Langsung ke konten utama

TIMOR LESTE JADI TUAN RUMAH SEMINAR REGIONAL PBB TENTANG DEKOLONISASI

Tetesan Air Mata Ibunda Kota Tua Timor Leste DILI, Melngkah Tanpa Alas Kaki- DILI 20 Mei 2025 (TATOLI) - Presiden Republik, José Ramos Horta mengumumkan bahwa Timor-Leste akan menjadi tuan rumah Seminar Regional Pasifik tentang Dekolonisasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Timor-Leste bekerja sama dengan Komite Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Dekolonisasi (C24). Acara penting ini akan berlangsung di Dili dari 21 hingga 23 Mei 2025.

Presiden Horta menyampaikan bahwa seminar ini merupakan kehormatan besar bagi negara yang pernah mengalami kolonialisme dan kini berdiri teguh dalam komitmen konstitusionalnya terhadap prinsip penentuan nasib sendiri dan penghapusan kolonialisme.

Acara ini akan dihadiri oleh lebih dari 100 diplomat yang diakreditasi di Markas Besar PBB di New York dan perwakilan dari berbagai negara kawasan Pasifik.

Pertemuan ini berlangsung pada momen yang sangat simbolis. Kami tidak hanya mengenang restorasi kemerdekaan kami 23 tahun lalu, tetapi juga menegaskan kembali solidaritas kami dengan masyarakat di wilayah yang belum merdeka di seluruh dunia," ungkap Horta di Istana Kepresidenan Nicolau Lobato, Dili, dalam Pidatonya pada peringatan HUT Restorasi Kemerdekaan ke-23, selasa ini.

Seminar ini merupakan bagian dari peringatan Dekade Internasional Keempat untuk Penghapusan Kolonialisme (2021-2030) yang ditetapkan oleh Majelis Umum PBB.

Seminar ini bertujuan untuk menghimpun pandangan dari para pemangku kepentingan, termasuk wilayah yang belum merdeka, negara anggota, masyarakat sipil, dan para ahli guna merumuskan kebijakan dan langkah praktis dalam proses dekolonisasi global.

Dengan tema "Jalur Menuju Masa Depan Berkelanjutan: Mendorong Pembangunan Sosial, Ekonomi, dan Budaya di Wilayah yang Belum Merdeka", seminar ini mengangkat sejumlah agenda strategis.

Di antaranya adalah penguatan peran Komite Khusus dalam mendorong pembangunan wilayah, membangun masa depan berkelanjutan, serta memperkuat dukungan sistem PBB sesuai mandat resolusi-resolusi sebelumnya.

Seminar ini akan dipimpin oleh delegasi Komite Khusus dan dihadiri oleh Perwakilan negara anggota PBB, Pemerintah tuan rumah (Timor-Leste), Wilayah yang belum merdeka, Utusan Sekretaris Jenderal PBB, Badan-badan khusus PBB dan organisasi regional dan Para ahli terkait.

Presiden Horta menyatakan harapannya bahwa pertemuan ini akan meningkatkan momentum internasional menuju dunia yang sepenuhnya bebas dari kolonialisme, di mana semua bangsa memiliki hak penuh atas kebebasan, martabat, dan masa depan mereka sendiri.

Timor-Leste menyambut pertemuan ini dengan semangat solidaritas, tanggung jawab, dan harapan," pungkas Presiden Horta.

la mengajak semua pihak untuk terus memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan sejati bagi semua rakyat yang masih hidup dalam ketidakmerdekaan.

Reporter : Cidalia Fátima
Editor: Armandina Moniz

https://id.tatoli.tl/2025/05/20/besok-timor-leste-jadi-tuan-rumah-seminar-regional-pbb-tentang-dekolonisasi/

Pos. admin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, Orang Sulawesi yang Mengklaim Diri Sebagai “Anak Papua”

Sebuah Mesin Perampasan yang Bekerja atas Nama Negara, Investasi, dan Kepentingan Global.  Oleh : Victor F. Yeimo  Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua Holandia-Melangkah Tanpa Alas Kaki - Bahlil   Lahadalia, orang Sulawesi yang mengklaim diri sebagai “anak Papua” memainkan peran yang secara teoritis dapat kita sebut sebagi agen apropriatif kolonial, atau individu yang melakukan klaim identitas demi legitimasi proyek hegemonik pusat atas wilayah pinggiran.  Bahlil Lahadalia, Sebagai Menteri Investasi, ia menjelma menjadi agen ideologis dan teknokratis kapitalisme kolonial. Proyek Strategis Nasional (PSN) di Papua adalah mega-infrastruktur of dispossession, yaitu infrastruktur raksasa yang berfungsi sebagai mekanisme primitive accumulation dalam versi abad ke-21. PSN adalah wajah mutakhir dari kapitalisme kolonial, sebuah mesin perampasan yang bekerja atas nama negara, investasi, dan kepentingan global.  Di Merauke, negara merampas...

Victor Yeimo Berpesan kepada GEDIX ATEGE pada Awalnya Penyair dibangun Dari Rakyat, Maka Suara yang Lahir Dari Tanah adalah Harapan Rakyat Penindas

GEDIX ATEGE Bukan Penyanyi Panggung Glamor, tapi Penyair Rakyat, Yakni Suara yang Lahir Dari Tanah, Menyatu Dengan Penderitaan, Kasih, dan Kehidupan Melanesia.  Tetesan Air Mata Ibunda- di Harapan Kafetaria, KM Gunung Dempo- Melangkah Tanpa Alas Kaki - Setiap kaset Gedix yang diputar di tahun 90-an dan 2000-an langsunh bawa memori: masa kecil duduk bersama orang tua yang kini sudah tiada, perjalanan jauh dengan sahabat yang hilang, cinta pertama yang terlupakan, atau pengalaman sekolah/kuliah yang penuh perjuangan. Gedix Atege akan konser di Paniai,  Berpesan  Victor Yeimo kepada GEDIX ATEGE Bahwa konser yang akan harus bawakan seperti, Pepa Nating, School Fee Problem, Pain Blong Love, dan Salim Giraun. Lagu-lagunya sperti Taim Mi Skul Mangi, Mama, Corruption, bukan sekadar hiburan, tapi cermin kehidupan rakyat kecil: tentang biaya sekolah yang menjerat, korupsi yang merusak, harapan anak muda, dan kerinduan terdalam pada orang tua. Gedix Atege akan konser di ...

Benua Australia Bergeser 7 cm Menuju Indonesia Mengakibatkan Gempa Bumi

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Holandia Jayapura-Melangkah Tanpa Alas Kaki- Sebuah video di Instagram mengungkapkan bahwa Benua Australia bergeser menuju Indonesia 7 cm setiap tahunnya. Dilansir dari akun @u******d, video tersebut menampakkan ilustrasi pergerakan benua tersebut secara perlahan atau yang disebut sepanjang "ibu jari" tiap tahunnya. "Jika terus bergerak, dalam 50 juta tahun Australia akan menabrak Papua Nugini dan Indonesia Timur, menciptakan pegunungan raksasa baru yang lebih besar dari apa pun saat ini," tulis keterangan video yang diunggah pada Rabu (3/9/2025). Ahli Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, membenarkan unggahan tersebut. "Ya lempeng Australia memang bergerak 7 cm per tahun," ujar Heri saat dihubungi Kompascom, Jumat (5/9/2025). Dia pun menjelaskan dampak dari pergeseran Benua Australia menuju Indonesia Heri mengatakan, pergeseran Benua Australia ke utara memakan waktu yang cukup panjang, yaitu...