Jumat, 16 Juni 2023

Sebatas Cerita, Kebebasan Sejati Bukanlah Menjadi Liar

Artikel. Gemuruh
Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua Holandia- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Seorang pria bernama Biktou telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam kehidupan yang terbatas, terikat oleh aturan dan batasan yang diberlakukan oleh sistem.

 Dia hidup seperti dalam penjara, di mana ia merasakan kurangnya kebebasan dan keterbatasan ruang geraknya.

Setelah lama menantikan hari kebebasannya, akhirnya tiba saat yang ditunggu-tunggu.

 Biktou bebas dari belenggu dan kembali ke dunia luar. Ia merasakan angin bebas yang menyapu wajahnya, dan seketika itu, dunia terasa begitu luas dan penuh potensi. Namun, dalam kebebasan yang dirasakannya, ada juga perasaan campur aduk yang melanda pikirannya.

Biktou merasa seperti binatang yang dilepas dari kandangnya. Ia merasa gugup dan bingung dengan kebebasan yang baru ditemuinya. Ia telah hidup dengan rutinitas dan aturan yang ketat selama begitu lama, sehingga tiba-tiba memiliki segala kebebasan bisa menjadi menakutkan dan membingungkan.

Pertama, Biktou merasa tergoda untuk melakukan segala sesuatu yang ia larang saat berada di dalam belenggu. Ia merasa tergoda untuk mengejar kenikmatan instan dan melampiaskan semua keinginan yang telah lama terpendam. Namun, di balik semua keinginan itu, ia merasa ada sesuatu yang kurang memuaskan.

Lama kelamaan, Biktou memahami kebebasan tidak hanya tentang melampiaskan nafsu dan melakukan apa pun yang diinginkan. Ia mulai menyadari bahwa kebebasan juga datang dengan tanggung jawab. Ia merasa ada kekosongan dalam hidupnya yang perlu diisi dengan tujuan yang lebih besar.

Biktou memutuskan untuk mengambil kendali atas hidupnya. Ia belajar untuk membuat rencana dan tujuan yang jelas. Ia merasa bahwa dengan memiliki arah yang jelas, ia dapat mengarahkan energinya dan memanfaatkan kebebasannya dengan bijak.

Biktou juga mulai mencari cara untuk memperbaiki dirinya sendiri. Ia menghadiri kelas-kelas dan pelatihan, mencari pengetahuan baru, dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pengalaman dan wawasan yang berbeda.

 Ia belajar untuk menjaga keseimbangan dalam hidupnya, menghindari godaan yang merusak dan menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.

Walaupun perjalanan kebebasannya tidak selalu mulus, Biktou tidak pernah menyerah. Ia belajar dari kesalahan dan mengubahnya menjadi pelajaran berharga. Kebebasan adalah tentang menemukan diri sendiri, memahami nilai-nilai yang benar-benar penting baginya, dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut.

Pada akhirnya, Biktou menyadari bahwa kebebasan yang sejati bukanlah tentang menjadi liar atau kehilangan kendali. Ia belajar bahwa kebebasan adalah tentang memanfaatkan.


Post. Admind


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EVALUASI KRITIS 63 TAHUN UNCEN: PENGETAHUAN, KEKUASAAN, DAN PENJAJAHAN

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Karena sering saya dituduh provokator mahasiswa U...