-lagu abadi seperti "Prisoner", "It's Not Easy", dan "Together As One".¹


============================

LUCKY DUBE BUKAN Sekedar MUSISI
Lucky Dube bukan sekadar musisi; ia adalah "Suara Hati" Afrika Selatan dan salah satu ikon reggae terbesar yang pernah dimiliki dunia setelah Bob Marley.

Lucky Dube is ​Resiliensi (Ketangguhan).

​Berikut adalah gambaran singkat mengenai pria yang menggunakan musik sebagai senjata perdamaian:

​1. Reggae Melawan Apartheid
​Di tengah kebrutalan sistem Apartheid di Afrika Selatan, Lucky Dube memilih reggae sebagai medium untuk menyuarakan ketidakadilan. Berbeda dengan pendekatan yang penuh amarah, musik Dube penuh dengan pesan persatuan dan kemanusiaan.
​Ia tidak menyanyikan kebencian terhadap kulit putih, melainkan kebencian terhadap sistem yang memecah belah.
​Lagu hitsnya, "Together As One", menjadi himne bagi mereka yang memimpikan Afrika Selatan yang bersatu tanpa memandang warna kulit.

​2. Transformasi Musikal
​Lucky Dube awalnya menyanyikan musik Mbaqanga (pop tradisional Zulu). Namun, ia menyadari bahwa reggae adalah bahasa universal yang memungkinkan pesannya didengar oleh dunia luar.
​"Reggae adalah satu-satunya musik yang bisa membawa pesan kepada masyarakat." — Lucky Dube

​3. Tragedi yang Ironis
​Kematiannya pada tahun 2007 adalah sebuah ironi yang menyedihkan. Pria yang menghabiskan hidupnya menyanyikan lagu tentang perdamaian, anti-kejahatan, dan penderitaan rakyat, justru tewas ditembak dalam sebuah aksi pembegalan mobil (carjacking) di Johannesburg. Ia tewas di depan anak-anaknya sendiri, menjadi korban dari kekerasan jalanan yang sering ia kritik dalam lagu-lagunya seperti "Crime and Corruption".

​4. Warisan Abadi
​Meskipun fisiknya telah tiada, suaranya tetap bergema. Lagu-lagu seperti "Remember Me", "Slave", dan "Prisoner" masih relevan hingga hari ini. Ia mengajarkan bahwa meskipun kita dipenjara oleh keadaan (seperti dalam lagu "Prisoner"), jiwa kita harus tetap bebas.

​Mengapa Dia Penting?
​Lucky Dube membuktikan bahwa musik bisa menjadi kekuatan politik yang lembut namun tajam. Ia adalah jembatan yang menghubungkan penderitaan Afrika dengan empati dunia internasional.

============================

Grup Regane Lucky Dube Selamat Datang Ke Kota Jayapura, "Lucky Dube Grup Regane Eelcome to the city of Jayapura".
Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Konser Lucky Dube Band di Lapangan Karang PTC (Papua Trade Center / Pusat Pembelanjaan Papua) Bintang Kejora berkibar di tengah berlangsung Konser tersebut. Pada Rabu, 03 Desember 2025.

Pengemar Berat Regae ROCKY DUNE di Tanah Papua Jayapura Mengibarkan 4 Bendera Bintang Kejora pada sela konser tersebut.

" 4 Buah Bintang Kejora Berkibar dan Teriakan Papua Merdeka Bergemah di Tengah Konser Lucky Dube Band"

Saat itu Lucky Dube Band sedang menyanyikan lagu: "Reggae Strong". Panitia pelaksana kemudian mengarahkan agar Bintang Kejora segera diturunkan. Sempat acara konser diberhentikan. Namun, antusias penonton meriakan agar konser dilanjutkan.

Perlu diketahui sebelumnya bahwa Panitia Pelaksana telah mengeluarkan himbauan agar tidak diperbolehkan membawa / mengibarkan dan atau memakai atribut bermotif Bintang Kejora. 

Pada saat acara hendak dan saat berlangsung pihak kepolisian Republik Indonesia menjaga ketat area lapangan. Pihak Kepolisian Republik Indonesia melarang keras penggunaan atribut bermotif Bintang Kejora. 

Ada 2 orang perempuan mengenakan baju bermotif Bintang Kejora ke tempat acara konser. Tapi saat tiba di sana, pihak Kepolisian Republik Indonesia menghentikan mereka dan menyuruh melepaskan / mengganti baju bermotif Bintang Kejora.
Dari beberapa video, foto dan siaran langsung media sosial yang beredar tampak di tengah konser berjalan 2 buah Bendera Bintang Kejora berkibar. Di samping itu, saat penyanyi Lucky Dube Band meneriaki kata "Papua", sontak seluruh penonton membalas dengan kata "Merdeka".

Konser Lucky Dube Band tidak berlangsung lama, karena hujan lebat. Sehingga pada pukul 21.13 (jam 9 malam lewat 13 menit) waktu Papua konser dihentikan.

Satu kejadian yang unik dan mengundang pertanyaan adalah Jaringan internet. Banyak nitizen yang mengeluh karena jaringan internet lemot. Lebih lagi, saat diketahui Bintang Kejora berkibar, tiba-tiba saja jaringan internet gangguan. 

Jadi pada saat konser Lucky Dube Band; "Bintang Kejora Berkibar dan Teriakan Papua Merdeka Bergemah tribun konser". 

Ini adalah "PESAN" kepada seluruh Dunia, bahwa Pendahulu adalah lampu yang menyala pada malam hari, diharuskan untuk menjunjung tinggi.


Pos. Admin 

Senin, 01 Desember 2025

HAI TANAHKU PAPUA”Karya Izaak Samuel Kijne", Suara Hati Bangsa Papua yang Tetap Menyala

HAI TANAHKU PAPUA”
Karya Izaak Samuel Kijne
Suara Hati Bangsa Papua yang Tetap Menyala

Ketika Izaak Samuel Kijne menulis Hai Tanahku Papua, ia tidak sekadar menciptakan lagu.
Ia menanamkan doa, cinta, dan penglihatan profetik tentang sebuah bangsa yang kelak akan berdiri sendiri diatas kakinya. Lagu itu lahir dari perjumpaan yang dalam antara seorang pendidik dengan tanah dan manusia Papua, perjumpaan yang melahirkan sebuah syair abadi tentang identitas dan harga diri sebuah bangsa yakni bangsa Papua.

Setiap bait dari lagu itu adalah panggilan pulang bagi jiwa-jiwa Papua.
Ia mengajak rakyat Papua untuk melihat tanah mereka bukan sekadar sebagai tempat hidup, tetapi sebagai sumber asal-usul, sumber kekuatan, dan sumber pengharapan .

“Hai Tanahku Papua” bukan sekadar himne, melainkan penanda lahirnya kesadaran kebangsaan,.
Ketika dinyanyikan oleh generasi 1961, lagu ini menjadi saksi mimpi tentang masa depan, masa depan di mana orang Papua berdiri tegak sebagai sebuah bangsa yang setara dengan bangsa lain didunia.

Di dalamnya terdengar panggilan untuk mengingat;
bahwa tanah ini adalah warisan,
bahwa gunung-gunung adalah saksi sejarah,
bahwa sungai-sungai adalah tinta yang menulis perjalanan perjuangan manusia Papua dari generasi ke generasi.

Lirik-liriknya mengundang rakyat Papua untuk mencintai tanah mereka, menjaga tanah, menjaga budaya, menjaga martabat, menjaga bangsa.
Dan dari cinta itulah lahir kekuatan untuk bertahan, melanjutkan perjuangan, dan tidak menyerah pada tekanan zaman.

Perjuangan tidak selalu berwujud senjata.
Tetapi perjuangan paling kuat justru adalah:
- bertahan dalam identitas sendiri,
- mempertahankan nilai-nilai leluhur,
- menuntut keadilan dengan suara yang jernih dan lantang,
- merawat tanah agar tetap menjadi ibu yang memberi kehidupan,
- dan menolak dilenyapkan oleh hegemoni apa pun.
- menolak sistem Negara yang menindas

Rakyat Papua mengalami tekanan politik, sosial, dan struktural dalam relasi dengan Negara Indonesia.
Dalam kenyataan yang sering melahirkan luka, ketidakadilan, diskriminasi, bahkan kekerasan, lagu ini menjadi napas panjang yang menguatkan rakyat Papua untuk tetap berdiri dan berjuang merebut kebebasan yang direbut oleh Negara Penjajah.

Ia mengingatkan bahwa mereka bukan sekadar penduduk, mereka adalah bangsa, bangsa yang punya sejarah, martabat, dan harga diri.

“Hai Tanahku Papua” Menjadi Kompas Moral:
- Menuntun Perjuangan Tetap Bermartabat, Bagi banyak anak muda Papua hari ini, lagu ini menjadi inspirasi untuk terus belajar, bekerja, bersuara, dan memperjuangkan masa depan yang lebih adil.
- Perjuangan tidak harus terburu-buru atau membabi buta, ia harus cerdas, beretika, terorganisir, dan berakar pada kemanusiaan dan rakyatnya.

Perjuangan sejati adalah perjuangan yang melindungi kehidupan, bukan menghancurkan kehidupan.
Perjuangan yang mengangkat martabat semua orang Papua, bukan yang menambah luka baru.

Setiap kali lagu ini dinyanyikan, rakyat Papua seperti diingatkan:

Bahwa tanah ini kaya.
Bahwa bangsa ini berharga.
Bahwa masa depan yang adil itu mungkin.
Bahwa suatu saat, kebebasan bagi Bangsa Papua itu Nyata 

Lagu Ini Adalah Janji, dan Rakyat Papua Adalah Penjaganya, Sejak 1930-an sejak lagu ini diciptakan hingga hari ini, Hai Tanahku Papua terus menjadi sungai yang mengalirkan kekuatan bagi rakyat Papua.
Ia adalah pengingat bahwa perjuangan bangsa Papua belum selesai.

Dan selama lagu ini terus dinyanyikan, selama gunung-gunung masih berdiri, selama hati rakyat Papua masih penuh harapan
Selama solidaritas persatuan semakin kuat,
api perjuangan itu tidak akan pernah padam.

“Tanah ini milik kita.
Martabat ini milik kita.
Harapan ini milik kita.
Dan kita akan menjaganya, seteguh gunung, setenang laut, seterang matahari pagi di atas lembah-lembah Papua.”

Selamat Memperingati HUT Manifesto Bangsa Papua yang Ke-64
01 Desember 1961 - 01 Desember 2025.

Pos. Admin 

Minggu, 30 November 2025

Penemuan Sains Berkat Mimpi-Mimpi Misterius

Mimpi adalah hal yang misterius. Bila kita baca kisah-kisah ilmuwan ini, Sang Pencipta seperti membantu manusia untuk menciptakan sejarah melalui petunjuk di dalam mimpi.

Sebelum membaca berbagai kisahnya, mohon juga luangkan sedikit waktu untuk menandatangani sebuah petisi untuk menolak kejahatan yang sedang terjadi di Tiongkok.

Kita percaya, sebuah kebaikan kecil sangat berharga dan tidak akan luput dari catatan Yang Maha Kuasa.

Carl Friedrich Gauss, sang Pangeran Matematika Ahli matematika Jerman)

1. Carl Friedrich Gauss melihat dengan jelas hukum induksi magnetik dalam mimpinya, yang juga dikenal sebagai hukum Gauss. Mimpi ini memberi petunjuk untuk eksperimennya. Hasilnya, penemuan Gauss membawa revolusi besar di dunia sains modern.

2. Matematikawan super jenius, Srinivasa Ramanujan lahir dari keluarga miskin di India Selatan pada 1887. Legenda mengatakan bahwa seorang Dewi muncul dalam mimpinya dan menunjukkan kepadanya rumus-rumus matematika.

Orang-orang India pada saat itu tidak memahami rumus-rumus ini, tetapi Godfrey Harold Hardy, seorang matematikawan di Universitas Cambridge, terkejut ketika ia menerima surat Ramanujan pada 1913.
Godfrey Harold Hardy, seorang ahli Matematika eksentrik dari Inggris)

Matematikawan India-Amerika, Krishnaswami Alladi menyebutkan kisah ini dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Bulletin of the American Mathematical Association.

Ibu Ramanujan juga memiliki mimpi yang memainkan peran penting dalam keberhasilan putranya. Ayer Watkins, profesor ekonomi di University of California, San Jose, menulis dalam sebuah makalah: “Ibu Ramanujan bermimpi di mana putranya sedang duduk di antara sekelompok orang Eropa dengan lingkaran cahaya besar di sekelilingnya, yang meyakinkannya bahwa tidak apa-apa bagi putranya untuk pergi ke Inggris.”

3. Otto Loewi, Bapak Ilmu Saraf Lahirnya ilmu neurobiologi juga berkaitan dengan mimpi. Dr. Otto Loewi yang dikenal sebagai bapak ilmu saraf, berteori bahwa impuls saraf mungkin merupakan transmisi kimiawi, tetapi tidak tahu bagaimana membuktikannya.

Pada 1920, ia bermimpi dua kali pada dua malam berturut-turut, di mana ia merancang eksperimen biologis untuk membuktikan teorinya. Ia kemudian mempraktikkannya, dan hasil eksperimen membuktikan bahwa saraf tidak bekerja langsung pada otot, tetapi bekerja dengan melepaskan zat kimia.

Penemuan ini membuka bidang penelitian baru, yang membuatnya memenangkan Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada 1936. (koran etindonesia/osc)

Pos. Admin 

Legenda – Dari Mana Datangnya BerasManusia makan nasi

Legenda – Dari Mana Datangnya Beras
Manusia makan nasi. Ada yang setiap hari. Tetapi, pernahkah kita terpikir bagaimana beras bisa muncul ??

Sebelum membaca legendanya, mohon luangkan sedikit waktu untuk menandatangani sebuah petisi untuk menolak kejahatan yang sedang terjadi di Tiongkok.

Sebuah kebaikan kecil tidak luput dari catatan Sang Pencipta. Bantuan Anda sangat berharga.

“Guk guk! Jika manusia memang lapar, biar saya yang coba. Saya mungkin kecil, tapi saya bisa berenang. Saya akan membawanya!” kata anjing abu-abu itu dengan mata berkilau penuh tekad.

Kaisar Giok pun tersenyum, menepuk kepala anjing itu. “Ingatlah, seberapa banyak padi yang kamu bawa, sebanyak itulah yang akan tumbuh di bumi.”

Maka berangkatlah mereka. Ombak laut menggulung tinggi bagaikan gunung. Sapi, kuda, dan lainnya berjuang mencapai daratan. Sementara itu, anjing kecil berenang sekuat tenaga, tubuhnya penuh bulir padi. Tapi oh! Satu per satu biji padi hanyut, “plup! plup!” terbawa ombak.

Anjing berusaha melengkungkan tubuhnya, menegakkan ekornya tinggi-tinggi. Penuh perjuangan! Ia sadar, hanya padi di ujung ekornyalah yang masih tersisa. Dengan gigi terkatup rapat, ia berenang terus sampai hampir terengah-hengah.
Akhirnya… ia sampai di daratan! Manusia menyambut dengan sorak gembira ketika melihat buliran padi di ujung ekor anjing itu—cikal bakal makanan yang kelak menyelamatkan dunia.

Sejak hari itu, padi hanya tumbuh pada ujung tangkai, tak penuh dari pangkal ke atas, karena hanya itulah yang berhasil diselamatkan oleh anjing. Manusia pun belajar menanam, hingga kini kita semua bisa menikmati nasi hangat di meja.

Dan apa kabar si anjing? Ia jadi sahabat manusia paling setia. Sebagai tanda terima kasih, manusia selalu berbagi nasi dengan anjing. Bahkan, di beberapa tempat, tradisi lama masih terjaga: beras pertama hasil panen selalu diberikan dulu pada sang anjing.

Sementara kuda, sapi, kambing, ayam, dan babi, ya… mereka makan jerami, sekam, atau sisa padi saja. Karena yang paling berjasa, yang paling berani, adalah sahabat manusia—anjing kecil abu-abu dengan ekor tegak.

Dan begitulah… asal usul beras yang ada di meja makan kita hari ini.

Diadaptasi dari https://www.epochtimes.com/b5/2/1/22/n231360.htm
(www.budipekerti.org/crl/wd)

Pos. Admin 

Kisah Nusantara (5) – Kebaikan Hati Membawa Mukjizat

Kisah Nusantara (5) – Kebaikan Hati Membawa Mukjizat
Sarat makna! Legenda Jawa Barat ini wajib dibaca semua orang.

Namun sebelum membaca kisahnya, mohon luangkan sedikit waktu untuk menandatangani sebuah petisi untuk menolak kejahatan yang sedang terjadi di Tiongkok.

Sebuah kebaikan kecil tidak luput dari catatan Sang Pencipta. Bantuan Anda sangat berharga.

Dahulu kala, tersebutlah sebuah kerajaan megah bernama Pasir Batang, yang dipimpin oleh rajanya Prabu Tapa Agung.

Sang raja memiliki dua orang putri: Purbasari, yang berhati teduh dan penuh belas kasih, serta Purbararang, yang cantik namun memiliki sifat iri bagaikan bara api yang selalu menyala. Purbararang sering membandingkan dirinya dengan adiknya. Ia merasa takdir berlaku tak adil jika Purbasari, yang menurutnya terlalu sederhana, mendapat perhatian lebih banyak dari rakyat dan istana.

Ketika sang raja mulai menua, ia mengumumkan akan menyerahkan tahta kepada Purbasari. Keputusan ini membuat Purbararang menjadi iri dan marah. Ia mulai berbisik kepada orang-orang, menebar tuduhan dusta bahwa Purbasari telah melakukan sebuah kesalahan besar. Tidak puas dengan fitnah, Purbararang membuat siasat licik—dengan bantuan beberapa pengawalnya yang setia—membuang Purbasari keluar dari istana.

Diasingkan ke Hutan
Suatu pagi, sebelum matahari terbit, Purbararang memerintahkan prajurit untuk mengiringi Purbasari keluar gerbang. Tanpa penjelasan, tanpa perpisahan yang layak, sang putri diusir dengan bekal seadanya. Jalan setapak menuntunnya ke sebuah hutan lebat, tempat suara burung dan gemericik sungai menjadi satu-satunya teman.

Penderitaan Purbasari
Hari-hari di hutan penuh ujian. Gigitan nyamuk, dinginnya malam, dan lapar datang silih berganti menguji keteguhannya. Meski begitu, Purbasari tak pernah mengeluh. Dalam kesendiriannya, ia mengingat ajaran ayahnya: “Kesabaran adalah cahaya yang tidak pernah padam.” Ia merawat dirinya sebaik mungkin, mencari buah, menjaga keselamatan diri, dan tetap bersabar.

Pertemuan dengan Lutung Kasarung
Suatu sore, Purbasari melihat seekor lutung hitam dengan mata penuh simpati. Lutung itu adalah Lutung Kasarung—seorang dewa dari khayangan yang dikutuk turun ke bumi. Kutukan menjadikannya berwujud kera, hanya dapat kembali ke khayangan jika ia menemukan manusia yang menerima dan menyayanginya tanpa memandang rupa.

Lutung Kasarung mulai menolong. Ia mengumpulkan buah, membuat pondok dari ranting, bahkan menggali sungai yang jernih. Keajaiban datang: bunga-bunga bermekaran tak seperti biasanya, ikan berenang di kolam buatan Lutung.

Kebaikan dan Ketulusan
Purbasari selalu bersikap baik dan tulus kepada Lutung Kasarung. Ia berterima kasih atas makanan, dan segala bantuan yang Ia terima. Pertemanan mereka dilandasi kepercayaan dan ketulusan—sesuatu yang jarang ditemui di istana.

Tantangan dari Purbararang
Kabar tentang indahnya hutan dan kehidupan Purbasari sampai ke telinga Purbararang. Ia datang dengan maksud menunjukkan bahwa dirinya lebih layak menjadi pewaris. Mereka mengadakan serangkaian tantangan: siapa yang memiliki kebun lebih indah, siapa yang wajahnya paling mempesona, bahkan siapa yang memiliki calon suami yang paling tampan, maka Ia lah yang paling pantas mewarisi tahta istana.

Dalam setiap tantangan, Lutung Kasarung diam-diam membantu dengan kesaktiannya. Kebun Purbasari penuh bunga mekar. Wajahnya bercahaya karena hati yang bersih. Dan saat tiba pada tantangan terakhir—memperkenalkan calon suami—Lutung Kasarung melangkah maju. Saat Purbasari dengan tulus menyebutnya sebagai sahabat dan pelindungnya, kutukan pun terangkat. Cahaya menyilaukan menyelimuti Lutung Kasarung, mengubahnya menjadi seorang pangeran tampan bermahkota.

Purbararang terdiam, malu, dan akhirnya menyesal atas segala perbuatannya. Sang raja memutuskan Purbasari memang pantas memimpin kerajaan karena kebaikan hatinya.

Pesan Moral:
– Iri hati merusak hati dan pikiran, menghilangkan rasa damai dan membuat hidup penuh beban.
– Kesabaran dan kebaikan hati adalah senjata yang sangat ampuh untuk melalui ujian.
– Jangan menilai seseorang dari rupa; ketulusan dan kemurnian hati lebih berharga dari penilaian dangkal di permukaan.
– Setiap perbuatan baik akan menuai balasan kebaikan, begitu juga sebaliknya kejahatan akan mendapat balasan.

(www.budipekerti.org/wd)

Pos. Admin 

Pengundang Grup Regane LUCKY DUBE ke Jayapura, Gorby Sanggy Peday, dipanggil Polda Papua.

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Ketika Polda Papua memanggil Gorby Sanggy Pe...