Langsung ke konten utama

KONGRES NASIONAL KE – VIALIANSI MAHASISWA PAPUA ( AMP )

‘’APA YANG HARUS DIKERJAKAN ?’’
Aliansi Mahasiswa Papua AMP telah menyelenggarakan kongres nasional. Dalam Kongres tersebut, Hengki Yogi terpilih menjadi Ketua Umum Komite Pusat, Bules M terpilih sebagai Sekertaris Umum I dan Niko Sool sebagai Sekertaris Umum II KP – AMP, dan Nando Douw sebagai Bendahara Umum serta dilenggkapi dengan strutuk turunannya. Pengurus baru terpilih dengan metode pemilihan yang demokratis, tiap anggota yang hadir memilih dengan satu orang satu suara.

Kongres Nasional dilakukan dari tanggal 30 September s/d 4 Oktober 2025 di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya, Jl. Kalasan No.10 Pacar Keling, Kec. Tambaksari, Surabaya.

Kongres ini diakhiri dengan serah terima jabatan dari pengurus komite pusat AMP sebelumnya, Jheno Alfred Dogomo, Yance Yobee dan struktur lainnya.

Sebagai organisasi kader gerakan massa menyepakati program umum perjuangan sebagai gerakan taktik dan strategis. kami meyakini bahwa perjuangan AMP merupakan perjuangan yang mengedepankan demokrasi dalam pembebasan nasional dengan konsep yang menggabungkan prinsip-prinsip demokrasi dengan struktur kepemimpinan yang terpusat. Dalam kondis ini, pembebasan nasional juga sebagai upaya untuk mencapai kemerdekaan dan kemajuan bangsa melalui kepemimpinan yang terpusat dan terorganisir dengan baik, sambil tetap mempertahankan prinsip-prinsip demokrasi dan partisipasi rakyat.

Kami sadari dengan berbagai macam sejarah perjuangan rakyat Papua melepaskan diri dari kolonialisme Indonesia ditengah kepemimpinan Rezim Prabowo – Gibran yang otoriter pada prakteknya yang sangat fasis, dampaknya sudah tentu akan memperburuk ‘’ Situasi HAM dan Demokrasi” di Indonesia dan di West Papua. Hal itu semakin terlihat dalam 100 hari kerja Prabowo dalam laporan Amnesty Internasional yaitu kekerasan dan pembunuhan di luar hukum, intimidasi dan kriminalisasi, pembungkaman ruang demokrasi, pembangunan yang merampas hak masyarakat adat, kebijakan yang diskriminatif terhadap perempuan dan terhadap kelompok beragama minoritas dan lain sebagainya. Dari kondisi tersebut, sudah tentu rakyat Papua akan berada dibawa penindasan dan tekanan oleh negara kolonial Indonesia dengan alat kekerasan Tentara Nasional Indonesia TNI dan Polisi.

Rezim Prabowo – Gibran masih memegang pada prinsip bebas aktif non-blok, tetapi dengan penekanan yang lebih tegas, strategis, dan aktif di tengah dinamika geopolitik global. Mereka membangung kerja sama antar negara yang hanya menguntungkan segelintir penguasa tanpa memikirkan kepentingan rakyat. sedangkan rakyat di tiap kota tercekik dengan berbagai persoalan anatar lain, kenaikan pajak, kenaikan BBM, Perampasan tanah secara paksa dan sebagainnya. Dalam situasi tersebut negara tidak menacari solusi justru mengesahkan UU TNI dan mendorong pembahasan RUU POLRI Artinya Dwi Fungsi ABRI diaktifkan kembali seperti masa orde baru ORBA. Dengan begitu militer dimasukan dalam kerja – kerja ranah untuk mempermudah pengontrolan dan dengan rezim otoriter membangun bisnis militer, terbukti di Papua dengan masuknya PSN di Merauke dengan luas lahan 2.200.000 Hektare yang jika diukur 30 kali luas Jakarta, juga dalam tahap perencanaan; Blok Wabu, Blok Weyland, Blok Warim, Blok Soba serta beberapa blok yang sudah dipetakan bisnis pertambangan legal maupun ilegal di Papua yang sudah secara langsung dipegang oleh militer. Ini terbukti dari berbagai macam laporan terkait Penempatan Militer di Tanah Papua beserta bisnis militer semakin meluas. 

Kami menyadari dinamika seperti itu sehingga menetapkan secara organisasi bahwa, musuh utama AMP adalah Kapitalisme/Imperialisme, Kolonialisme Indonesia dan Militerisme Indonesia. Untuk melawan musuh utama sudah tentu dibutuhkan kekuatan mahasiswa dan rakyat tertindas dengan kesatuan tindakan – keterlibatan maupun persatuan gerakann mahasiswa. Karena mahasiswa merupakan salah satu tombak sejarah revolusi demokratik melawan tirani yang menindas rakyat dari penghisapan yang panjang. Cara kita melakukan kerja di organisasi massa sangatlah penting. Teori bisa dipelajari dalam buku dengan membaca, tetapi metode kerja adalah sebuah seni yang kompleks, yang membutuhkan banyak latihan dan pengalaman secara langsung dalam organisasi.

Berdasarkan pengetahuan sejarah dan pengalaman perjuangan kawan-kawan di belahan dunia lainnya juga menyadari sistem penindasannya terstruktur rapih. Maka melalui berbagai diskusi pembacaan situasi, perdebatan yang panjang, hingga kritik-kritik gerakan mengenai arah perjuangan AMP, di Kongres ke-VI tahun 2025 di Surabaya, AMP menetapkan dua tahap strategi dan taktis perjuangan AMP seperti yang dijelaskan Vlamidir Lenin dalam Revolusi Sosialis dan Hak Sebuah Bangsa untuk Menentukan Nasib Sendiri, yakni, rebut revolusi demokratik atau hak menentukan nasib sendiri bagi West Papua. Juga dijelaskan Alan Woods yang menganalisis persoalan kebangsaan atau nasionalisme sebagai hasil dari perkembangan masyarakat borjuis. selanjutnya adalah menciptakan revolusi sosialis. Artinya AMP berjuang Papua merdeka dan juga mewujudkan revolusi sosialis di West Papua.

Mewujudkan kemerdekaan dan sosialisme di papua, AMP melihat tahapan awalnya dengan membangun lingkar – lingkar kiri di setiap basis organisasi baik dalam bentuk aksi, diskusi, pendidikan politik, bedah buku maupun lapak – lapak baca yang terus akan dimasifkan untuk menyebarluaskan gagasan serta melahirkan kader – kader.

AMP menyadari bahwa titik atmosfer perlawanannya ada di Papua dan luar Papua, sehingga berdasarkan strategi - taktik dan platform, tugas utama AMP adalah membangun dan menyebarluaskan gerakan diberbagai wilayah ( Internasional, Indonesia dan Papua ) juga menjaring solidaritas seluas-luasnya untuk belajar melawan bersama kaum buruh, tani, kaum miskin kota, LGBT, dan membangun jejaring kelompok tertindas lainnya di Indonesia maupun seluruh dunia.

Sehingga dapat memperkuat antar gerakan solidaritas dengan semangat anti terhadap penindasan, atas nama kemanusiaan merupakan cerminan dari perjuangan jangka panjang yang bermimpi tidak hanya sampai pada tahap kemerdekaan atau mendirikan suatu negara. Semangat perjuangan melintasi itu semua. Bahwa tidak sekedar mendirikan sebuah negara yang pada perkembangannya tentu saja akan melahirkan embrio borjuis. Bahwa revolusi demokratik merupakan jalan menuju perjuangan menciptakan rakyat Papua yang bahagia. Maka pembebasan nasional merupakan syarat merebut demokrasi, membangun tenaga produktif dengan mengedepankan solidaritas dan kekuatan persatuan rakyat tertindas seluruh dunia untuk menciptakan dunia tanpa penindasan.

Rakyat harus bebas dari segala macam bentuk penindasan dan kekuatan rakyat tertindas sendiri bisa dapat membebaskan dirinya dari cengkraman penindasan. Sebab kebebasan/kemerdekaan tidak datang sendiri, tapi tercipta dari perlawanan rakyat yang terstruktur, sistematis dan masif dalam organisasi perlawanan. Tidak akan diberikan cuma-cuma juga oleh kaum penjajah . Bahkan pembebasan tidak akan pernah jatuh dari langit tanpa rakyat bergerak-berjuang. Bahwa perjuangan pembebasan rakyat West Papua merupakan bagian dari pembebasan rakyat tertindas di dunia. Juga, kemenangan rakyat Papua juga ditentukan oleh seberapa besar kekuatan dan kesetiaan terhadap perjuangan pembebasan terhadap rakyat tertindas. Maka dari itu, sudah saatnya mempersiapkan Alat Politik Strategis (Partai Alternatif) sebagai panglima guna memimpin perjuangan nasional.

Pos. Admin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Victor Yeimo Berpesan kepada GEDIX ATEGE pada Awalnya Penyair dibangun Dari Rakyat, Maka Suara yang Lahir Dari Tanah adalah Harapan Rakyat Penindas

GEDIX ATEGE Bukan Penyanyi Panggung Glamor, tapi Penyair Rakyat, Yakni Suara yang Lahir Dari Tanah, Menyatu Dengan Penderitaan, Kasih, dan Kehidupan Melanesia.  Tetesan Air Mata Ibunda- di Harapan Kafetaria, KM Gunung Dempo- Melangkah Tanpa Alas Kaki - Setiap kaset Gedix yang diputar di tahun 90-an dan 2000-an langsunh bawa memori: masa kecil duduk bersama orang tua yang kini sudah tiada, perjalanan jauh dengan sahabat yang hilang, cinta pertama yang terlupakan, atau pengalaman sekolah/kuliah yang penuh perjuangan. Gedix Atege akan konser di Paniai,  Berpesan  Victor Yeimo kepada GEDIX ATEGE Bahwa konser yang akan harus bawakan seperti, Pepa Nating, School Fee Problem, Pain Blong Love, dan Salim Giraun. Lagu-lagunya sperti Taim Mi Skul Mangi, Mama, Corruption, bukan sekadar hiburan, tapi cermin kehidupan rakyat kecil: tentang biaya sekolah yang menjerat, korupsi yang merusak, harapan anak muda, dan kerinduan terdalam pada orang tua. Gedix Atege akan konser di ...

Benua Australia Bergeser 7 cm Menuju Indonesia Mengakibatkan Gempa Bumi

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Sebuah video di Instagram mengungkapkan bahwa Benua Australia bergeser menuju Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dilansir dari akun @u******d, video tersebut menampakkan ilustrasi pergerakan benua tersebut secara perlahan atau yang disebut sepanjang "ibu jari" tiap tahunnya. "Jika terus bergerak, dalam 50 juta tahun Australia akan menabrak Papua Nugini dan Indonesia Timur, menciptakan pegunungan raksasa baru yang lebih besar dari apa pun saat ini," tulis keterangan video yang diunggah pada Rabu (3/9/2025). Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, membenarkan unggahan tersebut. "Ya lempeng Australia memang bergerak 7 cm per tahun," ujar Heri saat dihubungi Kompascom, Jumat (5/9/2025). Dia pun menjelaskan dampak dari pergeseran Benua Australia menuju Indonesia Heri mengatakan, pergeseran Benua Australia ke utara memakan waktu yang cukup panjang, yaitu...