Rabu, 17 Agustus 2022

KEMBALI SEBELUM KAU MENGENAL CINTA

Tetesan Air Mata Ibunda, Kurima Tanpa Alas Kaki, Aku belum tau tentang hidu dan mati,  nanti kau merasa sendiri, kembalilah pada sebuah malam di mana pernah ada seseorang yang menemanimu, di mana kau dan dirinya saling bersama, bercerita tentang hal-hal sederhana. 

Meski saat itu yang kau temukan hanyalah sisa-sisa kenangannya.
Jika nanti kau merasa sendiri, kembalilah pada sebuah malam di mana pernah ada seseorang yang menemanimu, di mana kau dan dirinya saling bersama, bercerita tentang hal-hal sederhana. Meski saat itu yang kau temukan hanyalah sisa-sisa kenangannya.

Jika nanti kau merasa lelah, kembalilah pada sepasang pundak seseorang yang pernah kau sandar, yang pernah kau rebahkan kepalamu. 

Meski saat itu yang kau temukan hanyalah bayang-bayang, karena dirinya sudah kau paksa menghilang.

Jika nanti kau merasa sedih, kembalilah pada sepasang tangan seseorang yang pernah menghapus air matamu, yang pernah kau genggam. Meski saat itu yang kau temukan hanyalah kekosongan, karena sudah kau lepaskan.

Jika nanti kau merasa kedinginan, kembalilah pada tubuh seseorang yang pernah kau peluk, yang pernah kau rasakan kehangatannya. Meski saat itu yang kau temukan hanyalah ketiadaan, karena sudah kau sia-siakan.

Sampai kau menyadarinya, bahwa dulu untukmu dia selalu ada, tapi kau tiadakan. Dia selalu bersedia, tapi kau abaikan.

Kini, dia adalah seseorang yang tak akan mungkin bisa kau sentuh kecuali dengan doa-doa yang berisi rasa penyesalan, yang tak akan mungkin bisa kau temui kecuali lewat seutas ingatan, yang tak akan mungkin bisa kau ulang kecuali dalam sebuah kenang. 

Dia telah terkubur bersama harapan-harapan yang pernah kau berikan untuknya, dia telah dilelapkan Tuhan dalam tidur yang tak akan mungkin lagi terjaga, dia sudah tiada, dan tak akan pernah lagi kembali ke dunia.

Kau tahu, selepas kepergianmu, dirinya menjadi seseorang yang tak memahami lagi arti dari hidup, dirinya menjadi seseorang yang tak memiliki lagi alasan untuk melangkah, dirinya menjadi seseorang yang tertawa di depan semua orang namun menangis di kala sendiri. Senyum-senyumnya palsu, hari-harinya dibalut pilu.

Ketika di sana kau sedang tertawa bersama seseorang yang kau pilih sebagai penggantinya, di sini dia bersedih karena tak mungkin sanggup menggantikanmu.

Ketika di sana kau sedang berdua di bawah langit memperhatikan senja bersama seseorang yang kau pilih setelahnya, di sini dia justru seolah langit yang kehilangan senjanya itu.

Ketika di sana kau sedang menyusun harapan dengan seseorang yang kau pilih sesudah menyingkirkannya, di sini dia menyusun kepingan-kepingan hatinya yang hancur olehmu.

Dia tertatih menuju pulih, dia terjatuh menuju sembuh, dia terluka menuju bahagia. 

Di tengah perjalanannya mencapai tujuannya, Tuhan mejemputnya. Membawa dia ke titik benar-benar pulih, benar-benar sembuh, benar-benar bahagia, namun di alam yang berbeda.

Gapailah dia dengan amin-aminmu, karena tak sekalipun dirimu lepas dari amin-aminnya, Sentuhlah dia dalam mimpi-mimpimu, karena tak sekalipun namamu henti dia ingat sebelum tidurnya.

Di saat kau ingin menyayanginya, ternyata Tuhan lebih menyayanginya.
Di saat kau ingin berada di sisinya, ternyata dia sudah berada di sisi-Nya.

patahan.ranting
Dalam buku; Kembalikan Aku Seperti Sebelum Mengenal Cinta
Gemuruh Yawei Mugu
By. Atmin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP KNPB) menyampaikan klarifikasi resmi terkait pernyataan publik Juru Bicara Tentara Nasional Papua Barat Sebby Sambom

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- KnpbNews, !Badan Pengurus Pusat Komite Nasional ...