Oleh : Stefan Ts Ukago
Oke,pada kesempatan ini saya akan tuangkan pengalaman melalui tulisan singkat yang saudara/i sedang baca sekarang. Pengalaman ini kisah nyata yang sudah berulang kali saya alami di Surabaya.
Kadang,manusia yang bertato,anak geng motor Dll itu kita punya stigma atau pandangan terhadap mereka sudah pasti berbeda,ada yang baik dan ada yang buruk.Tergantung dari sudut pandang masing-masing orang.
Langsung saja masuk ke Pengalaman ku
Sejak saya dari Papua ke Surabaya,beberapa tahun lalu. Banyak hal baru yang saya tahu. Salah satu dari sekian banyak adalah bertemu mereka yang berpenampilan preman tapi berhati mulia.
Sekitar beberapa bulan dan tahun lalu,saya mengalami banyak kendala dijalan raya yaitu kehabisan bensin,ban motor pecah dan motor mogok. Dari beberapa masalah Ini,orang yang pertama kali tergerak hatinya untuk menolong saya adalah mereka yang berpenampilan preman,anak jalanan,orang bertato dan lain sebagainya.
Seketika saya mengalami masalah diatas,jarang orang kaya atau mereka yang pake mobil Mewah stop untuk membantu (mungkin tidak sempat),ada hanya mereka yang sudah saya sebutkan diatas. Dari situ saya ambil kesimpulan bahwa,mereka yang berpenampilan preman di kota-kota besar itu tidak semua preman benaran.
Saya bisa Katakan bahwa,penampilan manusia kadang menipu mata. Yang malaikat kita lihat setan,yang setan kita lihat malaikat,itulah manusia biasa.
Mungkin kata yang tepat juga adalah apa yang pak Haris Azhar (Aktivis HAM) perna katakan "Di setiap daerah itu ada malaikat dan ada setannya juga". Maka, kita harus pintar-pintar melihat Keadaan dan situasi sekitar.
Kalau berbicara mengenai tato,maka tato itu sudah ada sejak 3000 Tahun SM. Pelawak Indonesia yang berasal dari Papua "Yewen" juga perna mengatakan bahwa "Tato itu seni,tato akan haram apa bila korupsi menjadi seni"
Sby,04 Oktober 2022
Pos. Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar