Senin, 26 September 2022

AKU PECINTA BULAN

Oleh. Gemuruh

Aku tetap-Lah sosok yang tersenyum saat hujan datang,
Meski dengan tatapan yang berbeda,
Mungkin dengan air mata yang berlinang,
Mengingat kenangan yang tak bisa terulang,

Aku tetap bahagia dengan hadir-Nya,
Rintik-Nya selalu menjadi hal candu yang ku tunggu,
Karena pada saat itu,
Aku merasakan kamu seolah mendekap 'ku,
Menopang dan menguat-Kan 'ku,

Aku tetaplah sosok yang menyu-Kai senja,
Warna jingga yang memanja-Kan mata,
Masih membuat-Ku terpa-Ku,
Seperti biasa-Nya,
Mampu membuat-Ku mengingat diri-Mu,

Aku masih-Lah sosok pecinta bulan,
Sinar-Nya ditengah gelap,
Sangat berkesan,
Sungguh membuat-Ku terkesiap,
Dan mampu menghangat-Kan hati yang kian dingin,
Dipeluk gelap,

Maka, jika rindu,
Tataplah langit,
Dongakkan kepala-Mu,
Dan lihatlah keatas sana,
Percayalah, saat itu aku sedang melaku-Kan dan merasa-Kan hal yang sama,
Merindukan-Mu, menantikan-Mu, kembali pada pelukan  Ku,

Apakah kamu tetap sosok pemilik senyum sehangat mentari?,
Yang menghangat-Kan ku setelah aku bersenang-senang basah kuyup oleh hujan,

Yang menghadir-Kan indah-Nya senja, untuk sekedar 'ku pandang
Setelah perjalan yang panjang,

Dan yang menerangi gelap 'ku,
Saat malam dimana punya mama tak kunjung datang.

Pos. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kolonialisme Pemukiman Penindasan Harga Diri Pemilik Tanah

𝐊𝐨𝐥𝐨𝐧𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦𝐞 𝐏𝐞𝐦𝐮𝐤𝐢𝐦 (𝐒𝐞𝐭𝐭𝐥𝐞𝐫 𝐂𝐨𝐥𝐨𝐧𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦) Artikel, Yegema  Konsep kolonialisme pemukim dap...