Langsung ke konten utama

Politik Praktis Dalam Momentum Natal, Rakyat Deiyai Menguji Akan Iman Yang telah lama Dibangun, Sampai Mana akan berada Iman Itu!

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Kota Jeruk- Melangkah Tanpa Alas Kaki-Kepedulian yang mana seharusnya di utamakan tentang Natal dan Politik, Politik Praktis Dalam Momentum Natal, Rakyat Deiyai Menguji Akan ImanYang telah lama Dibangun, Sampai Mana akan berada Iman Itu!

Politik praktis yang sedang bergulirkan jakarta ini akan menguji Orang Asli Papua (OAP) terlebih khusus rakyat Deiyai dalam moment jemput Natal sebagai hari raya besar bagi umat kristiani. Sehingga apakah rakyat/umat dengan sadar akan bertahan menghadapi politik praktis ataukah akan terlenah dan terjerumus dalam politik praktis buatan Jakarta hingga lupa akan kebiasaan hidup sebagai orang kristiani?Kesimpulan ini akan disimpulkan oleh umat/rakyat Papua itu sendiri dalam hal memahami momentum politik praktis dan/atau Momentum perayaan Natal yang ditunggu tunggu oleh umat kristiani di Tanah Papua.

Semakin hangat diperbincangkan di kalangan rakyat terkait moment politik praktis buatan Jakarta ini, sementara momentum perayaan Natal dilemahkan/ dilupakan. Hal itu kita benarkan karena baleho para pencalon terpasang ditiap titik-titik jalan utama atau sepanjang jalan raya. Apakah ini dipasang baleho ucapan Natal? 

Nuansa politik praktis sangat kencang dan lancar dimainkan Jakarta untuk mempengaruhi umat/rakyat Deiyai Papua. Skenario politik jakarta secara tidak langsung menelang pola pikir sehat umat/rakyat Deiyai terutama para pencalon yang sedang ikut arus mengejar kursi kekuasaan yang berunjuk pada mengejar kepentingan dan penguasaan/biru merah ini.

Bukankah momentum perayaan Natal ini sebagai hari besar bagi Umat Kristiani? Sadarilah hai kaum minoritas yang sedang terpinggirkan dan termarjilkan oleh penguasa diatas tanah kita sendiri.

Sebenarnya umat/rakyat Papua umumnya dan khususnya umat/rakyat Deiyai sebagai mayoritas Kristen memahami dan membedakan mana yang lebih penting dari semua ini. Namun sayangnya, umat/rakyat Papua tidak sadar film sinetron yang dimainkan di Jakarta pada momentum Natal ini.

Momentum politik praktis buatan Jakarta dan Momentum perayaan Natal bagi kristiani di Tanah Papua ini mengukur seberapa jauh kesadaran dan iman kita sebagai orang Kristiani di tanah Papua. 

Melalui praktek politik praktis yang sedang dimainkan Jakarta ini untuk membunuh dan melemahkan keyakinan, kepercayaan dan iman kita sebagai orang Kristen di tanah Papua. Sebetulnya hal ini mengajarkan dan menguatkan kita untuk mengadari pentingnya menyambut Sang Bayi Natal dalam diri kita, dalam keluarga dan dalam komunitas basis Gerejawi.

Namun, sayangnya kebiasaan kesadaran dan kebiasaan hidup kokoh sebelumnya semakin terkikis perlahan - lahan oleh skenario penjajah dengan praktek-praktek secara halus maupun kasar yang sedang dimainkan Jakarta ini. 

Dua momentum ini tidak terlepas dari kekuasaan Penjajahan atas penindasan yang sedang diterapkan secara langsung sistematis, terstruktur sehingga pentingnya kita sebagai Orang Asli Papua yang merasa terjajah harus memahami dalam konteks, "Apa itu pentingnya Politik Praktis bagi kami OAP khusus di Deiyai, dan Apa itu pentingnya momentum Natal bagi kita umat/ rakyat Deiyai sebagai Umat Kristiani. Karena dalam momentum Natal ini kita sedang diperhadapkan dalam skenario politik buatan Jakarta dan secara tidak langsung kita diuji melalui praktek penjajah untuk melemahkan kebiasaan keyakinan umat kristiani dalam merayakan kebahagiaan sukacita Natal. 

Entah, sadar dan tidak sadar kedua momentum ini sangat berlawanan sehingga yang terpenting adalah kita sebagai manusia yang punya akal, perlu memilahkan mana yang menjadi penting dan utama dalam kehidupan kita sebagai bangsa yang sedang terjajah oleh kaum penjajah dalam hal ini (kolonialisme, kapitalisme, militerisme) (yegema).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Fakta hari ini TPNPB/OPM adalah bukan masyarakat yang kami tinggl bersama-sama dengan masyarakat di intanjaya Dan Militer Indonesia pun Demikian Sama Dari mana mereka Datang?.

Enam Orang Asli Papua yang merupakan warga civil yang telah di tembak Militer Indonesia🇮🇩 pada 14 Mei 2025 di Kabupaten Intan jaya Laporan resmi Seby Sambom dari markas pusat TPNPB OPM. Korban tewas dan korban luka-luka telah berhasil di evakuasi oleh Tim Pemerintah Dan Masyarakat, pertempuran ini masyarakat lain masih dalam pencarian apakah mereka masih hidup atau tertembak oleh Militer Indonesia.  Militer Indonesia telah lakukan kesalahan besar yang mana telah menyerang warga civil  dan membunuh  dan menyerang dengan tidak hormat tanpa memikirkan rasa kemanusiaan.  Menyerang pembrutalan militer Indonesia terhadap Masyarakat intanjaya ketika masayarakat berada di rumah, kebun, dan di pasar termasuk menyerang di gereja-gereja, pelanggaran ini merupakan pelanggaran HAM berat dan melanggar hukum Nasional dan internasional.  Masyarakat internasional dan lembag terkait harus bersuara terkait insiden penembakan terjadi ini di Intan jaya papu...

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH.

BAKAT DAN TALENTA ANAK-ANAK PAPUA, BUTUH PERHATIAN KHUSUS DARI PEMERINTAH. Artikel. Sian Madai Konsep Dari Seorang Pemimpin Daerah Adalah Dasar untuk Menentukan Masadepan yang Lebih Cerah.  Keahlian/ Hobi, dan Kreatif/Karier yang di miliki oleh Orang Asli Papua (OAP) merupakan membuka ruang dan membuka lapangan kerja untuk membantu pemerintah setempat, sebagaian juga sebagai bentuk nyata membangun dan mempersempit pengangguran di Papua. Sekali lagi, Melalui bakat/ Karier yang telah dimilikinya merupakan menciptakan lapangan pekerjaan baru sebagai membantu pemerintah Daerah untuk itu, pemerintah perlu diperhatikan dan diolah dengan baik.  Dimana pemerintah pusat diberikan Otonomi khusus seluasnya di Papua bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia papua namun, Dana otonomi khusus Papua hilang jejak adalah cara tidak betul yang dilakukan, Dana otonomi khusus tersebut  harus digunakan dengan baik dan harus diperioritaskan Anak-anak Papua dalam ...