Papua Tetesan Air Mata Ibunda. Pada malam hari bulang yang kian menerangi seluruh kota penjajahan Pulau west Papua, terlihat indah sekeliliginya, ternyata pulau itu memiliki seribu misteri kehidupan, flora dan fauna yang menimpah ruah, hal ini membuat sakit yang menusuk di nadiku. Aku memohon padanya yang punya kuasa tentang sakit yang menimpa ini. Aku mendapatkan jawaban yang pasti tentang diriku ini.
Dalam sela-sela renunganku menunjukan jawaban dari sang kalik-ku, malam itu pula sampaikan JAWABANNYA adalah Orang Asli Papua Harus memiliki sakit yang samah, Derita yang samah, Rindu yang samah, Sampai Tujuan yang sama.
Haya dalam renungan itu menanyakan dari sangkalik Apakah OAP memunyai sakit yang samah????.
Pertanyaan dari sang kalik diatas ini, saya sakit hati namun apa boleh buat. Penderitaan ini harus bertahan menguburkan di kalbuku sampai suatu saat akhir hayat menjemput saya, hanyalah itu yang aku garis bawahi-ku.
Sekarang Aku hanya peracaya dari amanah-ku sang kalik, Jawaban dari sang kalik memang sangat menusuk nadi-nadiku dan jika ada jawaban musti ada kelegaan bagiku.
Ketika renungan yang panjang. Malam itu, malam bulan purnama, merebut hatiku yang derita di tama penderitaan.
RENUNGAN Ini sudalah KITA tamat DISINI. BIAR amanah ini selalua menganga kalbu-Ku. Yeri.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar