Minggu, 16 April 2023

PUJANGGA CINTA

Oleh. Ayu
Secerah cahaya mentari pagi 
Seterang rembulan di malam hari 
Kedatanganmu bak angin segar 
Membawa kesyahduan bagi alam sekitar.

Kini kesunyian melanda hati 
Bersama syair indahmu yang telah pergi 
Hati yang terang menjadi kelam kembali 
Bak kota tua yang telah mati.

Pepohonan dan daun berguguran 
Merindukan datangnya hujan 
Mengharap mentari menyinari bumi 
Menumbuhkan biji - biji yang jatuh ke bumi.

Masih adakah di hatimu iba 
Lihat, bidadarimu meneteskan air mata 
Merindukan bintang yang bersinar terang 
Yang kini memadam dan menghilang.

Dahsyat ombak memecahkan karang 
Sepanas mentari membakar bumi 
Seluas dan sedalam samudera biru 
Begitu kuat dan derasnya cintaku padamu.

Bawalah aku wahai pujangga 
Ke istana dimana dirimu berada 
Agar tak ada satupun kupu - kupu 
Datang mengganggu 
Dan menggoyahkan cintaku.

Jangan ciptakan lagi air mataku 
Jangan bawa diriku ke lembah dukamu 
Bawalah aku berlayar ke samudera biru 
Yang pernah kau janjkan dulu padaku.

Ku bukan sehelai daun pisang 
Yang bisa kau jadikan payung 
Bila sampai di tempat tujuanmu 
Kau begitu mudah mencampakkanku 
Kau biarkan aku terinjak - injak 
Kau biarkan aku terkoyak - koyak 
Kau biarkan aku meronta dan merana.

Bila kau memang cintaku 
Menepilah di dermaga kalbuku
Tapi bila cintamu semu 
Menjauhlah dari ruang hatiku.

Kaulah tumpan segala asa 
Dalam do'a selalu ku pinta 
Semoga kita selalu bersama 
Hingga akhir menutup mata.

Ku ikrar janji di hati 
Akan selalu setia menanti
Hingga akhir hayat menjemputku 
Cintaku takkan pupus dari relung kalbuku.

Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...