Sabtu, 06 Mei 2023

KUYANG

Oleh. Mahesa Jenar
Ia pengelana di gelap malam
Aku lihat ia begitu lelah, ingin istirah
Tapi ia tak bisa berhenti, meski hanya sejenak 
Tak pernah ada pertunjukan terakhir untuknya 

Ia memakai topeng kematian yang hitam
Untuk menutup segala sesal di wajahnya 

Kehadirannya yang menakutkan
Mencekam di malam hari
Menjadi kisah seram di hari siang

Banyak orang merasa telah melihatnya 
Berdiri diam, tanpa gerakan dan suara
Namun ia mengikuti mereka, dengan melayang
Kemudian, hilang seolah tak pernah ada

Jika kau berjumpa dengannya, tolong tanyakan
Apa yang membuatnya muram dan menakutkan?
Patah hati ataukah sakit hati?
Atau sesal karena korbankan diri?

*

Bersembunyi di pinggiran kota, tempat segala kesakitan dan kesengsaraan
Di mana lampu berkelap-kelip muram dan anjing melolong tajam
Bayangkanlah apa rahasia yang ia simpan
Apakah ia sedang menagih janji yang belum ditepati?

Dulu hidupnya berlimpah, memikat dan menipu
Ia suka menyusuri jalan-jalannya yang teduh
Menunggu janji temu dengan kekasihnya
Tapi kematian, selalu kenal alamat
Pada sebuah hari yang naas, ia mati dikutuk takdirnya 

Nasib tergantung pada keseimbangan, seperti apa langkah yang terayun
Kematiannya meninggalkan prahara
Dan segera ia menjadi hantu malam yang menakutkan

Sebagaimana kotak Pandora, dulu ia tak hati-hati memilih kekuatan
Memperkaya diri dengan jalan sesat
Akhirnya, menumbalkan diri sebagai korban

Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...