Oleh. Gemuruh
Meski dengan tatapan yang berbeda,
Mungkin dengan air mata yang berlinang,
Mengingat kenangan yang tak bisa terulang,
Aku tetap bahagia dengan hadir-Nya,
Rintik-Nya selalu menjadi hal candu yang ku tunggu,
Karena pada saat itu,
Aku merasakan kamu seolah mendekap 'ku,
Menopang dan menguat-Kan 'ku,
Aku tetaplah sosok yang menyu-Kai senja,
Warna jingga yang memanja-Kan mata,
Masih membuat-Ku terpa-Ku,
Seperti biasa-Nya,
Mampu membuat-Ku mengingat diri-Mu,
Aku masih-Lah sosok pecinta bulan,
Sinar-Nya ditengah gelap,
Sangat berkesan,
Sungguh membuat-Ku terkesiap,
Dan mampu menghangat-Kan hati yang kian dingin,
Dipeluk gelap,
Maka, jika rindu,
Tataplah langit,
Dongakkan kepala-Mu,
Dan lihatlah keatas sana,
Percayalah, saat itu aku sedang melaku-Kan dan merasa-Kan hal yang sama,
Merindukan-Mu, menantikan-Mu, kembali pada pelukan Ku,
Apakah kamu tetap sosok pemilik senyum sehangat mentari?,
Yang menghangat-Kan ku setelah aku bersenang-senang basah kuyup oleh hujan,
Yang menghadir-Kan indah-Nya senja, untuk sekedar 'ku pandang
Setelah perjalan yang panjang,
Dan yang menerangi gelap 'ku,
Saat malam dimana punya mama tak kunjung datang.
Pos. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar