Oleh. GEO Lanny Wiwa
Tetesna air Mata Ibunda, Kota Tua Wiwa, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Dijalan itu, kata mulai bimbang, waktu natal sudah tiba, perjalanan menuju puncak perayaan natal pula. Namun entah kenapa tidak terasa seperti hari Natal Entahlah....!
Dengan berbagai pertanyaan dan kebingungan tanpa kepastian, kita coba melangkah dan singgah dipingar kota tua. Aku tak tau nama kotanya..
Lelah mulai menyusup, kebingungan mulai menguasai jiwa. Dikiri jalan kota tua itu kita berhenti sejenak, sebelum melanjutkan tujuan dari perjalanan kita.
Dalam situasi kelelahan serta kebingungan itu aku mulai termenung dengan petikan sinar gitar kusut digemanku.
Petikan sinar dan nyanyian itu, aku lupa lirik, petikan sinar juga salah. Tapi aku percaya diri terus bermain gitar.
Dipojok kiri dengan ia genggam Yuki lele sembari ia menatap dan mengikuti isyaraku ikut petikan sinar dengan lirik jika aku lupa ia bersambung.
Di tengah ia mulai kesal dengan tingkah kita ataukah senang, atau menikmati, atau mengantuk aku dan di pojok kiri kita tidak mengerti.
Tapi itu cerita kita kemarin sembari menunggu panggilan berangkat.
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar