Aleks Giyai
Membungkus tubuh kurus nan dekil
Kulit hitam manis terbakar sang surya
Sedang matanya sayup tak berbinar
Dia selalu lalu lalang di pingir jalan
Duduk disuatu amperan toko
Menanti tetes-tetes kasih
Menampung hujan nurani
Dikala kelam malam kian menghampiri
Beralaskan karton membaringkan tubuh
Diberanda beton menahan dingin melewati malam
Hingga membungkus impian dalam tidurnya
Kini tubuh gagah melaju renta
Kulit hitam legam semakin keriput
Rambut keriting sedang menguban
Sebuah harapan tentang negerinya
Ia mendekam dalam samudra kalbu
Nampak hidupnya terlunta-lunta terlilit
Walau masa mudanya laksana burung elang
Terbang tinggi menelusuri negerinya
Bagaikan singa menapaki buminya
Mendulang takdir, berjuang melawan tirani
Yang terjamur bagai linta ditanah leluhurnya
Harapan tentang bayang kemerdekaannya
Sedang terselubung diatas awan kelabu
Kini hanya asa rasa tergelintir dihatinya
Lantaran jiwanya telah terborgor luka dan duka
Raganya terkulai tak daya melangkah
Akibat timah panas dihunus pergelangan kaki
Kini dia hanya meratapi tentang hidupnya
Setiap tetes hujan nurani yang terjatuh dipangkuannya
Hanya botol saguer terpecah ditangan
Demi menghilangkan perih yang tersalib dihatinya
Untuk menghapus memori pasionis
Dalam aroma saguer yang lesat sesaat
NIMBROT engkau pahlawan kesiangan
Hollandia, 18 Juli 2016
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar