Oleh: Mahesa Jenar
Sebuah kenangan memutuskan mengikutiku sejak malam itu, tinggalkan garis waktu tempat ia semestinya membatu dan tak beranjak ke mana-mana.
Sekarang ia nyaman meruang di kedalamanan dadaku, begitu fasih memutar kepedihan berulang kali lebih nyata dari sensasi pertunjukan empat dimensi.
Padanya tersimpan luka yang terus saja membasah karena patahan pisau cinta yang masih menancap, menikam, merobek-robek, lalu menjejak kuat-kuat di palung hatiku yang terdalam.
Sebuah kenangan memaksa logikaku jungkir balik—mengobrak-abrik kewarasan yang membuatku selalu tak bisa beranjak dari semua kesedihan itu. Padanya tersimpan rahasia tentang pertahanan yang runtuh saat teringat senyum manismu, cumbu rayumu, kemudian mengendap-endap menyelinap diam-diam mendorong cinta lama kembali menyeruak, hanya untuk kembali terbenam, mengoyak, merajam, dan melukai hatiku lebih dalam lagi.
Post. atmind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar