Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua, Kota Jeruk๐, Melangkah Tanpa Alasan Kamu -Metafor Dalam Puisi, "Kenapa puisi-puisi yang dibuat oleh penyair ternama susah banget untuk diterjemahkan? Kalo untuk mengerti aja susah, gimana gue bisa bikin puisi seperti itu?"
Apakah kalian juga mempunyai keluhan seperti di atas? Sebetulnya yang membuat kita kesulitan untuk menerjemahkan puisi adalah metaforanya. Metafora yang mereka gunakan sering sulit dipahami. Tidak jarang metafora tersebut tidak umum dan hanya bisa dipahami setelah memiliki jam terbang dalam waktu tertentu sebagai penyair.
Seorang penyair memang sangat piawai dalam menempatkan metafora. Metaforanya membaur bersama kalimat lainnya lalu menjelma menjadi puzzle. Analoginya kayak teka-teki bergambar di mana kita disuruh menemukan 5 kepala orang yang tersembunyi di dalamnya. Dan susahnya sering kali memang audzubillah...
Puisi kurang lebih sama. Sering sekali terjadi, metafora yang disampaikan oleh penyair tidak berhasil kita temukan. Pernah, kan, mengalami hal seperti itu?
Okay, sekarang saya ingin berbagi pengalaman tentang teknik menulis puisi. Saya memang bukan penyair tapi sebagai pecinta puisi, pemahaman saya lumayanlah untuk dibagikan pada penyair pemula. Berikut metode menciptakan metafora dalam puisi.
Ada beberapa teknik yang sering digunakan para penyair. Mereka menggunakan metafora yang dihasilkan dari beberapa cara, yaitu:
1. MEMPERTUKARKAN SUBYEK, PREDIKAT ATAU OBJECT
Kalimat pertama: Aku menyematkan kalung
Kalimat kedua: Aku menulis puisi
Hasilnya: aku mengalungkan puisi
______________________________
Kalimat pertama: Aku mengunyah snack
Kalimat kedua: Aku membaca puisi
Hasilnya: Aku mengunyah puisi
__________________________________
Kalimat pertama: Kesedihan datang
Kalimat kedua: Hujan mengucur
Hasilnya: Kesedihan mengucur
Dengan cara ini kita bisa membuat puisi dengan mencocokkan konteksnya, misalnya:
Aku ingin membuat tato
Bergambar air mata
Karena air mataku sudah kering
Sementara kesedihan terus mengucur
2. MEMANFAATKAN ANALOGI
Misalkan kita hendak membuat puisi tentang keluarga di sebuah rumah. Rumah memiliki 1. Bapak, 2. Ibu, 3. Kakak dan 4. Adik
Kita bisa menganalogikan kata RUMAH dengan DUNIA. Dunia memiliki 1. Matahari, 2. Bulan, 3. Bintang besar, 4, Bintang kecil. Padu-padankan keduanya sesuai dengan karakternya masing-masing. Misalkan:
Rumah -----Dunia
Bapak ------Matahari
Ibu----------Rembulan
Kakak ------Bintang besar
Adik--------Bintang kecil
Dari analogi di atas kita bisa membolak-balik kedua konteks secara bergantian. Akibatnya subyek, predikat dan obyeknya juga kita bisa pertukarkan sesuka hati. Dengan cara ini puisi kita menjadi memiliki dua dimensi yaitu rumah dan dunia. Sekarang saya akan membuat puisi berdasarkan pemaparan di atas sebagai contoh.
TENTANG SEMESTA
Mentari tua itu menguap beberapa kali
Entah kenapa dia gampang letih belakangan ini
“Tidurlah. Biar aku menjaga malam,” kata Rembulan
Mentari tersenyum meredupkan sinarnya
Rembulan memapahnya masuk ke dalam kamar
Menyelimuti tubuhnya di atas ranjang rotan
“Sinarku memang tidak sekuat pendarmu
Tapi sudah cukup untuk menerangi bumi”
Keduanya memandang ke luar kamar
Di sana bintang-bintang masih berceloteh
Yang satu sibuk menggambar awan
Yang lain asyik mengunyah puisi
3. MEMANFAATKAN RIMA
Bosan pada bising
Dia mencari hening
Di dalam sunyi
Dia rindu pada bunyi.
Coba lihat puisi di atas. Ada 4 kata yang berbentuk rima yaitu: 'bising, hening, sunyi, dan bunyi'. Bising, hening dan sunyi adalah kata sifat. Sedangkan bunyi adalah kata benda. Pertanyaan selanjutnya, metaforanya mana?
Kalau mau menginvestigasi lebih teliti, kita pasti memahami bahwa kata 'bising, hening, sunyi dan bunyi' adalah representasi dari sebuah tempat. Itulah metaforanya.
PS: Untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang kiat-kiat menulis, silakan ikuti Kelas Penulisan The Writers ZOOM, Batch 3 yang akan dimulai tanggal 3 Agustus, 2024.
Kelas ini akan berlangsung selama 8 kali pertemuan, setiap Sabtu dan Minggu, dari jam 20 - jam 22. Kontak management The Writers, Kak Devina, di nomor WA 0811 877 4466.
Post. Admin
Komentar
Posting Komentar