Langsung ke konten utama

Kaum Milenial Natal Dengan Rambut Palsu & Pirang

Artikel. BOAS YOGI
Margareta yang ingin merayakan Natal bersama keluarganya di kampung halaman, yang terletak di desa yang indah di pegunungan Papua. Tepat di depan rumahnya, ada sebuah gereja (tempat beribadah) yang telah menjadi pusat perayaan Natal selama bertahun-tahun.

Tahun ini, Margareta itu ingin merayakan Natal dengan gaya yang berbeda. Dia memutuskan untuk mengenakan rambut palsu dan mewarnai rambutnya menjadi pirang, hanya untuk bersenang-senang dan mengubah penampilannya sesaat.

Pada malam Natal, Margareta dan keluarganya pergi ke gereja dengan semangat tinggi. Mereka bersatu dengan warga desa yang lain sesama Jemaat, yang juga datang dengan penuh antusiasme. Setelah menyanyikan nyanyian Natal dan mendengarkan khotbah yang indah, mereka berdoa bersama dan merayakan kelahiran Yesus Kristus.

Setelah ibadah selesai, Margareta dan keluarganya pulang ke rumah dengan senyum bahagia di wajah mereka. Meskipun penampilannya yang berbeda, mereka tetap merasa benar-benar diri sendiri, karena Natal adalah tentang kegembiraan dan rasa syukur, bukan tentang penampilan fisik.

Pergantian penampilan Margareta itu menjadi topik perbincangan di antara tetangga dan kerabatnya. Mereka tertawa dan saling berjabat tangan, mereka tak menghargai keunikan dan keceriaan Margareta yang dalam merayakan Natal.

Seiring berjalannya waktu, Margareta menyadari bahwa penampilan bukanlah faktor utama dalam merayakan Natal. Yang lebih penting adalah kerjasama, kasih sayang, dan rasa syukur dalam hati.

Malam Natal yang berkesan ini, Margareta belajar untuk merayakan Natal dengan lebih ikhlas dan rendah hati, tanpa harus mengenakan rambut palsu dan mewarnai rambutnya. Kini, dia percaya bahwa Natal adalah tentang menghormati kelahiran Yesus Kristus dan melibatkan diri dalam tindakan baik dan kasih sayang kepada sesama.

Akhir kata, belajarlah menjiwai dan tekadlah pada prinsip jati dirinya, karena identitas diri bukan berpenampilan rambut lurus dan rambut berpirang. Anda diingikan penampilannya bervariasi untuk rayakan Natal di kampung halaman dengan penampilan yang bergaya, justru dibalik penampilannya Anda menjadi topik hangat bagi masyarakat tetangga disana.

Post. Admind 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Victor Yeimo Berpesan kepada GEDIX ATEGE pada Awalnya Penyair dibangun Dari Rakyat, Maka Suara yang Lahir Dari Tanah adalah Harapan Rakyat Penindas

GEDIX ATEGE Bukan Penyanyi Panggung Glamor, tapi Penyair Rakyat, Yakni Suara yang Lahir Dari Tanah, Menyatu Dengan Penderitaan, Kasih, dan Kehidupan Melanesia.  Tetesan Air Mata Ibunda- di Harapan Kafetaria, KM Gunung Dempo- Melangkah Tanpa Alas Kaki - Setiap kaset Gedix yang diputar di tahun 90-an dan 2000-an langsunh bawa memori: masa kecil duduk bersama orang tua yang kini sudah tiada, perjalanan jauh dengan sahabat yang hilang, cinta pertama yang terlupakan, atau pengalaman sekolah/kuliah yang penuh perjuangan. Gedix Atege akan konser di Paniai,  Berpesan  Victor Yeimo kepada GEDIX ATEGE Bahwa konser yang akan harus bawakan seperti, Pepa Nating, School Fee Problem, Pain Blong Love, dan Salim Giraun. Lagu-lagunya sperti Taim Mi Skul Mangi, Mama, Corruption, bukan sekadar hiburan, tapi cermin kehidupan rakyat kecil: tentang biaya sekolah yang menjerat, korupsi yang merusak, harapan anak muda, dan kerinduan terdalam pada orang tua. Gedix Atege akan konser di ...

Benua Australia Bergeser 7 cm Menuju Indonesia Mengakibatkan Gempa Bumi

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Sebuah video di Instagram mengungkapkan bahwa Benua Australia bergeser menuju Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dilansir dari akun @u******d, video tersebut menampakkan ilustrasi pergerakan benua tersebut secara perlahan atau yang disebut sepanjang "ibu jari" tiap tahunnya. "Jika terus bergerak, dalam 50 juta tahun Australia akan menabrak Papua Nugini dan Indonesia Timur, menciptakan pegunungan raksasa baru yang lebih besar dari apa pun saat ini," tulis keterangan video yang diunggah pada Rabu (3/9/2025). Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, membenarkan unggahan tersebut. "Ya lempeng Australia memang bergerak 7 cm per tahun," ujar Heri saat dihubungi Kompascom, Jumat (5/9/2025). Dia pun menjelaskan dampak dari pergeseran Benua Australia menuju Indonesia Heri mengatakan, pergeseran Benua Australia ke utara memakan waktu yang cukup panjang, yaitu...