Senin, 05 September 2022

KUEJA NAMAMU, BAPAK

Oleh: Puisi lentera merah.

Tetesan Air Mata Ibunda, Kota Jeruk, Melangkah Tanpa Alas Kaki, Pelan-pelan kueja namamu, Bapak.

Ketika aku lapuk dan tak menemukan arah jalan.

Aku malah mengenang-ngenang jejak jalanmu.

Kau yang teleh bernisan
tak bisa kupingkiri.

Aku menginginkan adanya busurmu.

Di dalam sunyi dan hening mata, Mama.

Biarlah rasa manusiawi ini meledaka....

Namun, apa arti air mata dan kesedihan yang tak dapat.

Menolongku menemukan arah jalan...

Aku eja namamu, Bapak
pelan-pelan ku selipkan dengan do'a-do'a.

Dalam bait-bait sajak dan puisi-puisiku.

Maka,
aku peluk rindu yang berlirih
di tubuh Mama yang sepi.

Dalam malam-malam ..
Kejam ini.

Pos. Atmind

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Topik Komentar antara Kristian Griapon dan Pengamat Papua Barat asal Australia, Andrew Johnson, Perselisihan antara Indonesia dan Belanda adalah setelah 1945

Tetesan Air Mata Ibunda-Kota Tua- Kota Holandia Jayapura -Melangka Tanpa Alas Kaki- Topik Komentar antara Kristian Griapon dan ...