Dalam diamku kembali terlintas, saat manjaku tak pernah kau perdebatkan, tubuh kecilku tumbuh di antara hutan yang terjamah peradaban,
Sisa-sisa bara padam melintang tanpa arah, tempatku bermain memetik setiap buah dari lelahmu,
Maaf..Ibu.., aku tak sempat mengembalikan wadah dari semua pemberianmu, akupun tak sempat mencuci mata air, di bawah telapak kakimu,
Kau pergi.., ya...kau pergi saat aku belum belajar ilmu duniawi, aku hanya bocah rumahan yang takut saat cuaca buruk, dan setelah kau tiada, alam sekelilingku, telah menghipnotis karakterku menjadi watak yang tempramental,
Setiap waktu..., ada momok yang terus mencemari para pengecut yang bersembunyi di balik sukmaku, hingga ras ku pun menganggap, aku bukanlah bagian dari mereka,
Hanya harta paling berharga yang kau tanam dalam hatiku, yang mampu mengurung buasnya setiap amarah,
Terimakasih ibu.., untuk warisan genetikmu, aku akan tetap mengingat satu nasehatmu..?
Jadilah orang baik, pesanmu itu menjadi pegangan hingga aku dewasa dan sampai detik ini.
Wahau,08 juli 2023
Amat dodeng.
Post. Admine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar