Misteri Tiga Warna di Puncak Kelimutu — Tempat Jiwa Beristirahat dan Alam Berbicara
Bayangkan berdiri di atas awan, di puncak Gunung Kelimutu di Flores, Indonesia. Udara tipis menyelimuti kulit, matahari terbit perlahan di ufuk timur, dan tepat di depan Anda terbentang tiga danau kawah yang warnanya tampak mustahil untuk dijelaskan dengan kata-kata. Satu berwarna biru kehijauan tua, satu lagi merah karat pekat, dan yang terakhir hijau kekuningan yang nyaris bercahaya. Inilah Danau Kelimutu—keajaiban alam yang tidak hanya memesona mata, tetapi juga menggugah jiwa.
Namun, keindahan ini bukan hanya soal warna. Danau Kelimutu adalah sebuah misteri geologis dan mitos yang hidup, di mana ilmu pengetahuan dan legenda lokal saling bersilangan dalam tarian yang memikat.
Secara ilmiah, warna danau berubah-ubah karena komposisi kimia air dan interaksi dengan gas vulkanik dari dalam bumi—faktor seperti kandungan mineral, suhu, dan aktivitas vulkanik bawah tanah bisa mengubah warna air dari waktu ke waktu. Tapi perubahan warna ini tidak pernah bisa diprediksi dengan pasti. Kadang-kadang, ketiga danau bahkan memiliki warna yang sama. Di lain waktu, perbedaannya mencolok seperti lukisan surealis.
Namun bagi masyarakat Flores, fenomena ini bukan sekadar reaksi kimia. Ketiga danau dipercaya sebagai tempat bersemayamnya roh orang mati:
Tiwu Ata Mbupu adalah tempat jiwa orang tua yang bijak.
Tiwu Nuwa Muri Koo Fai menjadi tempat arwah muda-mudi yang penuh semangat.
Tiwu Ata Polo — danau paling gelap dan misterius — dihuni oleh roh-roh yang berbuat jahat semasa hidup.
Legenda ini menambahkan lapisan spiritual yang dalam pada lanskap yang sudah sangat dramatis. Perubahan warna dianggap sebagai cerminan suasana hati para roh, seolah alam sedang menyampaikan pesan yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang peka.
Danau Kelimutu bukan hanya destinasi wisata. Ia adalah cermin antara dunia manusia dan dunia roh, antara ilmu pengetahuan dan keyakinan, antara bumi yang aktif dan langit yang tenang. Di puncaknya, manusia diajak untuk tidak hanya melihat—tetapi merasakan, merenung, dan bertanya.
Mungkin di situlah letak daya tarik sejati Danau Kelimutu: bahwa ia tidak pernah menawarkan jawaban mutlak—melainkan mengundang siapa pun yang datang untuk menemukan maknanya sendiri.
*****
CERITA RAKYAT PAPUA 🇨🇺
Asal Mula Burung Kasuari 🪿🪽
Di pedalaman Papua, hiduplah seorang pemuda bernama Wor yang tinggal di sebuah desa kecil dekat hutan. Wor adalah seorang pemburu yang sangat mahir. Dia sering pergi ke hutan untuk berburu hewan-hewan liar, dan hasil buruannya selalu melimpah. Selain berburu, Wor juga pandai menebang pohon, mengumpulkan kayu, dan meramu obat-obatan dari tumbuhan yang ada di hutan.
Namun, meskipun Wor adalah pemburu yang ulung, dia memiliki sifat serakah. Dia selalu menginginkan lebih dari yang dia butuhkan. Dia menebang pohon dalam jumlah besar, lebih dari yang diperlukan, dan berburu banyak binatang hanya untuk dirinya sendiri. Wor tidak pernah memikirkan keseimbangan alam atau bagaimana tindakannya bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.
Suatu hari, Wor pergi ke hutan yang sangat dalam. Di sana, dia menemukan sebuah pohon raksasa yang sangat tinggi dan besar. Pohon itu tampak tua dan dipenuhi oleh burung-burung yang tinggal di cabang-cabangnya. Di bawah pohon, ada seekor burung besar dengan bulu berwarna hitam dan kepala biru. Burung itu adalah Kasuari, burung yang dianggap sebagai penjaga hutan oleh masyarakat setempat.
Melihat burung kasuari yang besar dan kuat, Wor merasa tertarik. Dia berpikir, "Jika aku bisa menangkap burung ini, aku akan menjadi pemburu yang paling hebat di seluruh desa." Dengan pikiran itu, Wor segera mengambil busurnya dan membidik burung kasuari tersebut. Namun, sebelum dia sempat melepaskan anak panah, burung kasuari tiba-tiba berbicara.
"Kamu tidak boleh membunuhku," kata burung kasuari dengan suara yang dalam dan menakutkan. "Aku adalah penjaga hutan ini. Jika kamu membunuhku, kamu akan membawa bencana besar bagi dirimu sendiri dan desa ini."
Wor terkejut mendengar burung kasuari bisa berbicara, tetapi rasa ingin menangnya lebih besar daripada rasa takutnya. "Aku adalah pemburu terbaik di desa, dan aku akan membuktikannya dengan menangkapmu," kata Wor sambil melepaskan anak panahnya ke arah burung kasuari.
Namun, burung kasuari dengan cepat menghindar, dan anak panah itu meleset. Burung kasuari kemudian berlari dengan kecepatan luar biasa ke dalam hutan. Merasa marah karena gagal, Wor berlari mengejar burung itu, menebang pohon-pohon yang menghalangi jalannya dan memanah setiap hewan yang ia temui di sepanjang jalan.
Semakin dalam Wor mengejar, semakin lebat hutan yang ia masuki, hingga akhirnya dia sampai di sebuah lembah yang dalam. Di sana, burung kasuari berhenti di depan sebuah batu besar. "Ini adalah kesempatan terakhirmu, pemburu," kata burung kasuari. "Jika kamu menghormati alam dan berhenti mengejarku, kamu akan selamat. Tapi jika kamu bersikeras, nasibmu akan berubah selamanya."
Wor, yang dikuasai amarah dan keserakahan, tidak mendengarkan peringatan burung kasuari. Dengan satu gerakan cepat, dia mengarahkan busurnya dan melepaskan anak panah ke arah burung itu. Namun, tepat ketika panah itu melesat, tiba-tiba terjadi gempa bumi yang sangat kuat. Tanah di bawah kaki Wor bergetar, dan batu besar yang ada di hadapan burung kasuari retak, menyebabkan tanah di sekitar Wor runtuh.
Wor jatuh ke dalam celah besar di tanah, dan tubuhnya perlahan berubah. Kaki-kakinya memanjang dan menjadi kuat, kepalanya membesar dan ditutupi bulu biru, dan bulu hitam mulai tumbuh di sekujur tubuhnya. Dalam hitungan detik, Wor tidak lagi berbentuk manusia. Dia telah berubah menjadi seekor burung kasuari, tak bisa berbicara atau berpikir seperti manusia lagi.
Burung kasuari asli yang tadi dia kejar pun mendekat dan berkata, "Kamu telah melanggar keseimbangan alam. Sekarang, kamu harus hidup sebagai penjaga hutan ini, melindungi alam dari orang-orang serakah sepertimu. Hutan akan tetap aman jika kamu mematuhinya, tapi jika tidak, nasib yang lebih buruk akan menimpa dunia sekitarmu."
Sejak hari itu, Wor hidup sebagai seekor burung kasuari di hutan, tak bisa kembali menjadi manusia. Dia harus menjaga hutan dari ancaman manusia yang merusak alam, sebagai hukuman atas keserakahannya sendiri. Masyarakat setempat kemudian percaya bahwa burung kasuari adalah penjaga hutan yang suci, dan mereka selalu menghormati burung tersebut dengan tidak memburunya atau merusak habitatnya.
Kisah ini mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan bagaimana keserakahan dapat membawa bencana bagi manusia. Burung kasuari hingga kini dianggap sebagai simbol kekuatan alam yang harus dihormati dan dilindungi di Papua.
CeritaRakyat , Legenda Papua barat,
Dongengpapua,Budayapapua
KisahRakyat, MitosDanLegenda,Sejarahpapua, CeritaInspiratif
Goresan_Jiwa
*******
Asal usul Kepulauan Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat adalah gugusan kepulauan yang berlokasi di barat bagian Semenanjung Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat dan Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Ada berbagai asal muasal Raja Ampat menurut mitos masyarakat yang memiliki berbagai versi. Secara garis besar bisa dibedakan menjadi dua, periode setelah tokoh Gurabesi dan sebelum Gurabesi.
