Langsung ke konten utama

FILSAFAT ILMU HIDUP

"Friedrich Nietzsche" 📚📚📖

“Ada luka yang hanya bisa dipeluk oleh jiwa sendiri, dan bahasa hanyalah bayangan yang tak mampu menyentuhnya.” ✍️

Ada luka yang hanya bisa dipeluk oleh jiwa sendiri, dan bahasa hanyalah bayangan yang tak mampu menyentuhnya. Nietzsche dalam pandangannya menyinggung bahwa penderitaan bukanlah sekadar sesuatu yang harus dihindari, melainkan bagian dari jalan manusia menuju penguatan diri. Ia mengajarkan bahwa manusia harus berani memeluk lukanya, sebab di dalam luka itu terdapat sumber energi yang dapat menyalakan semangat untuk tumbuh melampaui dirinya. Dalam Thus Spoke Zarathustra, ia menyiratkan bahwa manusia yang berani menghadapi penderitaan batin justru sedang membuka jalan menuju Übermensch manusia yang mampu mencipta makna di tengah keterbatasan. Dengan demikian, luka yang tak dapat disentuh oleh bahasa sesungguhnya adalah ruang rahasia jiwa, tempat manusia berjumpa dengan dirinya yang paling jujur.

Nietzsche juga menegaskan bahwa bahasa sering gagal menampung kedalaman pengalaman eksistensial, sebab bahasa hanyalah tanda, bukan realitas itu sendiri. Dalam The Birth of Tragedy, ia menunjukkan bahwa seni, terutama tragedi, memiliki daya untuk menyingkap luka yang tak mampu dijelaskan oleh kata-kata. Dari sini tampak bahwa ketika bahasa tak lagi cukup, manusia dapat bersandar pada simbol, seni, dan tindakan kreatif sebagai jalan untuk menyalurkan derita batinnya. Gagasannya sejalan dengan pemahaman bahwa jiwa perlu menemukan bentuk ekspresi non-verbal agar tidak terkubur dalam kesunyian. Artinya, kesadaran akan keterbatasan bahasa bukanlah kelemahan, melainkan undangan bagi manusia untuk menemukan saluran baru dalam menafsirkan dan mengolah luka yang ia pikul.

Akhirnya, Nietzsche mengajarkan bahwa luka yang tidak tersentuh oleh bahasa dapat menjadi rahim bagi kelahiran nilai-nilai baru. Ia meyakini bahwa penderitaan bukan akhir, melainkan awal dari transformasi batin yang mendalam. Dalam semangat amor fati cinta pada nasib luka diterima bukan dengan penolakan, melainkan dengan keberanian untuk mengatakan “ya” pada hidup beserta segala getirnya. Dengan cara ini, jiwa tidak lagi menjadi korban luka, tetapi justru menjadi penggubah makna dari luka itu sendiri. Kebijaksanaan yang lahir dari pandangan ini adalah pengakuan bahwa bahasa mungkin terbatas, tetapi kehidupan manusia selalu memiliki cara untuk menafsirkan dirinya kembali, hingga akhirnya luka yang dipeluk dalam sunyi justru melahirkan kekuatan untuk mencintai kehidupan dengan lebih penuh. 👉 Literasi Filsafat 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Fakta hari ini TPNPB/OPM adalah bukan masyarakat yang kami tinggl bersama-sama dengan masyarakat di intanjaya Dan Militer Indonesia pun Demikian Sama Dari mana mereka Datang?.

Enam Orang Asli Papua yang merupakan warga civil yang telah di tembak Militer Indonesia🇮🇩 pada 14 Mei 2025 di Kabupaten Intan jaya Laporan resmi Seby Sambom dari markas pusat TPNPB OPM. Korban tewas dan korban luka-luka telah berhasil di evakuasi oleh Tim Pemerintah Dan Masyarakat, pertempuran ini masyarakat lain masih dalam pencarian apakah mereka masih hidup atau tertembak oleh Militer Indonesia.  Militer Indonesia telah lakukan kesalahan besar yang mana telah menyerang warga civil  dan membunuh  dan menyerang dengan tidak hormat tanpa memikirkan rasa kemanusiaan.  Menyerang pembrutalan militer Indonesia terhadap Masyarakat intanjaya ketika masayarakat berada di rumah, kebun, dan di pasar termasuk menyerang di gereja-gereja, pelanggaran ini merupakan pelanggaran HAM berat dan melanggar hukum Nasional dan internasional.  Masyarakat internasional dan lembag terkait harus bersuara terkait insiden penembakan terjadi ini di Intan jaya papu...

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH.

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH. Artikel. Sian Madai Konsep Dari Seorang Pemimpin Daerah Adalah Dasar untuk Menentukan Masadepan yang Lebih Cerah.  Keahlian/ Hobi, dan Kreatif/Karier yang di miliki oleh Orang Asli Papua (OAP) merupakan membuka ruang dan membuka lapangan kerja untuk membantu pemerintah setempat, sebagaian juga sebagai bentuk nyata membangun dan mempersempit pengangguran di Papua. Sekali lagi, Melalui bakat/ Karier yang telah dimilikinya merupakan menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai membantu pemerintah Daerah untuk itu, pemerintah perlu diperhatikan dan diolah dengan baik.  Dimana pemerintah pusat diberikan Otonomi khusus seluasnya di Papua bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia papua namun, Dana otonomi khusus Papua hilang jejak adalah cara tidak betul yang dilakukan, Dana otonomi khusus tersebut  harus digunakan dengan baik dan harus diperioritaskan Anak-anak Papua dalam ...