Jumat, 05 Mei 2023

BEBERAPA SAJAK YANG TERSISA DARI MASA LALU

Oleh. Mahesa Jenar
/1/
KEPADA GADIS KECIL TEMAN MASA KECIL

Kepada gadis kecil teman masa kecil
yang dulu pernah mengajariku banyak rahasia
melipat kertas menjadi katak dan pesawat 
aku mohon datanglah kembali
membawaku bermain dari pagi sampai petang
suguhkan padaku dua gelas coklat dingin yang selalu kusuka
agar aku kuat mengelilingi semua samudera dan benua.

Kepada gadis kecil teman masa kecil
yang dulu pernah memberiku banyak cerita
kisah cinderella sampai pangeran yang perkasa
aku mohon datanglah kembali
ajari aku untuk kuat dan selalu berani
melautkan mimpi-mimpi masa depan
mengarungi hitam putih kehidupan.

Akan kutanyakan padamu lebih banyak lagi
dari sekadar kabar basa-basi
atau cara menjaga manis pada senyuman.

/2/

SEBUAH SAJAK YANG KUTITIPKAN KEPADA TUHAN UNTUKMU

Yun, di langit masih tersisa sebuah sajak untukmu
sajak dengan diksi manis yang pasti membuatmu tersipu
belum sempat kubacakan untukmu
tapi aku yakin Tuhan masih menjaga sajak itu
walau mungkin ada beberapa bait
yang tidak diinginkan Tuhan untuk kuberikan untukmu
mungkin diksinya terlalu berlebihan untuk anak kecil seusiaku
saat ini sajak itu masih menggantung di awan, atau
tertidur dalam kesendiriannya dan diam

Yun, saat ini masih banyak tanya tanpa pernah kutahu jawabnya
aku hanya bisa menuliskan sajak untuk menjawabnya sendiri
mereka-reka jawaban yang memuaskan hati
hanya untuk mengingkari kekalahan ini
tentang sebuah cinta kecil yang kandas oleh waktu
ketika semesta merengkuhmu 
hingga semua impianpun luruh dan mati

Waktu terus beranjak, Yun 
menambah sesak di dalam dada
dalam setiap tarikannya aku terus melafalkan namamu
kemudian menuliskan sisa-sisa cinta
yang dulu tak pernah sempurna terucap
kususun semuanya dalam bait-bait rindu
kutitipkan langsung kepada Tuhan untukmu
Tuhan sendirilah yang akan membacakannya untukmu

/3/

PERAHU CINTA

Semalam ada anak lelaki yang melipat sebuah surat cinta, membuatnya menjadi perahu cinta yang cantik, dilarungkannya ke lautan lepas, mencari sebuah pulau, tempat kekasihnya terdampar di mimpinya saat itu. 

Perahu cintanya serupa hujan yang turun di bulannya Sapardi, begitu tabah berlayar sampai ke ujung hari, menepikan kemarau yang sering tak menepati janji.

Aku membayangkan perahu itu akan terombang ambing oleh gelombang, beberapa kali nyaris terbalik —nyaris tenggelam, tapi alamat yang ditujunya begitu jelas, pantang baginya putus harapan.

"Jangan ganggu perjalananku!" teriaknya pada angin buritan. 

"Jangan halangi kebahagiaanku!" hardiknya pada gelombang lautan.

Siapakah anak lelaki yang membuat perahu cinta itu?  

Membayangkan keinginannya demikian keras, mungkin ia bermimpi terlalu tergesa, pada kehidupan kanak-kanaknya yang manja.

/4/

AYAH

Ceritakan padaku, Ayah
tentang seorang anak laki-laki
yang suka menyulap airmata 
menjadi surat cinta
melawan rindunya

Katakan padaku, Ayah
bagaimana dulu ia
seperti burung elang 
yang terbang rendah 
mengejar bayang cinta
tapi seperti sengaja 
mematahkan kedua sayapnya
dan tersungkur jatuh

Ayah,
bahkan anak lelaki itu 
tak pernah menyadari
ia telah terpenjara cinta
sejauh itu
sampai hari ini

- Mahesa Jenar 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...