Sebelum Gurabesi :
Menurut versi ini berdasarkan suku Kawe dan Wawiyai seperti yang dicatat Van der Leeden tahun 1979-1980, sebelum Gurabesi berkuasa, wilayah ini sudah memiliki kerajaan lokal dan dipimpin oleh raja yang saling bersaudara bergelar fun. Fun Giwar menguasai Waigeo, fun Tusan menguasai Salawati, dan fun Mustari yang menguasai Misool. Selain itu ada pula saudara keempat fun Kilimuri yang kemudian pergi ke Pulau Seram, saudara kelima fun Sem yang menjelma menjadi makhluk halus, dan Pin Take saudari keenam, dan saudara ketujuh yang membatu di Wawage, Waigeo Selatan. Mereka awalnya hidup bersama di Wawage tetapi kemudian bertengkar dan berpisah.
Selanjutnya dari sejarah tersebut beredar mitos yang dipercaya masyarakat, bahwa saudara perempuan Pin Take hamil tanpa suami. Peristiwa itu menyebabkan saudara-saudaranya malu. Karena itu, dia dihanyutkan oleh saudara-saudaranya ke laut. Pin Take terdampar di Pulau Numfor dan bertemu dengan Manar Maker, seorang tokoh mitos masyarakat Biak-Numfor.
Kemudian Pin Take melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Kurabesi. Ketika dewasa, Kurabesi kembali ke Kali Raja (Wawage) dan bertemu pamannya fun Giwar. Gurabesi, fun Giwar dan anak Giwar yang bernama Mereksopen, membantu Raja Tidore berperang melawan Raja Ternate.
Sebagai hadiah kepada Kurabesi atas kemenangan melawan Ternate, dia dinikahkan dengan putri Sultan Tidore, Boki Taiba. Kurabesi dan istrinya kemudian menetap di Wauyai, Waigeo, Raja Ampat sampai akhir hidupnya.
Setelah Gurabesi :
Salah satu versi seperti yang dicatat F.C. Kamma akhir tahun 1930-an mengatakan, ada pemimpin dari Biak yang bermigrasi ke kepulauan ini, yang bernama Gurabesi (Kurabesi) atau disebut juga Sekfamneri. Dia kemudian bersama-sama dengan penduduk setempat menghentikan ekspansi orang Sawai yang berasal dari Patani, Halmahera Tengah ke kepulauan ini. Tempat orang Sawai berhasil dikalahkan dengan tipu muslihat Gurabesi kemudian dinamakan Bukorsawai (tengkorak orang Sawai) di Waigeo Utara.
Gurabesi sendiri semakin terkenal dengan kepemimpinannya atas pulau-pulau di wilayah ini dan juga dengan petualangannya keluar wilayah Raja Ampat di Seram, Halmahera dan kerajaan di Maluku dalam rangka pengayauan dan perdagangan. Dalam petualangannya mengunjungi Tidore, dia dihadapkan dengan peperangan antara Kesultanan Tidore dengan Kesultanan Jailolo. Atas permintaan bantuan Sultan Tidore, Gurabesi membantu pasukan Tidore mengalahkan Jailolo. Berkat bantuan ini Gurabesi dinikahkan dengan Boki Tabai (putri Sultan Tidore) dan didukung oleh Tidore menjadi raja yang menguasai wilayah kepulauan Raja Ampat, yang memerintah dari Wai-kew, Waigeo. Ia juga akan memberikan sebagian upeti yang diterimanya kepada Tidore setiap musim angin timur (angin pasat). Ekspansi Gurabesi kemudian juga menyebar ke beberapa wilayah di Semenanjung Kepala Burung yang merupakan cikal bakal wilayah Papo-ua Gam Sio (sembilan negeri papoua).
Kurabesi dan Boki Tabai dikisahkan tidak memiliki anak. Pada suaru hari ketika Boki Tabai dan Gurabesi menyusuri sungai Waikeo (Kali Raja di Distrik Tiplol Mayalibit) mereka menemukan beberapa butir telur (ada yang mengatakan enam atau tujuh). Empat butir di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang berpisah karena pertengkaran atas kura-kura dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Timur di Lilinta, dan Misool Barat di Waigama walau kemudian pergi ke Kalimuri (Seram). Sementara itu, telur kelima menjadi laki-laki tapi kemudian menghilang di alam gaib menjadi hantu, keenam menjadi perempuan, dan ketujuh menjadi menjadi batu Telur Raja (Kapatnai) yang dikeramatkan di Kali Raja.
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem kerajaan yang terpengaruhi adat Maluku. Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan Tidore dengan hubungan dengan tokoh Gurabesi. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian dari Hindia Belanda, dan selanjutnya Indonesia.
Silahkan yang ingin request pembahasan , bisa langsung Personal Message saya.
Jangan lupa follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya .
Sejarah, FaktaSejarah, RajaAmpatPapua KepulauanRajaAmpat, Irianjaya.
******
Asal usul Suku Tetun :
Suku Tetun, disebut juga Tetum atau Belu di Indonesia, adalah suku bangsa yang merupakan penduduk asli Pulau Timor. Suku ini mendiami Kabupaten Belu di Indonesia dan sebagian besar wilayah Timor Leste. Bahasa mereka disebut dengan bahasa Tetun yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Austronesia. Selain di Pulau Timor, suku ini juga banyak terdapat di Jakarta, Indonesia.
Di antara Tetum Terik dari Viqueque, diyakini bahwa manusia pertama muncul dari dua lubang atau v*gina, "Mahuma" dan "Lequi Bui", muncul di tanah dengan memanjat sulur suci. Oleh karena itu, di kalangan Tetum Terik, pintu rumah adat disebut sebagai vagina dan bagian dalamnya disebut WOMB, ruang perempuan. Menurut kepercayaan mereka, alam semesta Tetum Terik yang terbagi atas dunia bawah dan dunia atas dihubungkan melalui vagina wanita. Dunia bawah atau sakral didefinisikan sebagai feminin, didominasi oleh wanita, sedangkan dunia atas sekuler dan maskulin ditempati oleh pria. Menurut kepercayaan mereka, kedua dunia tersebut harus bersatu, jika tidak, kemandulan, penyakit, dan kematian akan mengancam.
Berdasarkan cerita yang berkembang turun temurun, suku Tetun dipercayai sebelumnya berasal dari Malaka di Semenanjung Malaya, kemudian berpindah ke beberapa tempat sebelum akhirnya tiba di Pulau Timor, yaitu di bagian timur pulau. Cerita ini dipercaya juga sebagai asal-usul berdirinya Kerajaan Malaka di Timor Barat, yakni salah satu kerajaan yang dipimpin suku Tetun.
Jangan lupa follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya .
NTT
TimorLeste
****
Membangkitkan Magis Seni Ukir Kamoro
Bagi pendiri sekaligus pendamping Yayasan Maramowe, Luluk Intarti, setiap karya ukir Kamoro selalu memiliki jiwa dan cerita di baliknya. Motif-motif yang dihasilkan kemudian dapat dikategorikan penggunaannya, yaitu sebagai cerminan kehidupan sehari-hari dan untuk ritual.
Kendati begitu, seni ukir sempat menghilang dari kehidupan Kamoro yang mendiami wilayah pesisir sepanjang 250 kilometer dari Kampung Potowaiburu di Mimika Barat Jauh hingga Kampung Otakwa di Mimika Timur Jauh. Itu terjadi pada abad ke-19 ketika pemerintah kolonial Belanda mendirikan outpost di Kokonao, Mimika Barat, serta Gereja Katolik.
Penanggungjawab program pengembangan budaya Kamoro dari Community Development PTFI, Reza Sofyan, mengatakan, perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga budaya dan kearifan lokal agar tidak hilang. Tujuan utamanya adalah mencetak para pengukir muda agar tradisi mengukir tidak hilang.
Namun, hal ini harus diiringi dengan pembukaan akses pasar. “Kami ingin pengukir muda tumbuh. Namun, kalau pengukir tidak memiliki pendapatan, kan, tidak mungkin berkembang. Jadi kami terus membantu agar mereka mau jadi pengukir dan bisa mendapatkan penghasilan,” kata dia.
Baca selengkapnya di harian Kompas, 28/3/2022 & Kompas.id (klik tautan di bio @hariankompas ).
Oleh @kristian_oka .
Keterangan foto:
Pengukir suku Kamoro memperlihatkan tifa di bengkel kerja dan galeri ukiran Yayasan Maramowe di Kampung Nawaripi, Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Jumat
******
WANITA-WANITA BERKUMIS
DAN BERJENGGOT
DALAM SEJARAH
Ada beberapa wanita dalam sejarah yang dikenal karena memiliki kumis atau cambang. Beberapa di antaranya adalah:
1. Julia Pastrana (1834–1860): Dikenal sebagai "The Bearded Lady" atau "The Bear Woman," Julia Pastrana lahir di Meksiko dan menderita kondisi langka yang disebut hipertrikosis terminalis, yang menyebabkan pertumbuhan rambut berlebihan di seluruh tubuhnya, termasuk wajah. Dia tampil dalam pertunjukan sirkus di Eropa dan Amerika.
2. Annie Jones (1865–1902): Dikenal sebagai "The Bearded Lady" dalam pertunjukan P.T. Barnum, Annie Jones mulai tampil di sirkus pada usia yang sangat muda. Dia memiliki jenggot lebat yang tumbuh alami sejak kecil.
3. Josephine Clofullia (1827–1870): Wanita berkumis asal Swiss yang juga tampil dalam pertunjukan sirkus di Amerika Serikat. Dia terkenal karena jenggotnya yang tebal dan panjang.
4. Jane Barnell (1871–1951): Juga dikenal sebagai "Lady Olga," Jane Barnell adalah seorang wanita berkumis yang tampil di sirkus dan pertunjukan aneh selama awal abad ke-20. Dia memiliki jenggot alami yang panjang.
Kondisi seperti hipertrikosis atau ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan pertumbuhan rambut wajah yang berlebihan pada wanita. Para wanita ini, meskipun menghadapi tantangan sosial dan medis, seringkali memanfaatkan penampilan unik mereka untuk mencari nafkah dalam pertunjukan sirkus dan pameran aneh pada masanya.
Referensi :
1. Burns, E. (2010). "The True Story of Julia Pastrana, the Ugliest Woman in the World". Skyhorse Publishing.
2. Hartzman, M. (2005). "American Sideshow: An Encyclopedia of History's Most Wondrous and Curiously Strange Performers". Penguin.
3. Bondeson, J. (2000). "The Two-headed Boy, and Other Medical Marvels". Cornell University Press.
4. Andersen, R. (2013). "Freak Show: Presenting Human Oddities for Amusement and Profit". University of Chicago Press.
5. DeMello, M. (2014). "Encyclopedia of Body Adornment". ABC-CLIO.
sejarahunik
DANAU FREKALBERT JAYAWIJAYA
Danau Frekalbert adalah sebuah danau yang terletak di atas Pegunungan Jayawijaya Papua. Danau ini merupakan danau terbesar kedua setelah danau Habema. Danau ini memiliki panjang 2000 meter dan leber 300 meter.
Terletak di ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut, oleh Masyarakat Dani, penduduk Jayawijaya, danau itu dianggap sebagai tempat keramat yang jadi sumber kesuburan dan kehidupan.
Sejarah
Nama asli danau ini adalah Sikilmo atau Sikil Mogema. Danau ini dimiliki oleh 2 suku besar sebagai hak ulayat. Konon danau ini tidak boleh dilihat oleh manusia. Hanya orang-orang tertentu (yang memiliki hak ulayat daerah ini) yang dapat melihat danau ini.
Jika ada seseorang yang melihat danau ini, maka akan turun hujan yang sangat dashyat hingga dapat menyebabkan mati beku kepada orang tersebut. Hingga saat ini danau ini masih begitu kuat dengan kekuatannya.
Asal-Usul Nama Frekalbert
Selama berabad-abad danau ini masih tersembunyi dari dunia luar hingga 3 orang penjelajah yang menyebut dirinya Agamua Adventure menemukan dan memperlihatkan kepada mata dunia pada tanggal 31 Desember 2020. Sehingga mereka manamakan danau ini dari nama mereka yaitu : 1) Frengky Lokobal, 2) Kalter Lokobal dan 3) Robert Asso.
Keunikan atau Fakta
Selain memiliki kekuatan alam, danau ini memiliki beberapa keunikan diantaranya :
Tidak Memiliki mata air dan muara
Danau ini tidak memiliki mata air dan muara. Airnya bersumber dari kumpulan curah hujan di setiap sisi gunung yang mengelilinginya
danau Ini Dikelilingi oleh gunung batu yang terjal
Danau ini dikelilingi oleh pegunungan berbatu yang sangat terjal. Sehingga sulit untuk dilihat langsung dari kejauhan serta mengakses tempat ini.
Konon memiliki Gua yang penuh Tengkorak manusia
Di sekitar danau ini, terdapat sebuah goa yang penuh tulang-belulang manusia. Tulang ini berasal dari manusia yang mati beku di daerah danau ini. Ketika seseorang menelusuri danau ini biasanya turun hujan lebat yang dapat membuat tubuh kedinginan hingga beku. Sehingga tulang-belulang mereka diantar ke gua ini karena tidak terdapat tanah yang luas untuk dikuburkan.
Memiliki Padang rumput yang luasnya 3 kali lebih besar dari kota Wamena dan Membutuhkan Empat hari Perjalanan untuk sampai di tempat ini. #Sumber dari berbagai Referensi# Laporan Arjuna Wiwaha Kabiro Papua.
Post. Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar