Langsung ke konten utama

Pastor Administrator Keuskupan Timika, Pater Marthen Kuayo, Tidak Menjadi Uskup: Nasib yang Tertunda

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk 🍊-Melangkah Tanpa Alas Kaki-Keuskupan Timika merupakan salah satu keuskupan yang berada di wilayah Gereja Katolik Indonesia, khususnya di tanah Papua. Setelah kepergian Mgr. John Philip Saklil, Pr., pada tahun 2019, posisi uskup Keuskupan Timika mengalami kekosongan. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Vatikan menunjuk Pastor Marthen Kuayo, Pr., sebagai Administrator Diosesan Keuskupan Timika.  

Sebagai seorang administrator, Pater Marthen Kuayo memiliki tugas utama untuk mengelola keuskupan sementara hingga ditunjuknya seorang uskup definitif oleh Tahta Suci. Selama masa kepemimpinannya, ia telah berperan penting dalam menjaga stabilitas pastoral dan administrasi Gereja di Keuskupan Timika. Banyak umat yang berharap bahwa beliaulah yang akan diangkat sebagai uskup definitif, mengingat dedikasi dan pengabdiannya yang telah terbukti selama bertahun-tahun.  

Namun, harapan tersebut belum terwujud. Hingga saat ini, Vatikan belum menunjuk Pater Marthen Kuayo sebagai uskup Keuskupan Timika. Keputusan ini tentu menjadi tanda tanya besar bagi sebagian umat Katolik di wilayah tersebut. Banyak yang menganggap bahwa ini adalah “nasib yang tertunda”—sebuah proses yang mungkin memerlukan lebih banyak waktu dan pertimbangan dari Gereja Universal.  

Penundaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertimbangan dari Tahta Suci mengenai calon lain yang mungkin lebih sesuai untuk mengemban tugas sebagai uskup. Selain itu, dinamika pastoral dan kebutuhan khusus di Keuskupan Timika juga bisa menjadi faktor yang diperhitungkan dalam pengangkatan seorang uskup baru.  

Meskipun demikian, sebagai seorang imam yang setia, Pater Marthen Kuayo tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Ia terus memimpin umat Keuskupan Timika dengan kebijaksanaan dan kesederhanaan, tanpa terpengaruh oleh ketidakpastian mengenai statusnya sebagai uskup.  

Bagi umat Keuskupan Timika, harapan tetap ada. Mereka menantikan keputusan dari Vatikan mengenai siapa yang akan menjadi pemimpin rohani mereka secara definitif. Apakah Pater Marthen Kuayo akan mendapatkan kesempatan tersebut di kemudian hari ataukah ada sosok lain yang akan dipilih? Hanya waktu dan kebijaksanaan Gereja yang akan menjawabnya.  

Yang jelas, perjalanan ini bukanlah akhir, melainkan sebuah nasib yang tertunda—sebuah proses yang mungkin membawa kejutan di masa depan.

USKUP BARU TIMIKA: PAUS FRANSISKUS DI ROMA UMUMKAN PASTOR BERNARD BARU MENJADI USKUP KEUSKUPAN TIMIKA.

Pengumuman pengangkatan Uskup Baru Disampaikan oleh Administrator Diosesan Keuskupan Timika, R.D. Marthen Ekowaibi Kuayo  sesui Putusan pengangkatan Uskup Baru di Roma Sabtu (8/3/2025). Pengumuman diawali dengan Doa Rosario Kesembuhan Paus.....*

Pastor Bernard Baru adalah seorang rohaniwan Katolik yang menjabat sebagai Uskup Keuskupan Timika. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Superior Ordo Santo Agustinus Keuskupan Manokwari-Sorong sebelum ditunjuk sebagai Uskup oleh Paus Fransiskus di Roma pada pukul 12.00 Waktu Roma atau Pukul 20.30 WIT

Keuskupan Timika sendiri merupakan sebuah keuskupan suffragan dari Keuskupan Agung Merauke, yang berada di bawah yurisdiksi Gereja Katolik Roma di Indonesia.

Sebelumnya Bernard Baru, Putra Bakrabiy, Mare, lulusan Universitas Kepausan Urbanum, Roma 2017, dan pernah dua periode, menjabat Superior Ordo Santo Agustinus Sorong 2010-2012.

Pater Dr. Bernard Baru,OSA mendapat Tugas dari Paus Fransiskus untuk menjabat Uskup, Keuskupan Timika, Papua Tengah terhitung sejak diumumkan pada Sabtu, 08 Maret 2025 pukul 12.00 Waktu Roma atau pukul 20.30 Waktu Papua.

Bernard Baru adalah putra dari Witaya Baru dan Ibubda Bohoato Bame, lahir di Dusun Bakrabiy, 1973. Setelah tamat SD YPPK Suswa, Bernard berangkat dengan pesawat AMA pada juni 1984 ke SMP Santo Donbosco, Fak-Fak. Pada tahun 1990 ia menyekesaikan pendidikan di SMA Agustinus Sorong dan melanjutkan studi STPKat Vilal Malang di Semarang hingga 1995.

Ia melanjutkan ke STFT Fajar Timur 1998 dan berhasil meraih magister di Universitas Kepausan Urbanium Roma, di kampus di mana ia juga menyelesaikan doktor Misiologi pada tahun 2017. Bernard Baru dipilih Paus Fransiskus pada Usia 52 Tahun untuk tugas kegembalaan sebagai Uskup Keuskupan Timika.
Pos.Admin



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEPOTONG PERAHU KERTAS

CENDERAWASIH KU ================= Sa pu Cenderawasih indah di pandang mata.  "Kuning keemasan, hijau ibarat keindahan alam papuaku, merah seperti sinar mentari, biru ibarat langit tanpa awan, putih bersih mengandung awan atas langit" ITU GADIS PAPUA/CENDERAWASIH Sa pu Cenderawsih bisa sekolah seperti laki laki Sa pu Cenderawsih bisa kerja dan hidup tanpa laki laki; Sa pu Cenderawsih dong bisa bertanggung jawab untuk keluaga; Sa pu Cenderawasih bisa bertanggung jawab juga tentang apa saja dalam hidup sperti laki laki; Sa pu Cenderawsaih tra ada perbedaan dengan laki laki; "Sa pu Cenderawasih perbedaan deng ko cuma jenis kelamin" Tetapi ingat…!!! Sa pu Cenderawasih tu mereka bertanggung jawab nanti saat laki laki kawin dalam rumah tangga tidak seperti laki laki yang tanggung jawab tidak sebanding dengan sa pu Cenderawasih; Sa pu Cenderawasih yang anak masak baru nanti laki laki makan dan minum setiap hari; Sa pu Cenderawasih yang akan cuci piring kotor yan...

SETELAH DENGAR HASIL UJIAN PAKAIAN SISWA/I SMA Kelas XII Di NABIRE DIWARNAI BINTANG KEJORA POLISI MEMUKUL Mince Heluka, BEBERAPA ORANG MENANGKAP POLISI

Siswi SMA kelas XII,Foto Mince heluka dapat pukul dari Polisi Nabire. Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk 🍊 -Melangkah Tanpa Alas Kaki- Nabire Siswa/i SMA kelas 3 dengar hasil ujian, mereka mewarnai pakeyan abu putih dirubah Bendera Identitas diri Papua Barat, Bendera Bintang Kejora/Bintang Fajar Polisi Melakukan pukulan dan penangkapan terhadap siswa/Siswi. Dengan melihat Siswa Mewarnai dengan warna Identitas sehingga beberapa orang anggota polisi dan ada pula yang dapat pukulan dari Polisi pada Senin 06/05/2024. Kata M.D melalui Handphone genggamnya. Penangkapan dan pemukulan dari polisi terhadap teman-teman SMA yang turun pawai kebahagiaan setelah mendengar kelulusan mereka, namun kami merasa kecewa karena polisi-polisi yang berada di Nabire melarang kegiatan kami, Lanjutnya. Kronologis yang Terjadi  Pukul 16: 7 wp. Kurang lebih 9 orang pelajar dikejar oleh 2 orang polisi berpakaian preman dengan kendaraan beroda 2 pengejaran tersebut lokas...

Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah Sumber Hukum

Artikel. Oleh. Yegema Megolah sala satu identitas diri yg disebut (Kagane) Tetesan Air Mata Ibunda-kota Tua Paniai ---Melangkah Tanpa Alas Kaki -Kagane merupakan salah satu identitas diri yang diwariskan oleh moyang sejak saya dan kamu tiada. Barang atau benda itu telah ada sebelum manusia dipenuhi di muka bumi ini. Mereka mengolah Adat sesuai keinginan sesuai kepercayaan yang dimiliki setiap daerah termasuk tiga atau empat Wilayah adat Papua, termasuk Wilayah Meepago. Kebiasaan ini tidak bisa berubah dengan bentuk apapun dan bentuk bagimanapun alasan-Nya. Siapapun merasa berubah itulah yang disebut menggagalkan usaha yang diwariskan oleh nenek moyang dan tete moyang kita. Kebiasaan-kebiasaan merubah tampilan maupun warna dan bentuk maka Merusak wajah anda dan  telah menemukan Runtuhnya Manusia.  Ko lupa itulah ko lupa sejarah, akhirnya dibilang Rumah-Mu Runtuh Tapa sebab akibat. Adat-Mu Itulah yang Disebut Identitas-Mu, & Kebiasaan Itulan Adat-Mu & Itu-lah...