Selasa, 20 Desember 2022

SEDIH, Ini di kampung halamanku, kota waghete, Deiyai

Oleh.Anakleta Doo
Los bangunan deretan  kios  yang selama ini saya belanja saat pulkam, kini su rata dengan tanah, su tiada,
Sedih saya! 

Di hari senin tgl 12 desember 2022 itu, api raksasa telah melahap 50 kios sekaligus,  
Semua barang dagangan habis, puluhan miliar rugi dalam sejam. Juga korban manusia. 
Sumber apinya  bukan dari api kompor, 
Bukan juga dari api kosleting listrik, 

Tapi  dari api kecurigaan, 
Bersumber dari Api kecemburuan sosial yang sudah lama ada di waghete, 
Api dalam sekam  yang ada di seantero Papua 
Apapi itu telah hanguskan semuanya.

Sekali lagi pemicunya adalah api kecurigaan, 
Api kecurigaan yang muncul  dua bulan belakangan ini di akar rumput OAP.   

Rupanya dalam beberapa minggu belakangan, telah beredar kencang  isu keracunan,
Masyarakat OAP curiga berat sama kios2 dan pedagang luar yg datang ke Deiyai,   
Isu itu sangat ramai, tapi para amber, pemilik kios  yang jarang  bergaul  dengan OAP,  tidak tahu isu2 ini sedang kencang di akar rumput OAP,  mungkin juga amber tahu tp merka cuma pedagang yg  tiada daya untuk counter balik. 
Sementara narasi2 yg tidak sehat dan provokasi di media dumay bertambah dari hari ke hari, 
Ada  isu ayam potong beracun  dijual di kios, ada  video seirang wanita  srdang pinsang dan muntah2 akibat keracunan dan lain lain.
Sejak kasus tabarakan dan pembakaran di Dogiyai dua bulan lalu, rekqman audio dgn narasi2 kecurigaan keracunan  ramai beredar  di  ponsel pribadi maupun group group whats Ap dan facebook.
  
Bukan hanya ayam potong saja tp juga diisukan barang2 seperti  supermi, roti, makanan kaleng dan pakaian  srta semua barang kios2 sedang dilumuri racun. 
Diberitakan dalam media on line itu, bhw OAP harus hati2 beli barang kios, karena sdg terjadi pembunuhan cara halus, bagian dari pembinaan etnis. 
Kata katanya sangat logis dan menjakinkan org yg nonton,
Sebagaian besar OAP termasuk  sebagian yg sudah sarjana terpengaruh, 
Semua berada dlm suasana ketakutan untuk beli barang2 kios, akhirnya terjadi 

Awal mula kebakaran waghete, bermula  dari kios dibakar setelah ada  seorang ibu hendak beli pakaian mencobanya di kamar pas, setelah coba badan ibu ini merasa2 gatal gatal dan diceritakan ke orang2 yg ada di situ. 
Terasa sederhana.. 
Tapi masalahnya bukan ada  di  baju itu, melainkan isu keracunan yg berkembang selama dua bulan akhir ini. 

Sebelum kios dibakar, berita ini sudah sangat kencang, membuat masyarakat trauma dan was was. 
Tapi  yang saya heran...  
Mengapa Pemda Deiyai tidak tahu? 
Mengapa intel tidak  antisipasi?
Semua nampak masa bodoh dan biarkan isu berkembang sesuka hati, 

Lebih lanjut, mengapa pihak berwenang mau turun  tangan setelah ada kebakaran? 
Mengapa harus menunggu kios  dibakar duluh? 
Mengapa harus ada korban duluh? 

Makanan itu apakah  beracun atau tidak,  perlu dibuktikan 
dan hasil peneiksaannya segera sampaikan ke masyarakat agar isu2 diredam, 
Soal periksa makanan beracun  itu urusan lima menit saja, 
tapi mengapa Pemda Deiyai tidak lakukan? 

Klau dari hasil pemeriksaan pihak berwenang misalnya tidak terbukti beracun, 
maka forkompinda Deiyai bisq panggil orang  penyebar isu dan diwarning agar jangan bikin narasi2 omong kosong dan menyesatkan masyarakat akar rumput. Bila perlu dimasukan  dalam bui satu dua hari. 
Sebaliknya klau makan atau pakaian itu ternyata benar ada racun maka  jam itu juga Bupati Deiyai perintahkan tutup kios itu dan dipulangkan daripada merugikan kios yang lain yg baik2. 

Kita tidak perlu saling menyalahkan 
Sekarang kios2 itu sdh tinggal puing puing sj, tidak bisa kembali 
Kasihan, 
Polisi percuma periksa otak di balik pembakaran. 
Segera bebaskan tiga orang yg masih ditahan, Marselus Madai, Agus Doo, dan Samuel Doo, 
Mereka korban dari sistem kinerja aparatur negara di daerah. 
Segera bebaskan tiga orang dan gantinya Presiden Jokowi harus tegur pemda dan intelijen yang terlambat antisipasi, karena mereka ini dianggap penghancur tali persaudaraan dan kesatuan negara ini. 
Sudah tahu masalah tapi diam diam saja. 

Utk tingkat masyarakt, kita tdk perlu cari kambing hitam.. 
Sebagai sesama anak bangsa, amber atau OAP perlu masuk ke dalam relung  hati masing2 dan  kita renung sejenak! 
Klau saja  ada OAP yang pernah hidup dari berdagang, orang itu tak akan  pernah membakar kios, karena dia tahu betapa beratnya org berdagang. 
Klau andaikan ada orang Amber pemilik kios yg pernah menjiwai hidup orang Papua, pernah hidup lama hidup dlm memori kelam yg buruk, ia tidak akan memusuhi OAP yg bakar.
 
Dari dasar itulah kita membagun perdamaian, 
Okeh karna itu sekalipun api sdh membara, mari kita padamkan. 
Kita tetap bersatu dan hidup damai. 
Bangunan boleh jadi puing puing tapi hati tetap utuh. 
Karena musuh kita bersama adalah pihak2 pihak bewenang yang membiarkan isu2 ini ada sampai harus muncul api pada kios. 
 
Kios tidak salah, OAP juga tidak salah.. 
Mari kita perbaiki  hubungan yang retak..

Apa artinya hidup ini,  
klau selama di bumi ini kita saling membenci, 
Klau kita saling membinasakan, 
dan setelah meninggal kita tdk masuk surga, 
Itu kita rugi dua kali. 

Lebih baik kita mati di atas kebenaran. 
Itu memang kita  rugi di bumi, tp mati masuk surga. 
Demikianlah manusia selalu beriktiyar. 
Selamat hari minggu. 

Awi jr, 22
Negeri Meeuwoo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Numbay Menanggapi Terkait Melarang Demonstrasi Wali Kota Jayapura

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Ketua KNPB Numbay Menanggapi pernyataan Wali Kota...