Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Tua Bomomani Dogiyai, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Semua orang Harus memperoleh selamat dan menjalani hidup yang Aman dan damai adalah Rencana Tuhan.
Entah dia masyarakat pendatang, entah dia masyarakat asli harus dilindungi dan diselamatkan supaya tidak yang korban.
Kebakaran rumah2 dan segala kebutuhan yang dimiliki oleh para pedang itu akibat dari korban nyawa manusia yang dihabiskan oleh Polisi di jln Trans Nabire-Ilaga.
Dengan itu urutan peristiwa kebakaran dan lain-lain adalah ada penembakkan korban yang mati di tempat dan luka-luka. Maka peristiwa kedua adalah muncul n terjadi kebakaean kios-kios. Untuk itu, kita secara logis atas peristiwa ini siapa yang memulainya dan pelaku utama dalam peritistiwa ini.
Siapapun dia, pihak manapun, lembaga mana pun jangan buat kabur atas peristiwa ini.
Harus bertanggung jawab atas semua peristiwa yang terjadi ini.
Kami minta entah masalah korban nyawa mau pembakaran kios-kios pedagang tidak saling melemparkan dan menyembunyikan fakta tetapi harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan dan menanggung kerugian segala isi rumah oleh para pedang maupun korban nyawa manusia.
Pelaku utama harus bertanggung jawab.
Kami mohon, PIHAK HAM, DPRP, DPRD, MRP, pihak pemerintah, TNI, POLDA, PIHAK GEREJA, DAN TOKOH-TOKOH masyarakat, kita harus selesaikan secara tuntas.
Jangan ada yang mengorbankan dan dikorbankan.
Mari kita lihat, kaji, dan selesaikan secara akal sehat dan manusiawi dengan menggunakan pendekatan manusiawi.
Mari kita berhati besar dan peduli untuk sama-sama selesaikan sampai tuntas.
Jangan ada yang korban di atas tanah Papua yang tercinta ini.
Kawan Damai itu harganya Mahal ya.
"Alam Papua Mengajarkan"
Bomomani, 22 Januari 2023.
Post. Admind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar