Langsung ke konten utama

Lembaga Bantuan Hukum Papua Pos Perdamaian Sorong Akan Mendampingi Proses Persidangan Peristiwa Pembunuhan di Sorong

Tetesan air mata Ibunda- Kota Tua Kota Sorong Melangkah Tanpa Alas Kaki- Lembaga Bantuan Hukum Papua Pos Sorong bersama beberapa rekan advokat dari Perhimpunan Bantuan Hukum Keadilan dan Perdamaian (PBHKP) mendampingi Seorang Aktivis Front Nasional Mahasiswa dan Pemuda Papua (FNMPP) atas nama Yance Manggaprauw yang tiba-tiba ditangkap di kediamannya oleh satuan Resmob dari Polresta Sorong Kota pada 27 Agustus 2025 siang.

Penangkapan tersebut dilakukan secara membabi-buta. Pihak kepolisian datang dengan senjata lengkap sekitar pukul 16.32 WIT menendang pintu lalu menarik keluar Yance dari rumahnya tanpa menunjukkan Surat Tugas dan Surat Perintah Penangkapan.

Setelah di tangkap, Yance Kemudian dibawa ke Polresta Sorong Kota dengan tangan diborgol. Dia dipukul menggunakan popor senjata api hingga mengalami luka dan bengkak pada kepala depan bagian kiri, luka lecet di bagian siku tangan kiri, dan lehernya sempat di cekik. Yang berlebihan adalah Polisi tanpa persetujuan kemudian merampas handphone miliknya. 

Sekitar pukul 17.30 WIT, kemudian Yance di ambil keterangan oleh penyidik di ruang Wakil Kasat Serkrim (Wakasat) Polresta  Sorong Kota. Yance di sangkakan telah melakukan tindak Pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Ayat : 
1. Barang siapa dengan terang terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun 6 bulan;
2. Yang bersalah diancam :
- Dengan pidana penjara paling la 7 tahun, jika ia dengan sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yanh digunakan mengakibatkan luka-luka;
- dengan pidana penjara paling lama 9 tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat;
- dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika kekerasan mengakibatkan maut. 

Pada saat kejadian di kediaman gubernur sempat terjadi tembakan, lalu ada seorang massa aksi yang mendapat peluru berukuran 9 mili meter, dia mendapat lagi satu proyektil lagi di depan Alfamart Jl. F Kalasuat, dan peluru karet dia temukan di halte dom saat mengantar dua orang anak sekolah yang berlindung di rumahnya. 

Padahal fakta sebenarnya adalah Yance dan istri pada saat kejadian justru bantu melerai massa yang melakukan pelemparan ke arah kediaman pak Gubernur, dia bahkan sempat bantu seorang bapak yang dipukul oleh massa pada saat itu. 

Setelah diambil keterangan sekitar 4 Jam, kami meminta kepada penyidik untuk berikan handphone yang telah ditampar baru kemudian kami tandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut. 

Lebih lanjut atas dugaan tindak pidana pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan kepada klien kami, maka kami akan mengambil langkah-langkah hukum dengan melapor ke bagian  Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Papua Barat Daya untuk menindak tegas anggotanya yang diduga telah lakukan pengeroyokan dan penganiayaan, serta melaporkan tindak pidana tersebut kepada Kepolisian Daerah Papua Barat Daya agar segera diproses sesuai hukum yang berlaku. 

Pantauan LBH Papua Pos Sorong, hingga Pukul 19. 59 WIT massa aksi yang telah di tangkap oleh pihak Kepolisian berjumlah kurang lebih 17 orang dengan rincian sebagai berikut : 
1. Marlon Rumaropen (27); 
2. Dominggus Adadikam (22); 
3. Ronaldo Way (27); 
4. Agus Nebore (33); 
5. Jose Wakaf (23); 
6. Wilando Paterkota (23); 
7. Yeheskiel Korwa (15); 
8. Anthoni Howay (19); 
9. Riknal Drimlol (17);  
10. Alexandro Daam (26); 
11. Sergius Mugu (25); 
12. Jefri Inas (20). 
13. Nus Asekim (42); 
14. Yance Bumere (32);  
15. Yance Manggaprauw;
16. Yansen Wataray (32); dan
17. Suprianus Asekin (43)

Mereka yang ditangkap tersebut juga tidak luput dari tindakan kekerasan aparat, saat diminta keterangan bahkan ada yang disuru jongkok dengan sapu di taru dilipatan kaki bagian belakang lutut. Bahkan ada anak juga anak atas nama Yeheskiel Korwa yang berumur 15 tahun yanh di tangkap. 

Ambrosius Klagilit
Lembaga Bantuan Hukum Papua

pos. Admin 

Dokumen:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Fakta hari ini TPNPB/OPM adalah bukan masyarakat yang kami tinggl bersama-sama dengan masyarakat di intanjaya Dan Militer Indonesia pun Demikian Sama Dari mana mereka Datang?.

Enam Orang Asli Papua yang merupakan warga civil yang telah di tembak Militer Indonesia🇮🇩 pada 14 Mei 2025 di Kabupaten Intan jaya Laporan resmi Seby Sambom dari markas pusat TPNPB OPM. Korban tewas dan korban luka-luka telah berhasil di evakuasi oleh Tim Pemerintah Dan Masyarakat, pertempuran ini masyarakat lain masih dalam pencarian apakah mereka masih hidup atau tertembak oleh Militer Indonesia.  Militer Indonesia telah lakukan kesalahan besar yang mana telah menyerang warga civil  dan membunuh  dan menyerang dengan tidak hormat tanpa memikirkan rasa kemanusiaan.  Menyerang pembrutalan militer Indonesia terhadap Masyarakat intanjaya ketika masayarakat berada di rumah, kebun, dan di pasar termasuk menyerang di gereja-gereja, pelanggaran ini merupakan pelanggaran HAM berat dan melanggar hukum Nasional dan internasional.  Masyarakat internasional dan lembag terkait harus bersuara terkait insiden penembakan terjadi ini di Intan jaya papu...

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH.

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH. Artikel. Sian Madai Konsep Dari Seorang Pemimpin Daerah Adalah Dasar untuk Menentukan Masadepan yang Lebih Cerah.  Keahlian/ Hobi, dan Kreatif/Karier yang di miliki oleh Orang Asli Papua (OAP) merupakan membuka ruang dan membuka lapangan kerja untuk membantu pemerintah setempat, sebagaian juga sebagai bentuk nyata membangun dan mempersempit pengangguran di Papua. Sekali lagi, Melalui bakat/ Karier yang telah dimilikinya merupakan menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai membantu pemerintah Daerah untuk itu, pemerintah perlu diperhatikan dan diolah dengan baik.  Dimana pemerintah pusat diberikan Otonomi khusus seluasnya di Papua bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia papua namun, Dana otonomi khusus Papua hilang jejak adalah cara tidak betul yang dilakukan, Dana otonomi khusus tersebut  harus digunakan dengan baik dan harus diperioritaskan Anak-anak Papua dalam ...