Minggu, 11 Juni 2023

SURAT SERUAN HAMBA TUHAN MENYIKAPI PERANG SUKU DI TANAH PAPUA

Pdt. Deserius Adii, S.Th.
LANDASAN SERUAN

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Holandia- Jayapura- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Seruan ini dilandasi dengan Hukum Allah tentang: “PEMBUNUHAN”

1. Allah melarang kita. Jangan membunuh. (Keluaran, 20:13). Kalau kita saling membunuh diantara kita, maka Allah menghukum kita kedalam lautan api (Wahyu, 21:8)

2. Yesus Kristus melarang kita supaya jangan saling membunuh (Matius, 19:18). Karena dosa Pembunuhan ini Dia merelakan diri-Nya mati di kayu salib (1Petrus, 2:24). Jika kita giat membunuh sesama kita, kita menghina kematian-Nya. Kita meremehkan kasih-Nya kepada kita. Jika kita tidak bertobat, maka Dia akan membunuh kita dalam lautan api yang kekal (2Korintus, 5:10; Wahyu, 20:15)

3. Pembunuhan adalah suatu kebencian kita terhadap sesama kita (1Yohanes, 3:15). Membenci berarti membunuh. Allah melarang kita supaya tidak membenci orang lain. Kita patut mengasihi orang lain sama seperti diri kita sendiri.

4. Iblis ialah bapak pembunuh manusia dari sejak semula (Yohanes, 8:44), maka waktu Yesus datang kedua kali para malaekat Tuhan mengikat Iblis dengan semua pengikut pembunuh manusia di lemparkan kedalam siksaan yang kekal dalam lautan api (Wahyu, 21:8).

5. Yesus mengundang semua orang yang berdosa termasuk pembunuh (Matius, 11:28). Marilah kita datang kepada Tuhan dan mengakui segala dosa kita kepada-Nya (1Yohanes, 1:9). Karena Tuhan siap mengampuni dan membersihkan dosa kita (Yesaya, 1:18). Dan membuka hati kita untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita (Wahyu, 3:20). Jadilah ciptaan baru dalam Tuhan (2Korintus, 5:17) dan hiduplah sesuai Firman Allah (Filipi, 1:27) Hidup berbuah dalam buah-buah Roh Kudus (Galatia, 5:21-22). Serta masuk dalam peperangan rohani untuk melawan segala dosa (Efesus, 6:10-18)

APA ITU PERANG 

Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia. Dan dalam perang ini juga akan menimbulkan pembunuhan.

Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya kepentingan  politik,  kecemburuan,  dendam, membela diri, dan sebagainya.

Peperangan, pertikaian dan pembunuhan yang sedang berlangsung di seluruh Tanah Papua ini adalah timbul tenggelam dari tahun ke tahun. Perang suku bukan sebuah jalan positif untuk menyelesaikan masalah. Malah dengan perang akan melahirkan masalah dan soal baru.

Perang Suku bukan Budaya Papua. Pertikaian, peperangan, dan pembunuhan yang terjadi dalam suku-suku Papua ini, biasa orang stigma bahwa “Perang Suku adalah Budaya Papua” itu tidak dibenarkan karena dengan alasan adat dan budaya Papua masyarakat baku bunuh dan membunuh, Orang Papua yang sependapat bahwa perang suku adalah budaya Papua, orang-orang itu adalah “Propokator,” “Konseptor,” “Kreator,” dan “Eksekutor” perang suku agar orang Papua baku bunuh dan membunuh supaya orang Papua habis dari negeri ini. 

Perang Suku adalah Pelanggaran HAM. Tidak dibenarkan stigma perang ini adalah adat dan budaya orang gunung serta orang Papua. Stigma seperti ini sengaja dilakukan agar pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dilanggar. Setiap manusia itu punya hak hidup, hak berkeluarga, hak hidup tanpa ketakutan, hak bersaudara, hak beragama, hak berpolitik, hak berpendidikan tanpa mengorbankan nyawa manusia. 

