Langsung ke konten utama

Tergabung Pawai Setelah Dengar Hasil Ujian SMA Dan SMK Kelas 3 Kota Study Nabire

Tetesan Air Mata Ibunda- Kota tua Nabire-Melangkah Tanpa Alas Kaki_ Pawai bersama dilakukan dari SMA 1 Nabire menuju kalibobo dan memutar lewat Kantor DPRD nabire, pakayannya yang berwarna putih abu-Abu mewarnai dengan Bendera West Papua .

Poster dan spanduk berwarna Bendera  perjuangan west Papua (Bintang Fajar)   pada sore tadi 5 Mei 2023.

Pawai dilakukan pada pukul 03 sampai jam 6,30 hampir 2 jam menaiki dan berkibar  bendera Bintang Fajar di Motor.

Siswa yang telah lulus menaiki bintang fajar dari Jembatan Nabire kalibobo sampai jalur sp wadio masih kibarkan bendera bintang kejora.

Ketika media  mengghubungi salah seorang yang ikut tergabung pawai
SMA SMK  mengatakan, kami menaiki bendera bintang kijura karena  kami  merasakan Penindasan, Rasis dan Diskriminasi dari tiap sekolah di Nabire, Ungkapnya.

Setelah mengibarkan bendera bintang kejora ada beberapa Intel lainnya mengikuti dari belakang, hingga sampai di perempatan sp3 polisi Indonesia atau PORLI menhadang, lalu beberapa kawan kawan lainnya ditangkap kata dia.

Teman-teman yang telah ditangkap dan yang lain  masih dalam tahanan polres Nabire, yang masih dalam tahanan  adalah:
1 Benyamin keiya
2 Elias yob
dan beberapa orang lainnya, saya belum pastikan karna saya lari, pungkasnya.

Teman-teman yang telah tangkap masih banyak orang tapi saya lari dari situ karna polisi dan Intel mereka memantau kami tuturnya.

Dari jhau saya melihat kesana ada dua orang juga dipegang oleh polisi tapi  identitasnya kurang tau lanjutnya.

Saya ingin videokan dan  gambar tapi hp saya mati (yegema).

https://m.youtube.com/watch?v=-TIfd-BlKF0&feature=youtu.be

Terjemahan:
Joined the Parade After Hearing Class 3 High School and Vocational Examination Results in the City of Study Nabire. 

Mother's Tears - Nabire Old Town - Walking Barefoot_ A joint parade was carried out from Nabire 1 High School to Kalibobo and around the Nabire DPRD Office, their gray and white clothes were colored with the West Papua Flag. 

Posters and banners colored in the flag of the struggle for West Papua (Morning Star) this afternoon 5 May 2023. 

The parade was held from 03.00 to 6.30 almost 2 hours by climbing and flying the Morning Star flag on the motorbike. 

Graduated students climbed the morning star from the Nabire Kalibobo Bridge to the Wadio SP route, still waving the Morning Star flag. 

When the media contacted one of those who joined the parade
SMA SMK said, we climbed the Kijura Bintang flag because we felt oppression, racism and discrimination from every school in Nabire, he said. 

After raising the Morning Star flag, several other intelligence officers followed behind, until they arrived at the SP3 intersection, the Indonesian police or PORLI ambushed him, then several other comrades were arrested, he said. 

Friends who have been arrested and others who are still in the custody of the Nabire Police, who are still in detention are:
1 Benjamin keiya
2 Elias yob
and several other people, I'm not sure yet because I ran, he concluded. 

There were still many friends who had been arrested but I ran away from there because the police and intelligence were monitoring us, he said. 

From afar, I saw that there were two people being held by the police, but their identities were unknown. 

I want to make a video and want to take pictures but my cellphone is dead (yegema). 

https://m.youtube.com/watch?v=-TIFd-BlKF0&feature=youtu.be 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

"Satu Pucuk Melawan Seribu" Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tidak ada harapan, tidak ada kekuatan Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan satu pucuk senjataku Seribu pucuk senjata, menghadapku dengan garang Tapi aku tidak takut, aku tidak gentar Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan membuktikan, bahwa satu pucuk senjata bisa menang Musuhku banyak, tapi aku tidak sendirian Aku memiliki keadilan, aku memiliki kebenaran Aku akan melawan, dengan semangat dan kepercayaan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku Satu pucuk senjata, melawan seribu musuh Tapi aku tidak menyerah, aku tidak mundur Aku akan melawan, dengan keberanian dan kehormatan Aku akan menang, dengan satu pucuk senjataku. TanahAirTercinta WestPapua 🍁🍁🍁 Anak yg Boleh Mencintainya. Anak ku. Ayah sangat merindukan mu. Tetapi Apa yang ayah lakukan hari ini suatu ketika anak besar akan mengerti penindasan atas negeri mu. Anak ku. Ay...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

Ini 11 Pernyataan Protes KNPB Mengenai New York Agreement, Apa Saja?

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Menado-Melangkah Tanpa Alas kaki - Manado - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menyatakan menolak perjanjian New York yang dilakukan Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB tanpa melibatkan bangsa Papua. Pernyataan itu disampaikan KNPB memperingati perjanjian New York yang terjadi pada 15 Agustus 1962. “Kami menolak Perjanjian New York 1962 yang dibuat secara sepihak tanpa melibatkan bangsa Papua dan yang mengkhianati hak kami untuk merdeka dan berdiri sendiri,” kata Hiskia Meage, Ketua KNPB Konsulat Indonesia pada 15 Agustus 2024. Hiskia mengatakan, perjanjian tersebut tidak memiliki legitimasi, karena tidak mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat dan bangsa Papua. Oleh sebab itu, KNPB menyatakan sikap bahwa ; 1. Pihaknya menolak hasil Pepera 1969, yang dilaksanakan dengan manipulasi, intimidasi, dan kekerasan. Proses Pepera yang melibatkan hanya 1.026 orang dari sekitar 809.337 rakyat Papua dan di bawah ancaman senjata tidak mencerminkan p...