Oleh. Ayu
Seterang rembulan di malam hari
Kedatanganmu bak angin segar
Membawa kesyahduan bagi alam sekitar.
Kini kesunyian melanda hati
Bersama syair indahmu yang telah pergi
Hati yang terang menjadi kelam kembali
Bak kota tua yang telah mati.
Pepohonan dan daun berguguran
Merindukan datangnya hujan
Mengharap mentari menyinari bumi
Menumbuhkan biji - biji yang jatuh ke bumi.
Masih adakah di hatimu iba
Lihat, bidadarimu meneteskan air mata
Merindukan bintang yang bersinar terang
Yang kini memadam dan menghilang.
Dahsyat ombak memecahkan karang
Sepanas mentari membakar bumi
Seluas dan sedalam samudera biru
Begitu kuat dan derasnya cintaku padamu.
Bawalah aku wahai pujangga
Ke istana dimana dirimu berada
Agar tak ada satupun kupu - kupu
Datang mengganggu
Dan menggoyahkan cintaku.
Jangan ciptakan lagi air mataku
Jangan bawa diriku ke lembah dukamu
Bawalah aku berlayar ke samudera biru
Yang pernah kau janjkan dulu padaku.
Ku bukan sehelai daun pisang
Yang bisa kau jadikan payung
Bila sampai di tempat tujuanmu
Kau begitu mudah mencampakkanku
Kau biarkan aku terinjak - injak
Kau biarkan aku terkoyak - koyak
Kau biarkan aku meronta dan merana.
Bila kau memang cintaku
Menepilah di dermaga kalbuku
Tapi bila cintamu semu
Menjauhlah dari ruang hatiku.
Kaulah tumpan segala asa
Dalam do'a selalu ku pinta
Semoga kita selalu bersama
Hingga akhir menutup mata.
Ku ikrar janji di hati
Akan selalu setia menanti
Hingga akhir hayat menjemputku
Cintaku takkan pupus dari relung kalbuku.
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar