Langsung ke konten utama

SAJAK LIRIS

Sajak liris adalah sajak yang mengekspresikan emosi atau perasaan personal. Biasanya ditulis dengan sudut pandang orang pertama. Penyair di sini tak lagi hanya melukiskan, tapi ia juga menyatukan atau menghadirkan perasaannya di sana.

Kata Sapardi Djoko Damono, “Untuk menuliskan sajak liris yang baik, penyair harus cermat mengamati dan mencatat perasaan-perasaan sendiri dan peristiwa-peristiwa di alam sekitarnya.” 

Sajak liris yang kuat, kata Sapardi, mengandung dua elemen penting yaitu menyatakan perasaan yang samar-samar dan dengan cara yang sederhana menyatukannya dengan alam sekitar. 

“Ujian bagi penyair liris: ia mungkin tergelincir ke dalam sajak-sajak gelap, sajak-sajak yang sama sekali kehilangan kontak dengan pembaca atau ia menghasilkan sajak yang habis sekali baca bahkan tidak jarang sudah habis sebelum dibaca sampai terakhir,” kata Sapardi.

Contoh sajak liris:

Ada yang memisahkan kita, jam dinding ini
ada yang mengisahkan kita, bumi bisik-bisik ini
ada. Tapi tak ada kucium wangi kainmu sebelum pergi
tak ada. Tapi langkah gerimis bukan sendiri

(Sajak Samar; Abdul Hadi WM)

Perasaan yang ingin diungkapkan oleh Abdul Hadi WM di dalam sajaknya di atas adalah rasa kehilangan. Ia ungkapkan, tumpangkan, susupkan, perasaan itu lewat peristiwa sederhana yang ada di sekitarnya: detak jam dinding, suara-suara yang ia sebut sebagai bisik-bisik bumi, aroma khas wangi kain, dan suara gerimis.

Menurut batasan yang ditegaskan Sapardi sebagaimana kita kutip di atas, ini sajak liris yang sangat berhasil. Penyair berhasil meletakkan sajaknya pada wilayah yang memisahkan kedua kemungkinan yang ia sebutkan, tidak jatuh menjadi sajak gelap, dan tidak juga menjadi sajak terang benderang yang habis sekali baca.

Contoh kedua sajak liris:

Pernah ia mengalir dari tebing tinggi ke lembahku yang rendah. Ia embuskan dirinya dengan perlahan dan lembut tanpa jeda. Aku, dan egoku segera menarik seluruhnya menjadi milikku, tanpa aku tahu sebenarnya ia milik siapa.

Pernah ia hendak mematahkan semua pokok pohon saat marah, memprovokasi dengan uap yang membara, dan api yang kehilangan makna. Tapi segera tersadar ketika detak jantungnya cepat menenangkannya, ia pun kembali menjadi embusan kecil yang menyejukkan jiwa.

Pernah ia datang sebagai siut lembut yang melenakan, menjadi candu yang memabukkan, aromanya membuatku nyaris lupa daratan. Tapi aku segera tersadar, musim bunga belumlah tiba.

(Angin; Mahesa Jenar)

Sajak tentang segala polah angin ini jelas hendak berbicara perihal Cinta. Angin menjadi pilihan metafor untuk cinta, karena ada keselarasan sifat, elemen perasaan yang tersamarkan dan koherensinya pada alam. Dan perihal detil isi puisi ini, saya tak hendak menjelaskan lebih jauh. Beberapa citraan yang ada silahkan saja diinterpretasikan sesuai penangkapan pembacanya.

Salam.

- Mahesa Jenar

Catatan:
Narasi awal perihal sajak liris diambil dan dituliskan kembali dari beberapa sumber.

Kediaman Tenda Biru 27/01/2023

Post. Admind

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Victor Yeimo Berpesan kepada GEDIX ATEGE pada Awalnya Penyair dibangun Dari Rakyat, Maka Suara yang Lahir Dari Tanah adalah Harapan Rakyat Penindas

GEDIX ATEGE Bukan Penyanyi Panggung Glamor, tapi Penyair Rakyat, Yakni Suara yang Lahir Dari Tanah, Menyatu Dengan Penderitaan, Kasih, dan Kehidupan Melanesia.  Tetesan Air Mata Ibunda- di Harapan Kafetaria, KM Gunung Dempo- Melangkah Tanpa Alas Kaki - Setiap kaset Gedix yang diputar di tahun 90-an dan 2000-an langsunh bawa memori: masa kecil duduk bersama orang tua yang kini sudah tiada, perjalanan jauh dengan sahabat yang hilang, cinta pertama yang terlupakan, atau pengalaman sekolah/kuliah yang penuh perjuangan. Gedix Atege akan konser di Paniai,  Berpesan  Victor Yeimo kepada GEDIX ATEGE Bahwa konser yang akan harus bawakan seperti, Pepa Nating, School Fee Problem, Pain Blong Love, dan Salim Giraun. Lagu-lagunya sperti Taim Mi Skul Mangi, Mama, Corruption, bukan sekadar hiburan, tapi cermin kehidupan rakyat kecil: tentang biaya sekolah yang menjerat, korupsi yang merusak, harapan anak muda, dan kerinduan terdalam pada orang tua. Gedix Atege akan konser di ...

Benua Australia Bergeser 7 cm Menuju Indonesia Mengakibatkan Gempa Bumi

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Sebuah video di Instagram mengungkapkan bahwa Benua Australia bergeser menuju Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dilansir dari akun @u******d, video tersebut menampakkan ilustrasi pergerakan benua tersebut secara perlahan atau yang disebut sepanjang "ibu jari" tiap tahunnya. "Jika terus bergerak, dalam 50 juta tahun Australia akan menabrak Papua Nugini dan Indonesia Timur, menciptakan pegunungan raksasa baru yang lebih besar dari apa pun saat ini," tulis keterangan video yang diunggah pada Rabu (3/9/2025). Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, membenarkan unggahan tersebut. "Ya lempeng Australia memang bergerak 7 cm per tahun," ujar Heri saat dihubungi Kompascom, Jumat (5/9/2025). Dia pun menjelaskan dampak dari pergeseran Benua Australia menuju Indonesia Heri mengatakan, pergeseran Benua Australia ke utara memakan waktu yang cukup panjang, yaitu...