Kamis, 20 Juli 2023

MOMEN PUITIK PADA PUISI

Oleh. Mahesa Jenar

Momen puitik pada puisi merupakan momen yang terjadi ketika kita melihat, merasakan dan mendapatkan ide atau gagasan yang membuat kita merasa “ah” aku ingin menuliskannya menjadi puisi. Ini semacam momen pencerahan atau epifani. Kita sadari ataupun tidak, momen puitik adalah cita-cita puisi paling dasar, yang mengekalkan sebuah momen ke dalam puisi.

Ini adalah saat ketika sebuah momen dituliskan lebih dari sekadar rangkaian kata-kata, tetapi menjadi sebentuk karya sastra (puisi) yang menggambarkan momen tersebut dengan cara yang unik dan mendalam. Momen puitik dalam puisi dibangun dari ekspresi pribadi yang jujur dan otentik. 

Jangan takut untuk berbagi pikiran, perasaan, dan pengalaman unik melalui puisi, karena itulah yang membuat puisi menjadi lebih bermakna dan kuat.

I. LANGKAH-LANGKAH MENGOLAH MOMEN PUITIK MENJADI PUISI

Untuk mengolah momen puitik dalam puisi atau menjadi puisi, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan :

1. Amati dan rasakan. Arahkan perhatian pada detail kecil di sekitar kita atau dalam pikiran dan perasaan kita sendiri. Amati dengan cermat dan rasakan pengalaman itu dengan mendalam. 

Apakah itu keindahan alam, emosi yang kompleks, atau momen yang berkesan dalam hidup kita. Ini tidak harus perihal suatu yang besar. Daun yang gugur dari tangkainya dan rebah terselip di antara rerumputan pun bisa kita puisikan dan menautkan peristiwa itu menjadi sebuah perenungan kehidupan.

2. Gunakan gambaran dan imaji. Penggunaan gambaran dan imaji yang kuat membantu menciptakan momen puitik yang kuat dalam puisi. Pilih kata-kata yang dapat menciptakan visual dan pengalaman sensorik bagi pembaca. Misalnya, gunakan kata-kata yang menggambarkan warna, bentuk, suara, bau, atau rasa.

3. Gunakan gaya bahasa. Puisi menuntut penggunaan gaya bahasa yang kreatif dan berbeda dari penggunaan kata-kata yang biasa dalam komunikasi sehari-hari. Cobalah menggunakan perumpamaan, metafora, simbolisme, repetisi, atau pernyataan kontras untuk memperkaya momen puitik dalam puisi.

4. Susun struktur dan ritme. Pemilihan struktur puisi dan pengaturan ritme dapat membantu menciptakan momen puitik yang lebih kuat. Beberapa contoh struktur puisi yang umum adalah soneta, pantun, atau haiku. Pemilihan ritme dan pola irama juga membantu meningkatkan pengalaman pembaca dalam menangkap momen puitik dalam puisi.

5. Revisi dan penyempurnaan. Setelah kita menuliskan puisi, jangan ragu untuk merevisi dan menyempurnakannya. Ulangi proses mengolah momen puitik dalam puisi dengan mencari cara ucap baru untuk menggambarkan atau menyampaikan pengalaman yang ingin kita sampaikan. Setiap perubahan dan penyempurnaan akan membantu meningkatkan kekuatan dan keindahan puisi. Berapa kali kita bisa melalukan revisi dan penyempurnaan? Tidak ada ukuran bakunya, sampai kita merasa puas dengan karya kita, atau sampai karya tersebut kita bukukan. Saya pribadi mengendapkan puisi lumayan lama, bisa lebih dari satu tahun untuk saya lihat, baca dan revisi kembali, baru kemudian merasa selesai dengan puisi tersebut.

II. SIFAT-SIFAT MOMEN PUITIK

Momen puitik dalam puisi memiliki sifat-sifat yang khas dan dapat bervariasi tergantung pada tema, gaya penulisan, dan tujuan penyairnya. Beberapa sifat momen puitik yang umum dalam puisi antara lain :

1. Keindahan. Momen puitik dalam puisi sering kali menawarkan keindahan dalam penggunaan kata-kata, imaji, dan bahasa. Saat momen puitik tersebut terwujud dengan indah dan unik, mereka dapat menciptakan rasa keindahan dan kepuasan estetika bagi pembaca.

2. Intensitas emosi. Puisi seringkali mencoba mengungkapkan atau membangkitkan emosi yang mendalam. Momen puitik dalam puisi dapat merangkul emosi yang kuat seperti kegembiraan, kesedihan, cinta, atau amarah. Momen tersebut dirancang untuk membuat pembaca terhubung secara emosional dan merasakan intensitas pengalaman yang sama seperti penyairnya.

3. Refleksi atau kontemplasi. Puisi sering kali digunakan sebagai sarana untuk merenungkan atau mengungkapkan pemikiran yang mendalam tentang kehidupan, alam, dan kemanusiaan. Momen puitik dalam puisi dapat memberikan refleksi yang dalam dan memancing pikiran-pikiran filosofis, spiritual, atau eksistensial.

III. JENIS MOMEN PUITIK

Jenis momen puitik dalam puisi dapat bervariasi tergantung pada bentuk puisi yang digunakan dan tujuan penulisnya. Beberapa jenis momen puitik yang umum dalam puisi adalah :

1. Gambaran alam atau lingkungan. Momen puitik ini menggunakan keindahan alam atau lingkungan sebagai subjek untuk menciptakan imaji yang kuat dan mendalam. Mengekspresikan perasaan terhubung dengan alam dan membangkitkan inspirasi bagi pembaca. Saya seringkali kali terpatik pada momen jenis ini dan menuliskannya menjadi sebuah puisi, apakah perihal sebuah kunjungan di pantai, senja di sebuah perjalanan, suasana jalan tol, dll. 

2. Eksplorasi emosi dan hati. Jenis momen puitik ini fokus pada pengungkapan emosi, pemahaman diri, atau perjalanan emosional seseorang. Menggambarkan perasaan yang kompleks dan mengajak pembaca untuk merenung dan memahami apa yang kita rasakan atau pihak yang menjadi pembahasan dalam puisi kita. Perihal rasa cinta, rindu dan turunannya selalu menjadi momen puitik yang asyik untuk dituliskan.

3. Perenungan filosofis atau spiritual. Momennya melibatkan refleksi yang dalam tentang kehidupan, tujuan, eksistensi manusia, atau nilai-nilai spiritual. Ini cenderung menyentuh aspek-aspek kehidupan yang lebih kompleks dan menawarkan wawasan baru atau pemahaman yang lebih dalam. Saya banyak membaca karya jenis ini di FB, dan semuanya membuat saya auto melakukan merenungkan yang panjang.

IV. BENTUK MOMEN PUITIK

Bentuk momen puitik dalam puisi juga dapat bervariasi tergantung pada jenis puisi yang digunakan. Beberapa bentuk momen puitik yang umum dalam puisi adalah :

1. Deskripsi detil yang indah tentang objek atau pengalaman.

2. Kombinasi perumpamaan, metafora, atau bahasa simbolik untuk menciptakan momen puitik yang lebih dalam.

3. Pergantian ritme, nada, atau irama dalam puisi untuk menciptakan momen puitik yang kuat secara musikal.

4. Pengungkapan pemikiran atau refleksi yang mendalam melalui struktur puisi yang khusus seperti soneta, pantun, atau haiku.

Momen puitik dalam puisi bisa kita bangun dari langkah-langkah di atas, dan ini mencakup sifat, jenis, dan bentuk yang beragam. Kita sadari atau tidak, semua ini proses yang dilalui saat menuliskan puisi. 

Semoga informasi ini bisa lebih menajamkan lagi pemahaman kita perihal puisi.

 Kalau selama ini kita menuliskannya secara mengalir saja, cepat atau lambat upayakan secara teori kita juga menguasai tools-nya dan berlatih untuk menggunakannya. Pemahaman perihal momen puitik ini adalah salah satu tools-nya. Selamat berlatih dan terus melatih diri menuliskan puisi. Practise make perfect. 

Post. Admind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMITMEN BUPATI TOLIKARA, TIDAK BOLEH ADA NYAWA YANG HILANG SIA SIA KARENA DITOLAK OLEH LAYANAN RUMAH SAKIT

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Tolikara -Melangka Tanpa Alas Kaki-    Tanah Injil Tolikara - Beberapa waktu lalu, Tanah Papua...