Oleh. Mahesa Jenar
Membasuh debu di dedaunan
Membersihkan segala kenangan yang membatu
Sejak hari surup, langit berwarna abu-abu
Angin mengendap-endap di selasar kota
Perlahan menyisir lengkung gedung-gedungnya
Seperti barisan tentara yang merunduk-runduk di medan perang
Terasa penuh siasat dan mencemaskan
Mengingatkanku pada sesuatu yang pernah dituliskan Chairil, "Gerimis mempercepat kelam"
Kota ini mendukung semua jenis cuaca
Meski kadang cuacanya tidak asali dari sini
Yang kadang luar biasa buruk, seringkali acuh tak acuh pada gunungan tatanan lama
Bumi gonjang ganjing, meski sebenarnya tidak ada kaidah untuk cuaca
Langit kelap kelip, jamaknya semua cuaca itu baik
Katon lir kincanging alis risang maweh gandrung, semua cuaca akan mengekalkan ingatan
Ngelmu titen sembah roso, hanya dengan kesadaran diri yang menjadikanmu menungso
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar