Langsung ke konten utama

Dɪ sᴀᴀᴛ Bᴀɴʏᴀᴋ Sᴜᴀʀᴀ Sᴜᴍʙᴀɴɢ Sᴏᴀʟ Pᴇᴍᴀɪɴ Nᴀᴛᴜʀᴀʟɪsᴀsɪ ᴅɪ Tɪᴍɴᴀs Iɴᴅᴏɴᴇsɪᴀ, Lᴇɢᴇɴᴅᴀ Sᴇᴘᴀᴋ Bᴏʟᴀ Pᴀᴘᴜᴀ Jᴜsᴛʀᴜ Bᴇʀsɪᴋᴀᴘ Sᴇʙᴀʟɪᴋɴʏᴀ.

Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki-Legenda sepak bola Papua sekaligus mantan kapten Persipura Jayapura Eduard Ivakdalam memberikan pandangannya terkait banyak pemain naturalisasi Timnas Indonesia .

Eduard Ivakdalam pun terlihat tidak satu pandangan dengan orang-orang yang menolak adanya pemain naturalisasi di Timnas Indonesia.

Seperti diketahui, bukan di masa Shin Tae-yong saja Timnas Indonesia memanfaatkan pemain naturalisasi dari negara Eropa.

Tercatat, pemain pertama naturalisasi Timnas Indonesia ialah penjaga gawang asal Belanda yakni Arnold Van Der Vin yang berjaya bersama Persija Jakarta.

Sempat terhenti selama beberapa tahun, di awal 2010-an PSSI kembali menggalakkan program naturalisasi pemain keturunan seperti Stefano Lilipaly dan Diego Michiels.

Barulah semenjak Shin Tae-yong menukangi Timnas Indonesia, program naturalisasi terlihat efektif lantaran menyumbangkan sejumlah prestasi mengagumkan.

Di era Shin Tae-yong, pemain keturunan Eropa yang dinaturalisasi tidak bisa sembarangan karena mereka yang dipilih harus masih aktif berkompetisi di benua biru.

Meski demikian, di tengah keberhasilan naturalisasi para pemain Timnas Indonesia, ternyata ada sejumlah pihak yang kurang menyetujui kebijakan itu.

Hal ini karena mereka menganggap bahwa adanya pemain naturalisasi bisa menghilangkan kesempatan kepada para penggawa lokal.

Menanggapi argumen seperti itu, legenda sepak bola Papua yakni Eduard Ivakdalam turut berbicara. Ia pun tidak sependapat dengan hal tersebut.

Pemilik 11 caps dan tiga gol untuk Timnas Indonesia itu mengungkapkan bahwa naturalisasi sebenarnya cukup baik untuk mengangkat prestasi negara.

“Naturalisasi ini sebenarnya juga baik, kalau itu pemain muda yang bisa mengangkat sepak bola Indonesia ke jenjang yang lebih tinggi. Kita butuh yang berkualitas,” kata Edu pada Maret 2024 lalu.

Menurutnya, naturalisasi boleh terus berjalan, namun harus dibarengi dengan sikap federasi yang harus memerhatikan talenta lokal yang tak kalah luar biasa.

“Ini supaya sepak bola kita bisa terangkat. Tetapi bukan berarti anak-anak lokal ini kita lupakan. Sekarang ketertinggalan kita jauh dari Jepang, Korea dan lain-lain,” jelasnya.

Eduard Ivakdalam kembali berujar bahwa pemain-pemain lokal juga harus percaya diri dan mau bersaing dengan penggawa naturalisasi di Timnas Indonesia.

“Lebih sedikit memang kesempatan mainnya, tetapi bukan berarti anak-anak lokal ini tak bisa bersaing. Anak-anak lokal ini tidak boleh minder sama yang naturalisasi,” tegas Edu.

“Mereka punya kemampuan harus jadi tolok ukur. Naturalisasi yang datang harus memotivasi. Mereka pemain lokal ini juga punya kemampuan, maka tingkatkan,” lanjutnya.

Meskipun program naturalisasi tetap berjalan, namun Eduard Ivakdalam meminta agar PSSI tidak mengabaikan begitu saja talenta lokal dari pelosok negeri dalam berita tvonenews.com

“Semoga kita anak-anak lokal tidak minder. Anak lokal ini punya motivasi tinggi, terutama dari yang daerah terpencil. Mereka punya motivasi tinggi untuk tim nasional,” ucap Eduard Ivakdalam.

"Mereka di daerah terpencil juga Indonesia. Mereka punya nene tete (kakek nenek) mati untuk membela Indonesia. Tapi mereka belum dikasih kepercayaan ke Timnas,” tutupnya.

Eduard Ivakdalam saat ini melatih klub Liga 2 Persewar Waropen. Saat aktif sebagai pemain, ia sukses memberikan tiga gelar domestik bagi Persipura Jayapura.

Post. Admin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

SEPOTONG PERAHU KERTAS

Pilot Mark Mehrtens Membawa Ole-Ole Nilai kemanusian junjung tinggi di mata TPNPB-OPM maka dari awal penahanan sampai dibebaskan selama 19 bulan, salah satu kehormatan layak beri kepada EGIANUS dengan anak buahnya karena menjaga kehidupan kesehatan pada pilot philip mark mehrtens dengan sangat terjamin hingga pulang juga dengan keadaan sehat jasmani dan rohani sang pilot. Pada saat dibebaskan juga diberikan ole-ole Ayam Kampung kepada pilot ini sungguh sangat luar biasa kinerja pejuang PAPUA MERDEKA.  🍁🍁🍁 Versi Sendiri Hal hal baik terus bertumbuh dalam gengaman derita yang tak kunjung usai, sembari menunggu berhenti deras darah Manusia Papua Rekam realitanya lalu uraikan dalam bentuk karya versi sendiri.  AmoYatt 🍁🍁🍁 Kecewakan mu  Di dalam hati yang terluka,   Kata-kata itu menggema.   Pahit getirnya rasa kecewa,   Menyatu erat dalam jiwa. Seperti bayangan yang tak pernah hilang,   Begitu j...

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah...