Artikel,
Oleh. Alam Papua Cinta
Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua Holandia- Melangkah Tanpa Alas Kaki_“Negara mana yang ingin di tindas oleh kekuasaan Asing ? Atau siapa yang ingin miliknya dirampok dengan tidak adil?”
Pada hakikatnaya manusia diciptakan untuk hidup bebas tanpa di ketahui oleh siapapun dan atas nama apapun.
Semua manusia di dumia ini memiliki etika keteraturan yang mengatur dinamika hidup mereka.
Bahkan hewan pun memiliki keteraturaannya tersendiri. Meskipun demikian,demi kekuasaan dan kepenting ekonomi politik Negara memaksakan memaksakan masyarakat untuk tunduk pada aturan hokum yang sangat mengikat sambil menghilangkan etikaketeratukan yang ada sebelum jauh terbentuknya Negara modern ini.
Indonesia Merupakan Negara yang memiliki aturan hokum yang melampaui keteraturan social yang dimiliki oleh masyarakat demi kepentingan kekuasaan dan ekonomi politik .Kepentngan ini pula yang kini membuat penegakan aturan hukum bersifat transaksional. Rakyat kecil berada pada posisi korban sejak dulu hingga kini. Begitu juga dengan kehidupan rakyat negeri Cendrawasih mereka ( rakyat negeri Cendrawasih) di paksakan untuk tunduk pada kekuasaan yang menindas hingga kini sejak 1963-2015.
MEMLIHARA SANG BAYI “NASIONALISME “
Negeri Papua ini ada “Ibu” yang memberikan penghidupan kepada kita memilik negeri ini , kita menjalakan berbagai macam aktifitas diatas negeri ini, Kata manfaatkan dan menjaga Segala-segalanya yang terdapat di atas diatas maupun di dalam tanah ini.Bukankah sumua ini membuat kita bangga dan semmakin cinta padanya?”
Negeri Papua ini menyediakan segala-segalanya agar kita memanfaatkan ,melestarikan dan mewariskan kepada anak cucu kita Sepanjang massa.
Kita katakana Ibu, Kita katakan Cinta dan kita katakan Bangga karena itulah yang negeri ini buat dan berikan kepada kita. Namun, tidak cukup hanya kata cinta dan tidak cukup kata Bangga lalu tidak memelihara, tidak menjaga dan tidak melestarikannya.
Ibu kita lelah dan sedang direbut dan disiksa, Cinta kita lelah dan sdang perkosa dan kebanggaan kita telah dan sedang di hancurkan.
Saat ini.negeri yang kita katakan Ibu ini Negeri ini yang kita katakan CINTA ini dan negeri yang kita katakan Bangga ini membutuhkan kepedulian kita. Negeri ini membutuhkan bukti kontrit atas kata Ibu ,Kata CINTA dan atas Kata Bangga .
Tidak boleh ada yang menjual IBU ini, tidak boleh ada yang menggadaikan dan menghianati Cinta ini dan tidak boleh ada yang menghacurkan kebanggaan ini.
Semua ini merupakan bagian tak terpsahkan dari upaya untuk membesarkan SANG BAYI” NASIONALISME” negeri cendrawasih yang telah lahir atas kawin paksa.
Marilah kita memelihara dan membesarkan bayi itu meskipun akan melewati jalan yang berliku-liku dan kita harus mengakui bahwa ituah resiko yang harus kita satu hal signfikan yang perlu kita ketahui bahwah dalam perjuangan demi kebenaran banyak masuk akan menghampiri silih bergati.
Anak negeri papua ,katakana IBU pada negeri ini, lihatlah dan pangdanglah apa yang terjadi pada Ibumu.Anak negeri cendrawasih CINTAMU. Dan katakana bangga pada negeri Cendrawasih ini,Ketahuilah apa yang terjadi pada kebanggaamu.
Siapa yang ingin Ibu kita disiksa dan dibunuh atas nama kepentingan yang merendahkan hartat dan martba ini ? Siapa yang ingin cinta kata direbut dan di perkosa oleh orang yang tidak pernah kita kenal dalam hidup ini? Siapa yang ingin kebangaan kita dihancurkan oleh orang yang tidak jelas latar belakannya ini? Selamatkan Ibumu yang telah melelahkan segalanya untukmu. Lingdungilah Cintamu yang telah menyerahkan keseluruhan dirinya.Dan jagalah kebagganmu yang telah membesarkan keberadanmu.
Atas nama Ibu, atas nama cinta dan atas nama Bangga, kita aka melihat betapa beratnya beban dan persoalan yang di hadapi oleh neger Cendrawasih ini. Tanpa Ibu ,Tanpa cinta dan tanpa bangga pada negeri ini,Ibarat kita berjalan dalam kegelapan malam yang di ciptakan oleh para penguasa Negara ini demi kepentingan kekuasaan dan ekonami politik.
Kita Lawan demi IBU kita LAWAN demi CINTA dan kita LAWAN demi kebanggaan .Mati di atas kebenaran adalah terhormat di mata anak negeri, di mata alam Cendrawasih tanah papua dan di mata Sang pencinpta alam semesta yang begitu luas ini.
Post. Admind
Komentar
Posting Komentar