Hancur berkeping
di hamparan berserak
matahari yang sangsi
membakar semak
Bunga layu dihempas seteru saat beranjak semerbak
diterbangkan angin kemarau
baru saja sebabak.
Akan lama
tak seperti lalu
Sesuatu yang baru
Jika matahari tak seterik ini
aku tunggu
saat awan putih menari
Itulah hatiku yang merindu menunggu dibalik pintu
dan sejumput senyuman dan bujuk rayu.
harapan rerintik datang
menghapus derita daun jendela
dan embun di dedaunan dihempaskannta
Meski masih pagi kala
ufuk pun masih juga jingga
Kau tahu
tetesan embun itu adalah air mata
Ku tumpahkan di kelas kampung, tumpah darah kita satu tiga jiwa sahabat menjadi satu jiwa satu hati.
Hidup sahabat seperjuangan laki Deiyai ,ku datang melalui mentari pagi bertemu segelas air cangkir kopi, bertemu dalam air cangkir kopi panas di bangku studi.mari kita sama-sama perjuangkan indeks- indeks problem pendidikan kemauan kita.
Hidup dan mati di Tangan Tuhan
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar