Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Jeruk π -Melangka Tanpa Alas Kaki- Papua Tengah, Manusia-manusia yang Rakus akan Kekayaan Alam, menguras nadi-Nadi masyarakat adat Papua. Aksi Penolakan BLOK WABU di Ibu kota Provinsi Papua Tengah pada Kamis 17/07/25/.
"Kicau burung Cendrawasih"
Saya tidak seperti kamu yang tunduk dibawa penjajah dan pemenuhan keinginan pribadi dan egois tanpa memandang manusia, aku dilahirkan sebagai Perempuan Papua yang bermartabat, berdiri bersama bangsaku untuk mengusir para penjajah dari Tanah leluhurku ini "PAPUA".
Tuhan masih hidup bersama aku, aku berani tampil mengusir setan yang berpura-pura manusia di Tanah airku ini, arwah dan tulang belulang yang telah lama pergi masih bersama aku disini, kapanpun aku tidak akan berhenti berbicara tentang KEADILAN di atas tanah kelahiranku, sampai titik Kebebasan Bangsaku.
Perjuangan revolusioner adalah panggilan untuk kesetiaan pada cinta dan cita-cita yang lebih tinggi, bukan untuk pemenuhan keinginan pribadi yang akan rakus kekayaan.
Pemerintah Papua, baik daerah Kabupaten/ kota di 6 Provinsi adalah sayap dan tangan panjang dari pemerintah pusat, sama-sama menghina mencaci maki rakyat adat Papua sudah menjadi darah daging kalian.
Aku adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan Allah sendiri, Manusia Papua adalah manusia ciptaan Tuhan diatas Tanah air kami "PAPUA".
Perampasan tanah adat Papua adalah menikam jiwa-jiwa kami perempuan PAPUA. Perempuan PAPUA akan anak bercucu di tanah ini, tanah kami adalah warisan kami yang harus di jaga seperti jaga jiwa kami.
Pemerintah Indonesia harus tau diri sebagai bangsa, pemerintah Indonesia harus sadar akan kejahatan kemanusiaan dan perampasan tanah adat adalah membunuh generasi penerus bangsa.
Pemerintah Indonesia jangan rakus akan kekayaan alam, kami orang Papua mengetahui bahwa kalian adalah pemusnah massal masyarakat adat Papua ber-ras malanesia.
Pembunuhan dan perampasan tanah adat Papua telah mengetahui bangsa-bangsa di dunia, seakan Prabowo Subianto masa bodoh atas kebodohannya melihat situasi Negaranya.
Kepala negara seakan kejahatan kemanusiaan dan perampasan tanah adat di negaranya sendiri adalah pupuk bagi negaranya.
Hak-hak dasar orang asli Papua ditindas, moral masyarakat adat dijual, tanah adat kami dikuras. Orang tua kami di hina, kami perempuan kejar dan dibunuh, anak kami diteror habis-habisan. Dengan melihat kondisi daerah hancur lebur, maka saya harus berdiri untuk menjaga Tanah leluhurku.
Indonesia tercatat sebagai penjahat dan Militerisme kanibal terkenal moderen. Pembunuhan dan perampasan tanah adat Papua menargetkan Negara perakus ini. Untuk menghabisi tanah dan manusia adalah harapan Negara kanibal modern Indonesia, ya SOP.
Rumah dan tanah adat Papua dikuras oleh negara pemerkosahan, pembunuhan moral manusia Papua adalah Targetan NEGARA kanibal Indonesia, ya Kamu harus berhenti.
Kami perempuan PAPUA menyerukan kepada pemimpin Negara di dunia dan terutama PBB segerah melihat kondisi kami sesuai penjelasan piagam PBB.
Seruan kami perempuan PAPUA menyerukan:
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki peran penting dalam perlindungan hak asasi manusia melalui berbagai instrumen dan badan yang dibentuk. Jika hal ini benar maka kami juga desak hak kami bangsa Papua harus segera dituntaskan sesuai penjelasan tersebut.
2. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang diadopsi pada tahun 1948, menjadi dasar bagi pengakuan dan perlindungan hak-hak dasar setiap individu maka kami bangsa Papua juga berani tampil dan sampaikan kepada bangsa di dunia harus hormati bangsa kami di Papua.
3. Selain DUHAM, PBB juga memiliki berbagai perjanjian dan konvensi yang lebih spesifik, seperti Konvensi Hak Anak, Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan, dan lainnya. Maka dengan ini kami bangsa Papua juga desak hak anak-anak kami yang telah dibunuh oleh militer Indonesia harus dipersoalkan di meja PBB.
4. Badan-badan PBB seperti Komite Hak Asasi Manusia dan Komite Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya bertugas memantau dan memastikan negara-negara anggota memenuhi kewajiban mereka terkait hak asasi manusia. Melalui bunyi pasal ini juga kami perempuan PAPUA menyerukan kepada PBB bahwa ekonomi, sosial dan budaya Papua telah ditindas dan dilemahkan oleh pemerintah Indonesia melalui Militerisme, kapatalisme, dan kolonialisme maka perlu ada evaluasi di meja PBB.
Kami perempuan PAPUA bukan dilahirkan untuk dapat dibunuh terus menerus mulai sejak 1961 hingga detik ini. Kami perempuan PAPUA juga manusia yang diciptakan oleh tangan Tuhan Allah sendiri diatas Tanah air kami, tana malanesia adalah tanah adat kami.
Tanah adat kami bukan tanah perampasan dari pemerintah Indonesia melalui berbagai perizinan Tambang dan perusahaan yang bergerak dalam Militerisme dan pembangunan kapitalisme untuk merusak dan merampas secara brutal./yegema/
Dokumen:
Pos. Admin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar