Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia- Melangkah Tanpa Alas Kaki-Diskriminasi Rasial dan Kriminalisasi Korban Rasisme adalah alat yang dipakai dan terus dipelihara dan akan dipakai kapan saja oleh negara yang merasa berkuasa dan sedang menjajah bangsa lain. Karena, di dalam negara penjajah itu sedang menjalankan instrumen Kapitalisme.
“Rasisme tidak dapat dipisahkan dari kapitalisme.” -Angela Davis
Kapitalisme menjadi aktor pemisahan (mengelompok-lompokkan) masyarakat sosial, membedakan kelas rakyat, dan mengganggu kehidupan masyarakat adat setempat, disitulah Diskriminasi Rasial dititipkan dan dipakai dalam strukturisasi melalui kelompok mayoritas menekan kelompok minoritas dengan kekuatan superpower dan terstruktur itu.
17 Agustus setiap tahun, Orang Papua merayakannya sebagai hari Rasisme Nasional.
Berawal dari tanggal 15, 16, dan memuncak pada tanggal 17 Agustus pada tahun 2019 lalu, di Pulau Jawa, tepatnya di Surabaya. Di sana, Mahasiswa Papua dimasukkan dalam sebuah skenario praktek Rasisme melalui cerita Bendera Merah-putih yang kronologisnya tidak ada keterlibatan Mahasiswa Papua dalam hal bendera yang dimaksudkan oleh aparat keamanan gabungan di situ.
Dari situlah, Diskriminasi Rasial pecah. Dan, dengan sesuka hati, aparat keamanan gabungan mengepung, menyerang Mahasiswa Papua ibarat sedang akan menyergap teroris yang lama menjadi buronan di dalam asrama, dan itu jelas ketika Tembakan Gas Air Mata disusul tembakan-tembakan lainnya dilakukan pasca 17 Agustus kepada Mahasiswa Papua di dalam Asrama Papua di Surabaya.
Merespon hal tersebut, Orang Papua tidak terima dan melakukan reaksi spontan. Berbagai demonstrasi hingga pembakaran gedung terjadi di Manokwari, Sorong, Fakfak, Jayapura, dan di seluruh Tanah Papua sebagai bentuk menolak (melawan) tindakan Rasisme itu.
Peristiwa yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, 17 Agustus lalu hingga berakhirnya pada kriminalisasi terhadap korban Rasisme, sementara pelaku Rasisme di Surabaya bebas, ini adalah bukti bahwa Rasisme masih dipelihara dan bagi Orang Papua yang mengalami tindakan Rasisme akan terus merayakan 17 Agustus setiap tahun sebagai Hari Nasional Rasisme.
17 Agustus merupakan hari Rasisme Nasional West Papua sebagai bentuk Papua melawan Rasisme sama seperti seluruh dunia memerangi Rasisme bersama.
03 Agustus 2023,
*_Solidaritas Papua Anti Rasisme [SPAR] Nabire, Tanah Papua_
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar