Senin, 05 September 2022

PENGUNGSI, RANGKUL DALAM KRISTUS

Oleh :Alex Giyai
Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Jeruk, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Kehidupan yang sangat kejam ini, Utamakan Kristus dalam tumpuan kaki. 

Selamat datang wahai Kristus 
membawa damai ditubuh ingatan kami, 

Doa-doa silih dikemas rapi menyambut_Mu,segala sembah kami haturkan.

madah pujian kami gemakan
tutur kata dan ramah tamah kami utarakan.

Kristus...
disini, misimu tercabik dicibir bibir bebal, tiada puing-puing tanpa ada bayang-bayang diremas, 

diremuk nan dirampas tangan jahil, entah kemana damai, entah dimana adilnya, 

Hanya cemas dipalung relung para insani. seperti Kristus dipangkuan ibunya yang cemas

Kristus,
pada rahim-rahim hitam perkasa nan cadas.

tempat berpulang segala resah anak-anak keriting, terasa enggan disebut nyaman dalam pelukan cinta.

ketik mama-mama terungsi dari sisiran serdadu, ketika mama-mama menyisir jualan dibawah terik mentari

Kristus
dengan peluh nan pilu selalu meridho pada-Mu,
sepanjang napas doa tak terbatas berpulang,

Meradang luntah dengan pinta keadilan-mu, beralas bumi menengadah pinta keberpihakan-mu.

Kristus bertahtalah dipangkuan mama-mama,

Nabire, 30/12/20
Giyai Aleks

Ket:
Foto mama2 dari Intan Jaya mengungsi ke kota.

Pos, Atmind.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topik Komentar antara Kristian Griapon dan Pengamat Papua Barat asal Australia, Andrew Johnson, Perselisihan antara Indonesia dan Belanda adalah setelah 1945

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Topik Komentar antara Kristian Griapon dan ...