Jumat, 07 Juli 2023

Istri Pengganti Tuan Mafia

Istri Pengganti Tuan Mafia
Artikel.
Part 13
Felix kembali dengan membawa dua kantung plastik. Satu kantung berisi nasi dan lauk-pauk, sementara yang satu lagi berisi berbagai macam buah. Saat ia masuk, hanya Elena dan Daryl yang berada di sana. Tidak ada Alaric yang membersamai mereka.

“Di mana Tuan Alaric?” Felix menatap sekitar.

“Ada di kamar mandi.” Elena menjawab seraya melepas kuluman Daryl dari buah dadanya. Anak itu kembali tertidur setelah ia merasa kenyang.

“Makanlah!” Felix meletakkan kantung yang ia bawa di atas nakas.

Elena menatap dengan bingung, heran sebab tiba-tiba diberi makanan. Sementara saat ia meminta pada Alaric hanya makian yang ia dapatkan.

“Tuan Alaric yang memberi perintah agar aku membelikannya untukmu.” Felix lagi-lagi menggunakan nama Alaric setiap perhatian yang ia berikan untuk wanita itu.

Elena menatap pintu kamar mandi rumah sakit yang tengah tertutup. Tidak mengerti mengapa lelaki itu sangat enggan menunjukkan kepeduliannya secara langsung. Selalu saja meminta orang lain untuk mewakili.

“Terima kasih.” Elena beralih menatap Felix. Ia meraih kantung berisi makanan, lalu beranjak menuju sofa untuk mengisi perutnya yang sudah sangat keroncongan.

“Jika kau butuh sesuatu, langsung saja minta padaku. Tuan Alaric memberikan perintah agar aku menjadi pelindungmu.” Felix menatap Elena dengan begitu dalam.

Elena hanya mengangguk lembut sebagai respons. Ia terlihat lahap menikmati makanan yang diberikan oleh Alaric. Rasa lapar dan dahaga yang sudah ia tahan seharian akhirnya terbayar juga. Untung saja ada warung nasi yang masih buka di jam selarut ini. Juga toko buah yang buka selama 24 jam, sehingga Felix tidak terlalu kesulitan untuk membelikan ia makanan.

Felix melangkah mendekat menuju ranjang di mana Daryl tengah terlelap. Ia duduk di tepian ranjang, tapi tatapannya tetap tertuju pada Elena. Ia tidak bisa melepas tatapan barang sedetik pun saat ia berada dekat dengan wanita itu. Kecantikan Elena benar-benar membuat ia terhipnotis.

Alaric keluar juga akhirnya dari kamar mandi. Ia heran melihat Elena yang tengah menikmati makanan, tapi ia tidak ingin peduli dari mana wanita itu bisa mendapatkan makanan.

“Kau pulang saja, besok kau harus mengawasi barang yang datang dan keluar. Kau harus tidur yang cukup.” Alaric berucap pada Felix. Ia tidak ingin kinerja anak buahnya itu jadi terganggu hanya karena ingin menemani dirinya di rumah sakit.

“Saya akan pulang menjelang Subuh, Tuan.” Felix menolak untuk pulang sekarang.

“Kau harus istirahat yang cukup agar staminamu selalu terjaga.” Lelaki itu sangat perhatian, ia sudah menganggap Felix sebagai adiknya sendiri. Dari beberapa orang kepercayaan dan kaki tangannya, ia paling dekat dengan Felix. Hubungan mereka sudah lebih dari bos dan anak buah.

“Saya akan ikut berjaga di sini.” Felix tetap keras kepala.

Alaric hanya bisa menghela napas dengan kasar. Ia akhirnya mengalah dan membiarkan Felix melakukan apa yang ia inginkan.

***

Kerap kali Elena tertidur dan terjaga karena Daryl yang selalu merengek. Ia bergantian dengan Alaric untuk menimang dan menenangkan. Elena sadar, Alaric tidak sekejam yang ia bayangkan. Sisi kebapakan lelaki itu sangat terpancar ketika ia berusaha menenangkan putranya. Ia bahkan tidak tidur sedetik pun demi memastikan putranya baik-baik saja. Ia tidak bisa terpejam sama sekali, sebab takut hal yang sama kembali terjadi. Ia kehilangan orang yang ia cintai.

Mereka sudah terlihat seperti suami istri pada umumnya. Bersama-sama menjaga sang buah hati. Alaric yang menimang, Elena yang berusaha menenangkan. Sesekali ia usap ubun-ubun anak itu. Mulai terjalin kedekatan di antara mereka, bekerja sama demi kesembuhan Daryl.

Felix yang menyaksikan hanya bisa menghela napas dengan kasar. Ada bara yang mulai terbakar di dadanya. Ia merasa cemburu, tapi berusaha untuk meredam itu. Ia tidak ingin kecemburuan menguasai dirinya.

Daryl kembali diletakkan di ranjang setelah ia tertidur dan tenang.

Elena ikut rebahan di ranjang, kembali terpejam. Ia terlihat begitu lelah mengurus Daryl seharian tanpa ada yang membantu sama sekali. Sementara Alaric duduk di tepian, ia tatap wajah putranya yang tengah terlelap. Ia sangat menyayangkan mengapa tidak ada sosok istrinya yang tertinggal di bayi itu. Sedikit pun ia tidak bisa melihat sosok Vanessa ada pada Daryl. Mendiang istrinya benar-benar pergi tanpa meninggalkan apa pun sebagai pelepas rindu saat ia menatap putranya itu.

Alaric menghela napas dengan kasar. Ia usap ubun-ubun putranya dengan begitu lembut.

Hening, tidak terdengar sama sekali ada suara di dalam ruangan itu. Hanya helaan napas yang terdengar saling berbalas. Hingga teriakan Elena mengagetkan Alaric dan Felix secara bersamaan, untung saja teriakan itu tidak membangunkan Daryl sama sekali.

“Tidak! Jangan, tolong jangan bunuh suami saya!” Elena mengigau dalam tidurnya. Keningnya berkeringat, ia menggeleng-geleng dengan mata yang masih terpejam. Tampaknya ia tengah mimpi buruk sekarang.

“Saya mohon, bebaskan suami saya.” Elena kembali berucap dalam tidurnya. Keningnya semakin basah karena butiran keringat yang semakin membesar.

Dalam mimpinya kembali terputar dengan jelas adegan di malam itu. Saat Alaric dan anak buahnya datang untuk mengobrak-abrik rumah. Malam itu benar-benar kacau. Ia tengah hamil besar, bersujud di kaki Alaric untuk memohon belas kasihan agar pedang di tangannya tidak diayunkan. Namun, permohonan itu diabaikan. Leher suaminya tetap saja dibabat habis oleh pedang tajam milik Alaric. Ia diseret dengan paksa karena Alaric tidak ingin membunuh wanita, juga tidak ingin membebaskan dirinya karena itu akan menjadi masalah baginya.

Ia dimasukkan ke dalam tahanan bawah tanah, bersama beberapa wanita yang mendapatkan nasib serupa. Mereka dikurung tanpa bisa melakukan apa pun. Memang tidak ada siksaan yang mereka dapatkan, tapi siksaan batin membuat Elena harus kehilangan bayinya. Bayi itu meninggal dalam kandungan ketika waktunya untuk dilahirkan. Ia benar-benar depresi dan menderita. Juga trauma ketika mengingat suaminya sendiri dihabisi di depan mata.

Saat Vanessa mengunjungi mereka di ruang bawah tanah, wanita itu merasa tersentuh melihat Elena. Ia paling berbeda dari yang lainnya. Ia paling cantik di antara para tahanan, juga yang paling murung di antara semuanya. Ia duduk di sudut ruangan dengan kedua tangan memeluk lutut. Sorot matanya terlihat kosong, seolah tidak ada semangat hidup. Ia benar-benar terlihat sangat depresi.

Vanessa ingin membebaskan semua tahanan, tapi ia tahu itu akan membuat Alaric marah besar. Jalan satu-satunya adalah meminta Elena untuk menjadi pelayan dirinya. Perlahan Elena mulai kembali bersemangat untuk menjalani kehidupan, apalagi Vanessa yang tengah hamil besar sering kali meminta Elena untuk mengusap dan menempelkan telinga ke perutnya. Itu sedikit mengobati rasa sakit Elena karena kehilangan bayinya.

“Argth!” Elena berteriak sekuat tenaga dalam tidurnya.

Felix mendekat, berusaha untuk membangunkan. Terlebih Daryl yang kembali menangis karena terkejut dengan teriakan itu.

“Elena! Elena!” Felix menepuk-nepuk lembut pipi Elena.

Sementara Alaric kembali disibukkan untuk menenangkan putranya.

“Elena!“ Felix terus berusaha membangunkan, sebab Elena yang tidak kunjung bangun. Tepukan di pipi Elena semakin kuat ia berikan.

Elena akhirnya bangun juga, ia menangis saat tersadar dan mengingat semuanya. Trauma itu kembali muncul dalam mimpinya setelah ia berusaha sangat keras untuk melupakan semuanya.

Felix memberikan dekapan untuk menenangkan. Kali ini Elena tidak menolak sama sekali, ia biarkan tubuhnya dipeluk oleh Felix. Sebab, itulah yang ia butuhkan kini. Pelukan dan bahu untuk meluapkan semua emosi masa lalu yang terkubur dalam-dalam di hatinya. Tangisnya semakin pecah dalam pelukan lelaki itu.

Pembelian novel PDF seharga 30 ribu bisa klik link Htts://WA.me/6287741753372

Link Fizzo 

https://www.fizzo.org/page/share/?bid=7797161820967402750&isNew=1&from=copy_link&group=2&d=7830264821175793405&u=7784660967014053117&language=id&region=ID

Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP KNPB) menyampaikan klarifikasi resmi terkait pernyataan publik Juru Bicara Tentara Nasional Papua Barat Sebby Sambom

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- KnpbNews, !Badan Pengurus Pusat Komite Nasional ...