Oleh: Madai Gemuruh
Subuh sudah usang dikumandang, Ayam-ayam berdendang, Menanda pagi sudah menjelang, Tatkala matahari terbit menuju terang, Apakah ada Waktu...?, Karna aku tebing.
Semua kuukir dalam cinta menjadi terang, Pada gadis menepi di tepi hati, karna aku sudah tebing.
Memendam di hari-hari berputar, Hingga malam menjadi tempat untuk membayang.Pada cinta yang menjulang tinggi, tebing tidak pernah kita memanjat, Hanya ada Kerinduan pelepasan.
Bukan selayaknya aku menatap
Dibeberapa tubuhmu yang sedap, Namun mata tak bisa berpaling, karna aku suda tebing. Ketika keindahan menjadi penting, karna tebing memeleh kita.
Pabila semua menjadi sempurna, Memberikan kasih sayang yang tiada tara, Akan kubawa keliling dunia, biar tebing memeleh kita. Tanpa ada orang ketiga di antara kita, biar tebing, Namun, semua menjadi angan-angan semata, Karena kamu lebih dulu menikah.
Kini aku melantunkan syair-syair cinta, Dalam irama sendu dan tatapan layu, karna tebing menjulang, Atau aku lebih memilih merahasiakan cinta, Ketimbang tertolak pertama.
Aku belum pasti tau, buatan siapa masuk pada jurang, Aku pun pasti tauh, Hati tak akan mematakannya, Obat hanya satu, Mari satukan.
Post. Atmind.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar