Senin, 20 Maret 2023

PANTAI BALEKAMBANG DAN SEBUAH KENANGAN YANG TERTINGGAL


Oleh. Mahesa Jenar
Kedua kakiku menuju lautan lepas
Meski pasang surut, membawa gelombang melengkung pecah
Jauh, jauh! 
Kaki terus melangkah berbalik arah,
ke masa yang lampau

Deburan ombak mengiring bentangan awan
Pasrah pada kehendak angin
Meski doa bisa saja merebut kekuatannya
Dan gelap cuaca menyerah pada pikiran yang cerah
Jangan takut pada pusaran badai
Ombak sekadar busa laut yang nakal

Samar terlihat seorang bocah kecil 
Melompat, lari, dan bersorak jenaka
Ia kagum dengan burung-burung laut yang terbang mengikuti ikan
Ia kagum pada riak dan ombak yang tiada lelah berkejaran
Ia begitu kagum dan terpesona pada pasir putih yang memanjang sampai jauh

Dengan tekun ia menunduk dan memungut kerang di bawahnya
Tiba-tiba ia mengaduh, jari kakinya menginjak pecahan kaca
Tapi ia bukan bocah yang cengeng, ia lihati saja warna merah mengular di jejak kakinya
Kemudian ia duduk di tepian pantai
Menghitung kerang yang didapatnya, dan tersenyum
Ia berpikir, luka di jari kakinya tidaklah sia-sia

 Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...