Selasa, 04 Juni 2024

PANTUN" Mari Kita Berpantun"

9. Pantun Perpisahan Sedih yang Menyentuh Hati.
Pantun perpisahan sedih terkadang dibutuhkan ketika kamu ingin mengucapkan selamat tinggal dengan cara yang manis. Tidak dipungkiri, perpisahan adalah suatu hal yang tidak terhindarkan dalam kehidupan manusia.
Jika hal tersebut sedang terjadi dalam hidupmu, maka memberikan pantun perpisahan yang menyentuh hati dapat dijadikan pilihan terbaik. Namun, jika tidak menemukan cukup ide dalam membuat pantun, maka jangan khawatir karena kamu bisa menggunakan inspirasi pantun di bawah ini.

Pantun Perpisahan Sedih

Mengutip buku Senja: Kumpulan Pantun oleh I Komang Arsana (2020), pantun adalah jenis puisi Melayu lama yang hingga kini masih digunakan dalam kehidupan sehari, baik untuk hiburan masyarakat maupun sebagai warisan budaya. Berikut adalah pantun perpisahan sedih yang menyentuh hati.

1. Pergi ke ladang memetik buah naga
Buahnya manis meskipun tanpa gula
Waktu yang kita lalui bersama
Adalah pengalaman yang begitu berharga

2. Beli kain berwarna keunguan
Ternyata yang lebih baik adalah abu-abu.
Sebentar lagi waktu kelulusan
Kuharap kalian bahagia di tempat yang baru

3. Bunga mawar bunga melati
Harum baunya terasa nikmat
Meskipun kau akan pergi sebentar lagi
Tapi kenangan tentangmu akan terus kuingat

4. Pohon mangga punya benalu
Cepat pangkas agar tidak layu
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu
Kau akan lulus dan menapaki kehidupan yang baru

5. Roti kacang rasanya getir
Mending makan jelly atau permen Yupi
Ini bukan perpisahan terakhir
Kelak kita pasti akan berjumpa kembali

6. Kucing manis suka ikan
Ikannya mati kucingnya kelaparan
Meskipun terkadang kamu menjengkelkan
Tapi kepergianmu ternyata menyedihkan

7. Ada kucing bulunya berdiri
Baunya harum wajahnya canti
Tidak masalah jika kau undur diri
Semoga kau mendapat tempat yang lebih baik.

9 Pergi ke pasar membeli tahu
Sekalian memborong tempe dan kentang
Aku memang bukan orang yang seru
Tapi peripisahan ini sangat sedih dan membuat bimbang


***


12 PANTUN CINTA SEDIH MENYAYAT HATI

Karya:  Stevano J Gewab Syufi 
1. Lukisan senja pada sore hari 
Bergambar pedang tanpa intuisi
Telah ku berikan cinta agar kau kemari
Tetapi kau belum bisa untuk beradaptasi 

2. Daun pisang berwarna coklat
Jatuh ke tanah untuk pertama kali
Kalau kita belum menjadi dekat 
Izinkan aku pergi dan takan kembali

3. Air panas belum mendidih
Nyala kompor kecil sekali
Aku akan terus bersedih
Lantaran kamu sudah dihamili

4. Pohon mangga begitu tinggi
Daunnya lebat memenuhi
Dikarenakan beda religi 
Hubungan kita kau sudahi

5. Gayung mandi terjatuh lagi
Tenggelam hanyut terbawa sungai
Orang tuamu menyuruhku pergi
Disaat kau dipinang seorang pegawai 

6. Sinar lampu begitu putih 
Terkena mata begitu panas
Untuk engkau sang kekasih
Kusampai rindu dari tempatku berdinas 

7. Lompat jendela ketemu kuda
Perginya hingga ke danau Toba
Sayangku  janganlah kamu menjanda 
Ingatlah kita ketemu bukan secara tiba-tiba 

8. Liburan ke area candi
Jangan lupa membawa gergaji
Kau pergi dikarenakan suatu tragedi
Aku Bersumpah menunggu karena janji

9. Embun gunung begitu dingin
Gelap tanpa datangnya mentari
aku kesakitan tak tentu yakin
Kau seakan-akan hilang dan tlah mengingkari 

10. Mawar mekar dalam sangkar
Tak usah disentuh saat malam
Kau yang ingin terus bertengkar
Aku hanya duduk dan terdiam 

11. Bulan sabit penuh bintik
Dibawah gelap penuh gelisa
Merindukanmu setiap detik
Hal itu sudah menjadi biasa

12. Mendaki penuh lereng gunung
Terjatuh pun langsung bangkit 
Parasnya cantik aku termenung
Tertunduk lesu awas bisa sakit

****

Cerpen anak negeri Papua bangkit literasi 
Di sebuah desa terpencil di Negeri Papua,
Terdapat sekelompok anak-anak yang penuh semangat,
Mereka bangkit dengan literasi, membaca buku,
Berharap masa depan Papua penuh harapan yang tulus.

Mereka berkumpul di sebuah lapak yang sederhana,
Di tengah hutan yang hijau nan rindang,
Membangun mimpi, memupuk pengetahuan,
Menyerap cerita-cerita hebat dari buku-buku yang mereka temukan.

Tidak ada sekolah yang memadai,
Tidak ada perpustakaan yang layak,
Namun semangat mereka menginspirasi,
Untuk membuka jendela dunia dengan kata-kata.

Mereka saling bercerita, membaca dengan penuh gairah,
Imajinasi mereka melambung tinggi seperti burung di udara,
Mereka menelusuri halaman-halaman yang kaya makna,
Melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Tertawa, menangis, terharu di setiap halaman,
Perasaan yang tidak bisa mereka ungkapkan dengan kata-kata,
Namun buku-buku yang mereka baca menghidupkan mimpi,
Mengubah percikan api menjadi nyala yang terang benderang.

Mereka tidak hanya membangun literasi,
Namun juga harapan bagi Papua yang tercinta,
Bahwa melalui ilmu, pengetahuan, dan pendidikan,
Masa depan yang penuh harapan akan terwujud dengan pasti.

Anak-anak negeri Papua terus berjuang,
Menghadapi tantangan hidup dengan keberanian,
Dengan literasi sebagai senjata ampuh mereka,
Mereka tumbuh dengan penuh keyakinan dan perubahan yang memuliakan.

Buku-buku menjadi sumber inspirasi,
Menyala-nyalakan api semangat yang tiada henti,
Bersama-sama mereka bangkit dan berkarya,
Menuju masa depan yang penuh harapan dan cemerlang.

Melalui literasi, anak-anak Papua berani bermimpi,
Menekuni pendidikan, mencari pengetahuan baru,
Membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi,
Menjadi generasi yang penuh inovasi dan kesuksesan yang tiada tara.

#Jiwaumumnetral
Eko-vinsent

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kolonialisme Pemukiman Penindasan Harga Diri Pemilik Tanah

𝐊𝐨𝐥𝐨𝐧𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦𝐞 𝐏𝐞𝐦𝐮𝐤𝐢𝐦 (𝐒𝐞𝐭𝐭𝐥𝐞𝐫 𝐂𝐨𝐥𝐨𝐧𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦) Artikel, Yegema  Konsep kolonialisme pemukim dap...