Ditolak budaya baku balas membalas. Kita sama-sama menolak pertikaian, peperangan dan pembunuhan  dalam sesama umat Tuhan yang diselesaikan dengan cara baku balas dan membalas, “satu korban disini, disana juga harus satu korban, disini lima korban disana juga lima korban” konsep inilah puluhan sampai ratusan jiwa manusia Papua menjadi korban dalam perang Suku di Papua. Pembalasan adalah haknya Tuhan bukan manusia.

Umat Tuhan juga sadar siapa yang bermain musik baru kita bernyanyi, siapa yang bermain bola Volly baru kita memberi tepuk tangan, siapa yang pasang televisi baru kita nonton, Jangan kita ikut arus dalam setingan orang-orang yang mengorbankan nyawa kita. Karena hidup ini hanya satu kali. Tidak mungkin setelah kita di bunuh kita bertobat. Setelah kita mati hanya kita akan menikmati apa yang kita lakukan selama di dunia ini. Gunakan kesempatan hidup ini dengan baik! Sadar dan bertobat dari pembunuhan ini.

Iblis ialah Kepala Pembunuh Manusia. Perang Suku adalah salah satu kerja dan program setan yang di dukung oleh orang-orang yang terlibat dalam peperangan itu. Karena Iblis ialah Kepala Pembunuh Manusia sejak semula, anak-anak buah juga membunuh manusia sebagaimana terdapat dalam Yohanes, 8:44 “Iblis ialah Bapak Pembunuh Manusia dari semula.” 

Dalam perang suku ini juga orang akan baku bunuh membunuh dan mencabut nyawa seseorang sementara hak untuk mencabut nyawa manusia adalah Tuhan Allah sendiri. Dan Tuhan Allah juga tidak kasih mandat kepada siapapun dalam dunia ini untuk mencabut nyawa seseorang.

Sadar diri sebagai Umat Tuhan. Sebagai warga Gereja SADAR diri! Memiliki kasih Allah, Undang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat anda, serahkan diri sepenuhnya kepada Pimpinan Roh Kudus sehingga Roh Allah membuka mata rohani kita untuk mengerti apa maksud Tuhan dalam Firman Tuhan.

Kita SADAR diri ikan Paus besar yang dilaut sana memakan kita, Ikan Puri kecil yang ada dalam kolam, ikan puri kecil dalam kolam juga baku makan ramai artinya orang pendatang baik lewat kepentingan Koloniasme dan Kapitalisme mereka bunuh kita, kita juga baku bunuh dan membunuh ramai dalam diri keluarga kita, bapa bunuh anak, anak bunuh mama, kakak bunuh adik, marga satu bunuh marga lain, suku satu makan suku lain demi mensukseskan kepentingan Koloniasme dan Kapitalime global, kepentingan orang-orang tertentu, kepentingan ekonomi, politik, dan social hanya bagi mereka yang punya kepentingan.

Banyak kerugian dalam perang Suku. Peperangan, Pertikaian dan Permusuhan serta Pembunuhan yang sedang terjadi di Papua lebih khusus di Timika memilih kerugian besar baik itu tempat kediaman keluarga untuk dihinap oleh keluarga itu menjadi kebakaran dan di rusak sebenarnya di bangun dengan jeri payah mencari uang untuk membangun untuk dihidupi oleh keluarga itu, anak sekolah menjadi tidak sekolah, orang yang mau ibadah tidak beribadah, hidup dalam keadaan ketakutan dan trauma bahkan sampai puluhan nyawa manusia menjadi korban sia-sia. Kita harus sadari bahwa dalam perang saudara ini siapa yang rugi, siapa yang menangis, siapa yang berduka, siapa yang beruntung setelah kita perang! Bukan orang lain, kita yang menangis, kitalah yang berduka dan kitalah yang rugi.

Tidak dibenarkan pembayaran kepala dengan uang rupiah. Kita juga tidak membenarkan bahwa pembayaran kepala bagi orang yang korban dalam perang suku itu dengan uang rupiah. Tidak bisa nyawa manusia dibeli dengan uang rupiah. Dengan membayar kepala orang yang dibunuh itulah yang memupuk perang suku di Papua. Melalui kematian dan pembunuhan nyawa manusia itu menjadi tempat kita bisnis. Berhentilah bisnis melalui pembunuhan sesama manusia. Kita lihat secara ekonomi dalam kita orang Papua dalam penyelesaiaan perang suku dan upacara bakar batu selalu menghabiskan biaya yang tidak kecil. Setiap terjadi perang, harta benda yang menjadi korban atau dikorbankan tidaklah sedikit dan biaya pembayaran ganti rugi dan upacara pelaksanaan bakar batu biasa mencapai Rp 500. Juta sampai Rp. 2 Miliyar. Kenyataan semacam ini akan berdampak terjadinya kemiskinan di antara masyarakat Papua.

Dengan melihat semua situasi sosial yang dihadapi manusia Papua dewasi ini, seperti wabah kematian yang disebabkan oleh berbagai kekerasan, mulai dari kekerasan keluarga, kekerasan militer, miras, narkoba sampai konflik antar marga dan suku (perang suku) sampai hari ini seluruh Tanah Papua sedang mengalami musibah pemusnahan orang Papua menuju Genoside.

Untuk itulah Sekertariat Keadilan dan Perdamaian Gereja Kemah Injil (KINGMI) Koordinator Puncak Selatan MENYERUHKAN kepada seluruh warga Papua :

1. Bahwa Pembunuhan dan Penumpahan darah sesama manusia adalah dilarang oleh Tuhan dalam Keluaran 20:13 sebab manusia adalah baik Allah, maka Allah akan membinasakan orang yang membinasakan Bait Allah yaitu Tubuh manusia (Ikorintus, 3:16); Maka kita sama-sama menolak segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam suku-suku Papua dalam bentuk apapun dan kepentingan apapun.

2. Bahwa mami menyeruhkan warga Papua yang terlibat dalam pertikaian, peperangan harus berdamai dalam keadaan sadar. Tidak boleh lagi korban dalam perang suku dan jangan peperangan dan pertikaiaannya berkepanjangan sampai menelan korban jiwa lain lagi. Seluruh Pelosok Tanah Papua baik yang digunung-gunug, di lereng-lereng, dibukit-bukit, dilembah-lembah sampai pesisir Pantai tidak boleh lagi pertikaian, peperangan dan pembunuhan dengan kepentingan apapun karena orang Papua sedang menuju kepunahan etnis dan Genoside.

3. Bahwa kita sama-sama menolak pertikaian, peperangan dan pembunuhan  dalam sesama umat Tuhan yang diselesaikan dengan cara baku balas dan membalas, “satu korban disini, disana juga harus satu korban, disini lima korban disana juga lima korban” konsep inilah puluhan sampai ratusan jiwa manusia Papua menjadi korban perang Suku di Papua.

4. Bahwa kita sama-sama juga menolak pembayaran kepala manusia yang jatuh korban dengan perang suku ini, jadi menjadi bisnis dan memupuk pertikaian, peperangan dan pembunuhan umat manusia diseluruh pelosok Papua saat ini.

5. Bahwa kita juga sama-sama menolak orang yang dibunuh secara sadis itu disiksa dua kali lipat, setelah di bunuh tidak biasa dikuburkan ke tanah namun biasa dibakar dalam api adalah ajaran tidak manusiawi, budaya yang menyiksa dua kali lipat, budaya seperti ini kita sama-sama menolak.

Demianlah Seruan kami dan perasaan yang menyinggungkan anda dalam seruan ini kami memohon maaf  dan atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih. Tuhan memberkati.

Timika, 09 Juni 2023

Ketua Keadilan dan Perdamaian Koordinator Amungsa Gereja Kemah Injil (KINGMI) Di Tanah Papua

Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP KNPB) menyampaikan klarifikasi resmi terkait pernyataan publik Juru Bicara Tentara Nasional Papua Barat Sebby Sambom

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- KnpbNews, !Badan Pengurus Pusat Komite Nasional ...