Papua Bukan milik pemikiran-pemikiran tentang saat ini tetapi Papua milik orang-orang yang bisa gambaran masa depan papua

Campur 

Oleh : Hengky Yeimo 

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki_Pemikiran Orang Papua tentang Papua seakan akan masih ada pada masa masa orang memikirkan tentang pra bangsanya. Bukan memikirkan tentang Papua dan gambaran masa depannya. 

Kadangkala kita berpikir tetang Papua tetapi masih terikut paket paket kepentingan identitas dalam memikirkan tentang masa depan Papua.  

Basis baris ruang publik orang Papua harini dipergunakan untuk memperkuat wacaana identitas ketimbang gambaran masa depan papua. 

Dalam tulisan tulisan sastra, kebudayaan juga masih temanifestasi politik identitas, sehingga kami orang papua sendiri agak susah membedakan mana hal hal pokok yang membicarakan tentang masa depan atau gambaran Papua tanpa ada embel embel politik identitas.

Memang agak susah memilahkan mana konteks pembicaran tetang identitas dan masa depan Papua dan konteks identitas itu sendiri sebaba dalam sistem pendidikan di indonesia paket identas itu ada dan langgeng. 

Barangkali satu siasat untuk membiaskan pemikiran tentang kepapuaan dengan cara membuaka ruang diskusi yang kritis tanpa ada embel embel identitas, seperti misalnya, kami orang lanny hebat, orang mee hebat, orang biak, serui, sentani, sudah banyak tokoh tokoh dalam birokrasi, agama katolik kristen protestan dsb. diskusi yang dipaketkan akan menghabat pemikiran orang Papua tengang tambaran Papua itu sendiri.    

Selain itu diskusi tentang sukuis margais dsb. hal ini penting dibicarakan dalam konteks tertentu misal saat berada dalam keluarg abesar itu perlu untuk mengenal keluarga dsb.  

kadang kita mencampuradukkan semua pembiacaraan sehingga tidak menghasilkan satu konsep metode tentang gambaran masa depan papua apalagi bicara tentang persatuan. 

Penulis Ketua Komunitas Sastra Papua (Ko'SaPa).

Post. Admind