Langsung ke konten utama

Kepercayaan Publik Terhadap Penegakan Hukum Di Indonesia Kian Rapuh

Tetesan Air Mata Ibunda- Kota Tua Maluku-Melangkah Tanpa Alas Kaki-  Reformasi Penegakan Hukum Mendesak: Publik Tuntut Pimpinan Kapolda, Kapolres, Kejati, Kejari Teken Fakta Integritas — Bongkar Kasus Besar atau Mundur

Jakarta — Kepercayaan publik terhadap penegakan hukum di Indonesia kian rapuh. Suara netizen kini menjelma menjadi desakan keras: sebelum menduduki jabatan strategis, para pimpinan penegak hukum wajib menandatangani Fakta Integritas yang mengikat secara moral dan profesional.

Isi tuntutannya jelas: dalam dua bulan setelah dilantik, seorang Kapolda, Kapolres, Kejati, atau Kejari wajib membongkar dan memproses hukum kasus-kasus besar yang selama ini merugikan negara dan masyarakat. Targetnya tidak hanya pelaku lapangan, tetapi juga bos besar dan bekingan di belakang layar.

Kasus yang dimaksud meliputi:

Korupsi kelas kakap — seperti mega korupsi bansos, korupsi tambang ilegal, hingga kasus suap di proyek strategis negara.

Narkoba jaringan besar — dari bandar lintas negara hingga oknum aparat yang melindungi peredaran.

Bisnis ilegal — mulai dari penambangan tanpa izin hingga penyelundupan yang merugikan negara triliunan rupiah.

Judi online — yang terus meraup keuntungan raksasa di bawah lindungan oknum kekuasaan.

“Jangan hanya tangkap kaki tangan. Tangkap otak pelaku dan pelindungnya, atau mundur dari jabatan,” tegas salah satu komentar viral yang disukai puluhan ribu warganet.

Kemarahan publik ini lahir dari sejarah panjang kasus besar yang macet di penanganan hukum. Beberapa contoh mencolok:

Kasus tambang ilegal di Kalimantan yang diduga melibatkan pejabat tinggi, mandek tanpa kejelasan.

Mega skandal narkoba jaringan internasional yang justru menyeret oknum aparat, namun penanganannya tak menyentuh dalang utama.

Judi online yang dibongkar berkali-kali, tetapi operator besar tetap bebas, bahkan diduga mendapat perlindungan dari “orang dalam”.

Bagi publik, kegagalan membongkar kasus-kasus ini bukan lagi soal keterbatasan bukti, tetapi cermin kompromi yang merusak marwah institusi hukum. “Kalau dalam dua bulan tidak ada hasil nyata, jangan duduk manis di kursi empuk itu,” tambah netizen lainnya.

Desakan ini menjadi ujian besar bagi kepolisian dan kejaksaan. Apabila aspirasi publik terus diabaikan, krisis kepercayaan akan berubah menjadi penolakan total terhadap otoritas hukum, dan itu bisa menjadi titik balik kelam bagi supremasi hukum di negeri ini.

Pos. Admin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Fakta hari ini TPNPB/OPM adalah bukan masyarakat yang kami tinggl bersama-sama dengan masyarakat di intanjaya Dan Militer Indonesia pun Demikian Sama Dari mana mereka Datang?.

Enam Orang Asli Papua yang merupakan warga civil yang telah di tembak Militer Indonesia🇮🇩 pada 14 Mei 2025 di Kabupaten Intan jaya Laporan resmi Seby Sambom dari markas pusat TPNPB OPM. Korban tewas dan korban luka-luka telah berhasil di evakuasi oleh Tim Pemerintah Dan Masyarakat, pertempuran ini masyarakat lain masih dalam pencarian apakah mereka masih hidup atau tertembak oleh Militer Indonesia.  Militer Indonesia telah lakukan kesalahan besar yang mana telah menyerang warga civil  dan membunuh  dan menyerang dengan tidak hormat tanpa memikirkan rasa kemanusiaan.  Menyerang pembrutalan militer Indonesia terhadap Masyarakat intanjaya ketika masayarakat berada di rumah, kebun, dan di pasar termasuk menyerang di gereja-gereja, pelanggaran ini merupakan pelanggaran HAM berat dan melanggar hukum Nasional dan internasional.  Masyarakat internasional dan lembag terkait harus bersuara terkait insiden penembakan terjadi ini di Intan jaya papu...

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH.

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH. Artikel. Sian Madai Konsep Dari Seorang Pemimpin Daerah Adalah Dasar untuk Menentukan Masadepan yang Lebih Cerah.  Keahlian/ Hobi, dan Kreatif/Karier yang di miliki oleh Orang Asli Papua (OAP) merupakan membuka ruang dan membuka lapangan kerja untuk membantu pemerintah setempat, sebagaian juga sebagai bentuk nyata membangun dan mempersempit pengangguran di Papua. Sekali lagi, Melalui bakat/ Karier yang telah dimilikinya merupakan menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai membantu pemerintah Daerah untuk itu, pemerintah perlu diperhatikan dan diolah dengan baik.  Dimana pemerintah pusat diberikan Otonomi khusus seluasnya di Papua bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia papua namun, Dana otonomi khusus Papua hilang jejak adalah cara tidak betul yang dilakukan, Dana otonomi khusus tersebut  harus digunakan dengan baik dan harus diperioritaskan Anak-anak Papua dalam ...