By : quoted Admin_Faris
Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Banjar, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Hidup dalam deretan kenangan yang tak pernah dibunuh oleh siapa pun.
Malam datang dengan deretan kenangan. Kembali ku melangkah menjalani kehidupan.
Dengan sejuta Hujaman rindu.
Tak tahu apakah aku mampu.
Ingin ku kembali hidup bersama dirimu.
Tak bisakah kau singgah di hati ini? Menyatukan kembali hati yang terpisahkan.
Masih teringat jelas senyuman terakhir yang kau beri untuk ku.
Hanya dirimu yang pernah tenangkan ku dalam pelukmu saat ku menangis.
Seperti dulu,
Saat kau dan aku masih bersama. Saat kau mendengar keluh kesahku.
Mengukir senyuman di wajahku.
Menyusun kembali lembaran lembaran tentang kita.
Melanjutkan kembali cerita tentang kita.Yang pernah kita ciptakan berdua.
Cobalah melihat ke belakang.
Aku tertinggal seorang diri dengan kenangan.
Aku masih menunggumu disini.
dengan harapan bisa memiliki mu kembali. Menggenggam mu seperti waktu itu.
Tak adakah niat di hatimu?
Untuk membawa diri ini terbang bersamamu.
Masuk kembali ke dalam kisah hidupmu. Bila aku harus kembali menunggu tak apa.
Menunggu dengan ruang hampa tanpa rasa.Demi seseorang yang dahulu pernah ada.
Editin. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar