Oleh. Parikan Sastra Jagad
cinta sang ombak membuncah
ayat seluas samudera
tengah semedi sedemikian rupa
Sabda peredam tabah
segala arus tumpah
membasah indah mahabbah
muntahkan berjuta kubik air bah.
Keberimanan sang ombak
kerap mengekal menabrak
bersapa sunyi kaum terumbu
sejauh hening tak terukur waktu
Menikmati masa penuh ingin
dari rahim mata angin
setiba membelah ayat bumi
diajarkan cara menombak diri.
Keyakinan hinggap ke tepi
lancip bagai mata besi
bukan sebagai pengecut
serakah menghidangkan takut
Tanjung sang ombak sapa dermaga
demi aroma ayat-ayat cinta
seremoni beriring ranum nikmat
jelma musafir berjaring akhirat.
Terpaan badai angin timur
maha menukik menghambur
seruas jelmaan serpih sorga
tempat berbiak setadah pahala
Lelambai tajuk-tajuk zikir
menjadi sepetak maha luas pikir
medan bernostalgia
pertemuan dua arus rahasia.
Kandungan jutaan kasih sayang
janin-janin menumbuh senang
diantara ceruk-ceruk palung
paling gulita mengerudung
Ah, sang ombak berpencar
menebar perhatian berdebur gencar
tidakkah Tuhan bertanya ;
bukankah ini ayat-Ku nyata?.
__________________________________
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah engkau tiada memperhatikan.”
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar