Senin, 19 Juni 2023

CINTA DUSUN yang KECiL TEMPAT PENYEMBUNYIANKU

Oleh. Kelas So

Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di balik bukit-bukit hijau, hiduplah seorang gadis bernama Cinta. Ia tumbuh dalam lingkungan yang sederhana dan alami, jauh dari hiruk-pikuk kota. Namun, semangat keadilan membara di dalam hatinya.

Cinta selalu merasa terpanggil untuk melakukan perubahan yang lebih besar. Ketika ia menyaksikan penjajahan dan penindasan yang melanda negerinya, ia memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya dan bergabung dalam gerakan sipil di kota.

Dalam gerakan sipil, Cinta bertemu dengan orang-orang berjiwa pemberani yang berusaha membebaskan bangsa dari belenggu penjajah. Bersama mereka, ia belajar tentang hak-hak asasi, perlawanan damai, dan pentingnya persatuan untuk mencapai kemerdekaan.

Namun, semakin dalam Cinta terlibat dalam gerakan tersebut, semakin ia menyadari bahwa kekuatan kata-kata dan perlawanan damai seringkali tidak cukup untuk melawan penjajah yang kuat. Ia melihat kekejaman dan ketidakadilan yang terjadi di depan matanya, dan semangatnya berkobar untuk melakukan lebih banyak lagi.

Dengan tekad yang bulat, Cinta memutuskan untuk pergi lebih jauh. Ia meninggalkan kota dan memasuki hutan rimba yang luas, tempat di mana penjajah tidak akan menjangkau. Di sana, ia bertemu dengan kelompok gerilyawan yang terlatih dalam seni bela diri dan penggunaan senjata.

Cinta menjalani latihan yang keras untuk menjadi pejuang yang tangguh. Ia belajar tentang strategi perang, taktik penyergapan, dan ketahanan fisik. Dalam prosesnya, ia menemukan bahwa hatinya makin berkobar dengan semangat kebebasan dan keadilan.

Dengan senjata di tangannya, Cinta dan kelompok para geeilyawan melakukan serangkaian serangan terhadap pasukan penjajah. Mereka menyerang dengan keberanian yang tiada tara, menggunakan hutan rimba sebagai tempat bersembunyi dan mengatur serangan yang tak terduga.

Namun, semakin sering mereka melancarkan serangan, semakin kuat balasan penjajah. Salah satu serangan besar-besaran terjadi, dan dalam kekacauan itu, Cinta terpisah dari kelompoknya. Ia terluka dan kehilangan arah di dalam hutan rimba yang gelap.

Dalam ketenangan malam, Cinta mengembara sendirian dengan luka di tubuhnya. Ia merasakan sakit fisik, tetapi semangatnya tidak pernah padam. Ia bertahan, mencoba mencari jalan keluar dari hutan dan melanjutkan perjuangannya.

Cinta, gadis pemberani yang terhilang di dalam hutan rimba, melanjutkan perjalanannya dengan tekad yang bulat. Meskipun tubuhnya lemah dan luka-luka menyerang, semangatnya tetap berkobar. Ia mengandalkan kecerdasan dan naluri bertahan hidupnya untuk melintasi hutan yang tidak mengenal ampun.

Dalam perjalanannya, Cinta bertemu dengan seorang penjaga hutan yang bijaksana. Penjaga hutan itu memberinya perlindungan dan bantuan untuk sembuh dari luka-lukanya. Ia belajar banyak dari penjaga hutan tersebut tentang kehidupan di alam liar, keselarasan dengan alam, dan bagaimana memanfaatkannya untuk bertahan hidup.

Cinta merasakan kedamaian di tengah hutan rimba. Ia menyaksikan keindahan alam yang mengelilinginya, mendengarkan nyanyian burung yang menemani langkah-langkahnya, dan merasakan kekuatan dari tanah di bawah kakinya. 

Hutan memberinya kekuatan baru untuk melanjutkan perjuangan demi kemerdekaan bangsanya.

Dengan semangat yang tak tergoyahkan, Cinta kembali bergerak maju. Ia menemui kelompok gerilyawan lainnya yang juga bersembunyi di hutan rimba. 

Mereka menerima Cinta dengan tangan terbuka dan saling berbagi strategi perang. Cinta membuktikan kemampuannya dalam pertempuran dan membuktikan bahwa keberadaannya di hutan bukanlah keputusan yang salah.

Bersama-sama, mereka melakukan serangan-serangan terhadap pasukan penjajah yang semakin kuat. Hutan rimba menjadi saksi bisu perjuangan mereka yang tak kenal lelah. Setiap serangan mereka dilakukan dengan cerdik dan efektif, menggunakan pengetahuan tentang hutan sebagai keuntungan mereka.

Namun, penjajah semakin mengejar mereka. Mereka meningkatkan upaya untuk menemukan gerilyawan yang tersembunyi di hutan. Pasukan penjajah melancarkan pengejaran intensif, mencoba memadamkan semangat perlawanan di dalam hutan.

Dalam sebuah pertempuran sengit, Cinta terpisah dari kelompoknya sekali lagi. Ia harus berjuang sendiri melawan pasukan penjajah yang mengitari hutan rimba. Luka-lukanya kembali membara, tetapi ia terus maju dengan keyakinan yang kuat.

Cinta mengalahkan sejumlah prajurit penjajah dengan kecerdikan dan keberanian. Ia menggunakan keahliannya dalam pertempuran tangan kosong dan senjata yang ia temukan di medan perang. Semangat kemerdekaan mengalir dalam setiap gerakan dan serangannya.

Namun, dalam pertempuran terakhir, Cinta terluka parah. Ia jatuh ke tanah dengan napas yang terengah-engah. Di sela-sela kesadarannya yang memudar, ia merasa bangga dengan apa yang telah dicapainya. Meskipun ia tak tahu apa akhir dari perjuangannya, ia tahu bahwa ia telah memberikan segalanya demi kemerdekaan bangsanya.

Hutan rimba menjadi saksi bisu atas perjuangan dan pengorbanan Cinta. Kisahnya terus hidup dalam hati setiap orang yang mengetahui perjuangannya. Mereka mengingatnya sebagai seorang pahlawan, gadis dari desa kecil yang memilih meninggalkan kenyamanan dan menghadapi bahaya demi keadilan dan kebebasan.

Dan di tengah hutan rimba yang rindang, legenda Cinta tetap hidup. Ia menjadi simbol keberanian dan semangat tak tergoyahkan dalam menghadapi ketidakadilan. Nama Cinta dikenang dan diceritakan dari generasi ke generasi, sebagai sosok yang mengajarkan arti sejati dari perjuangan dan cinta terhadap bangsa.

Cinta di Rimba Revolusi.

Post. Admind


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...