Kamis, 01 Agustus 2024

TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo klaim tembak dua aparat militer dan bakar truk.

Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki_ TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo di bawah pimpinan Dejang Heluka, mengeklaim telah menembak mati dua anggota militer Indonesia dan membakar sebuah truk di Kampung Massi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Rabu (31/7/2024). Serangan itu dilakukan karena adanya pengerahan pasukan dan penambahan logistik militer Indonesia di Yahukimo yang diliris di Jubi Papua com.

Hal itu disampaikan Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM, usai menerima laporan resmi dari Komandan Operasi TPNPB-OPM Batalion Yamue, Dejang Heluka, pada Kamis (1/8/2024), pukul 1 malam, melalui telepon seluler.

Juru Bicara KOMNAS TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, atas kejadian tersebut Komandan Batalion Yamue dan Panglima TPNPB OPM Kodap XVI Yahukimo Brigadir Jenderal Elkius Kobak beserta jajarannya, siap bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

“Pasukan TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo memerintahkan kepada militer Indonesia, untuk segera berhenti melakukan pembangunan jalan, dan jauhi fasilitas sipil selama melakukan tugas pengamanan negara di wilayah operasi TPNPB-OPM di Yahukimo,” kata Sambom, sesuai rilis pers yang diterima Jubi, Kamis (1/8/2024).

TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo di bawah pimpinan Dejang Heluka, mengeklaim telah menembak mati dua anggota militer Indonesia dan membakar sebuah truk di Kampung Massi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Rabu (31/7/2024). Serangan itu dilakukan karena adanya pengerahan pasukan dan penambahan logistik militer Indonesia di Yahukimo disampaikan melalui telepon selulernya pada 01/08/24.


Juru Bicara KOMNAS TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, atas kejadian tersebut Komandan Batalion Yamue dan Panglima TPNPB OPM Kodap XVI Yahukimo Brigadir Jenderal Elkius Kobak beserta jajarannya, siap bertanggung jawab atas kejadian tersebut .

“Pasukan TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo memerintahkan kepada militer Indonesia, untuk segera berhenti melakukan pembangunan jalan, dan jauhi fasilitas sipil selama melakukan tugas pengamanan negara di wilayah operasi TPNPB-OPM di Yahukimo,” kata Sambom, sesuai rilis pers yang diterima Jubi, Kamis (1/8/2024).

TPNPB-OPM menyatakan bahwa tugas aparat militer Indonesia di Papua, hanya untuk melakukan pengamanan negara serta perang melawan TPNPB-OPM. Bukan ditugaskan menjadi tukang bangunan, tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, serta tugas dan fungsi sipil seperti biasanya.

“Maka dalam hal tersebut juga Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB OPM memerintahkan kepada seluruh warga transmigrasi Indonesia yang berada di Papua, untuk segera keluar dari Tanah Papua. Sebab, TPNPB OPM di 36 Kodap akan melakukan eksekusi mati bagi seluruh warga Indonesia yang bekerja sebagai tukang ojek, tukang bangunan, pegawai negeri bahkan tenaga kesehatan dan pendidikan. Sebab, semua ahli fungsi sipil telah dikendalikan oleh aparat militer Indonesia di daerah konflik bersenjata di Tanah Papua,” katanya.


TPNPB-OPM juga, memerintahkan kepada Presiden Jokowi dan Panglima TNI serta Polri, untuk segera menghentikan semua alih fungsi sipil, yang sedang dikerjakan oleh aparat militer Indonesia di seluruh wilayah operasi TPNPB-OPM di Papua.

“Dan tunduk sesuai dengan aturan humaniter di wilayah perang,” katanya. 

Post. Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kolonialisme Pemukiman Penindasan Harga Diri Pemilik Tanah

𝐊𝐨𝐥𝐨𝐧𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦𝐞 𝐏𝐞𝐦𝐮𝐤𝐢𝐦 (𝐒𝐞𝐭𝐭𝐥𝐞𝐫 𝐂𝐨𝐥𝐨𝐧𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦) Artikel, Yegema  Konsep kolonialisme pemukim dap...