Senin, 20 Maret 2023

KUNCI RAMADAN

Oleh. Mahesa Jenar
Di atas, langit terlihat menganga, 
menggantung kabut. Teteskan 
pahit, getir, cemas, dan pilu
jatuhkan air hujan pada wajah 
yang terbakar, yang mengepul, 
pada mulut menghisap ludah.
Tempat tidur mereka lebar 
di trotoar kelabu. Di bawah
lampu pertokoan yang redup
seperti dua pasang mata mereka 
yang redup. 

Rintih hujan, meraung angin menyusuri 
koridor yang jauh, dan terdengar 
desahan dan gelisah yang menghujam
dari atas. Berembus ke samping 
dari dinding, lalu jatuh kembali, terantuk 
dan berhenti pada tubuh mereka.

Mereka adalah isak angin, yang membuat
hati bergoyang. Api kita yang berkibar
padam dan hening, tenggelam 
pada mereka yang redup.

“Mereka adalah kunci Ramadanmu,” bisik rintik hujan pada seorang pejalan.

Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...