KARYA: SEKURITI JLN RAYA.
Pada hingar bingar
Kota ramai yang menjelma
Terik yang lalai menyatu
Bersama polusi beroda menampar diri
Pagi yang asri
Terotoar lampu merah
Menyapu daki
Kami mengantri hari
Menjumpai mati tanpa belas kasih
Kami
Tersenyum dengan damai
Ketika masih di beri separuh nafas
Untuk hidup berpasrah menel^njangi hari
Merasa bangga hormat para leluhur
Ketika mendengar atau membaca kata merdeka
Pada koran-koran kusut berdaki
Walaupun
Kami tak temu sejatinya
Merdeka hingga saat ini
Moyang kami
Mengajarkan kami mencintai tanah air dengan cinta yang damai
Walaupun
Kami tak pernah merasakan merdeka padah tanah kami sendiri
Malam yang gigil
Di padati kunang-kunang kota yang labil
Suara roda mulai
menggelitik telinga tak henti
Kami
Menghimpit jembatan-jembatan tua
berharap menua dalam dekapannya
Kami
Menjaga toko-toko kaya
Dengan beralas karton sederhana
Kami tak di pandang
Kami di lecehkan
Kami di anggap sampah negeri tua
Sejatinya renungan dalam diri
Membisik tanya
Apakah ini yang di katakan merdeka?
Seperti halnya moyang menitip pesan pada hari yang mulia,
Agar kami menerimanya dengan sungguh?
Kami rindu
Tanah Khudus Papua yang sesungguhnya
Bercengkrama cendrawasih tanda
Bahwa kita telah merdeka
Agar kami tak di bertindak
Dan selalu di pandang pada rumah-rumah honai
Ambilah kami
untuk merdeka
Menikmati bangku sekolah yang katanya indah mencerdaskan kehidupan bangsa
Ambilah kami
Untuk merdeka
Menikmati kasih sayang dengan dekapan cinta
Ambilah kami
Untuk merdeka
Menikmati keadilan alam leluhur yang janji
Ambilah kami
Untuk merdeka
Agar kita menyatu tanpa perbedaan
Ambilah kami
Untuk merdeka
Agar tanah ini pantas di katakan
Merdeka
Hingga tersenyum bangga
Menyambut kerajaan pupu-papa yang
Di nanti untuk berpesta
Tanda syukur
Yang bertahta
Salam
Kediaman 23/02/2023
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar